Fri. Sep 27th, 2024

Indonesia Kutuk Pembantaian 112 Warga Palestina di Gaza oleh Israel

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) pada Kamis (29 Februari 2024) merespons serangan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza saat mereka sedang menunggu bantuan.

“Indonesia mengutuk keras penembakan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza yang menewaskan sedikitnya 100 orang pencari bantuan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI melalui Platform X alias Twitter, Sabtu (2 Maret).

Seolah belum cukup, Kementerian Luar Negeri RI pun bertanya: “Apakah krisis kemanusiaan ini belum cukup bagi Dewan Keamanan PBB untuk menyetujui resolusi terkait penghentian pertempuran?”

Surat kabar VOA Indonesia, internasional menyerukan penyelidikan atas tragedi yang menewaskan 112 warga Palestina itu.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa “penyelidikan independen” diperlukan untuk memahami alasan dan pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa mengerikan tersebut. Juru bicara Gedung Putih juga mengatakan bahwa kejadian ini perlu diselidiki secara menyeluruh.

Saksi mata Palestina menuduh pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang menunggu untuk menerima bantuan dari kelompok yang mendekat. Israel membantah berita tersebut, mengatakan banyak orang tertimpa dan tertimpa truk bantuan yang melarikan diri.

Juru bicara tentara Israel mengaku pasukannya hanya melepaskan beberapa tembakan untuk membubarkan massa.

“Tidak ada serangan yang dilakukan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) terhadap sekutu,” kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam video yang diunggah di platform media sosial X, Kamis (29 Februari).

Dia mengatakan tank-tank Israel berada di sana untuk mengamankan koridor kemanusiaan agar konvoi 38 truk yang membawa bantuan dapat lewat.

Perwakilan Palestina di PBB, Riyad Mansour, menyebut tragedi hari Kamis itu sebagai pembunuhan.

“Informasi yang kami peroleh sebagian besar terdapat peluru di kepala,” ujarnya menjelaskan kondisi korban luka, Kamis.

“Tidak seperti menembak ke udara untuk mengendalikan orang ketika terjadi kekacauan dan kekacauan. Ini ditujukan untuk pembunuhan yang disengaja.”

PBB mengatakan tim gabungan dari kantor bantuan kemanusiaan UNICEF dan WHO mengunjungi al-Shifa, rumah sakit utama di Kota Gaza, pada Jumat (1/3).

“Mereka membawa obat-obatan, vaksin, dan bahan bakar agar rumah sakit dapat terus beroperasi,” kata juru bicara PBB Stéphane Dujarric.

Al Shifa dikatakan telah merawat lebih dari 700 orang yang terluka dalam bencana hari Kamis itu. Menurut Dujarric, sekitar 200 di antaranya masih dirawat di rumah sakit.

“Saat tim berkunjung, staf rumah sakit memberi tahu mereka bahwa mereka telah menerima lebih dari 70 jenazah yang terbunuh,” kata Dujarric.

Ketika ditanya apakah mereka mengalami luka tembak, Dujarric mengatakan dia tidak yakin tim PBB telah memeriksa jenazah tersebut.

“Namun, di antara pasien terluka yang mereka lihat sedang dirawat, terdapat sejumlah besar luka tembak,” kata Dujarric.

Turki, Arab Saudi, Mesir dan Yordania bersama-sama mengutuk krisis ini pada hari Kamis.

Kementerian luar negeri Turki menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza dan mengatakan bahwa insiden hari Kamis adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

Oleh karena itu, kami menyerukan kepada semua pihak yang memiliki pengaruh terhadap pemerintah Israel untuk menghentikan kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza, kata pernyataan Turki.

Pemerintah Brazil mengatakan pada hari Jumat bahwa gencatan senjata, bantuan penuh kepada masyarakat Gaza dan pembebasan semua sandera adalah hal yang mendesak.

“Masyarakat telah mengecewakan sebagian besar warga Gaza dan inilah waktunya untuk mencegah pembantaian lagi,” kata pernyataan Brazil.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan keprihatinannya bahwa serangan brutal yang dilakukan Israel dan penduduk Gaza pada hari Kamis dapat mempengaruhi perundingan saat ini mengenai pembebasan sisa sandera Hamas dan penghentian permusuhan selama enam minggu. .

Pejabat kesehatan di Jalur Gaza mengatakan kekerasan baru-baru ini membuat jumlah warga Palestina yang tewas dalam perang antara Hamas dan Israel sejak 7 Oktober 2023 menjadi lebih dari 30.000 orang, dengan 70.000 lainnya terluka dan banyak lagi yang hilang di bawah reruntuhan.

Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya. Sekitar 100 orang di antaranya dibebaskan pada masa tenang pertempuran di bulan November.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *