Fri. Sep 27th, 2024

Miris! Hanya 35 Persen Anak Indonesia yang Sembuh dari Kanker, Apa Penyebabnya?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kanker anak masih menjadi ancaman yang ditakuti di Indonesia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya terdapat lebih dari 400.000 kasus baru kanker pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Di Indonesia, angka ini mencapai 11.000 anak yang terdiagnosis kanker setiap tahunnya.

Namun yang lebih mengkhawatirkan, hanya 20 hingga 35 persen di antaranya yang berhasil sembuh. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan negara maju yang tingkat kesembuhannya mencapai 70 hingga 80 persen. Bisakah kanker anak disembuhkan?

Ada sejumlah faktor kunci yang berkontribusi terhadap rendahnya kejadian kanker pada anak di Indonesia. Salah satu faktor terpenting adalah keterlambatan diagnosis. Dokter Yaulia Yanrismet, dokter spesialis anak, menjelaskan masih banyak orang tua di Indonesia yang terlambat membawa anaknya ke dokter atau rumah sakit.

Banyak kanker yang ditemukan ketika sudah stadium lanjut dan sudah menyebar, ujarnya. Hal ini jelas menurunkan peluang kesembuhan. Apa ilusi tentang nasib buruk anak kanker?

Salah satu penyebab banyak orang tua terlambat memeriksakan anaknya adalah karena masih banyaknya mitos mengenai kanker.

Beberapa orang tua percaya bahwa gejala seperti demam selama beberapa hari atau penurunan berat badan yang parah bukanlah hal yang serius. Padahal, gejala-gejala tersebut bisa jadi merupakan tanda awal penyakit kanker, terutama leukemia, yang merupakan jenis kanker paling umum terjadi pada anak-anak Indonesia.

Selain mitos, keterbatasan layanan kesehatan juga menjadi kendala utama dalam melakukan diagnosis dini.

 

 

Di banyak wilayah di Indonesia, fasilitas kesehatan dasar masih belum memiliki peralatan yang cukup untuk mendeteksi kanker pada anak.

Akibatnya, anak-anak dikirim ke rumah sakit besar, yang seringkali memerlukan banyak waktu dan uang. Artinya, diagnosis seringkali terlambat sehingga pengobatan kanker pun ikut tertunda. Kurangnya pengetahuan dan pendidikan kesehatan

Tak hanya di kalangan orang tua, rendahnya pengetahuan mengenai penyakit kanker juga terjadi di kalangan tenaga medis, khususnya di daerah terpencil. Banyak dokter atau perawat di puskesmas kota tidak cukup terlatih mengenai tanda-tanda awal kanker pada anak, sehingga gejala kanker sering kali terlewatkan.

 

Jenis kanker yang paling umum menyerang anak-anak Indonesia adalah leukemia (leukemia), limfoma (limfoma), dan tumor otak. Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya kanker pada anak belum diketahui secara pasti.

Namun banyak faktor, seperti penyakit genetik, paparan radiasi, lingkungan yang buruk, dan pola makan yang buruk, diduga kuat menjadi penyebab kanker.  

Deteksi dini merupakan kunci untuk meningkatkan peluang kesembuhan pada anak penderita kanker. Profesor Dr Djajadiman Gatot, seorang ahli onkologi anak, menekankan pentingnya skrining pada anak untuk mengetahui tanda-tanda kanker.

“Jika kanker ditemukan sejak dini, peluang kesembuhannya lebih besar jika sudah ada pada stadium lanjut,” ujarnya.

Kisah-kisah inspiratif datang dari pasien-pasien sang profesor. Djajajadiman yang sembuh dari leukemia. Bahkan ada di antara mereka yang datang kepadanya setelah dewasa dan memintanya menjadi saksi dalam pernikahan mereka.

“Ini adalah saat yang menyenangkan melihat mereka tumbuh dan melawan kanker,” kata Profesor Djajadiman.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *