Fri. Sep 27th, 2024

Kualitas Air Minum dan Sanitasi yang Buruk Tingkatkan Risiko Stunting Hampir 1,5 Kali

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Kajian ilmiah Lembaga Kesehatan Indonesia (FKI) menemukan bahwa kebersihan yang baik dan akses terhadap air bersih menjadi faktor utama pencegahan stunting.

Studi bertajuk “Memahami Pertumbuhan Jangka Pendek dari Inti” menyatakan bahwa daerah dengan akses terbatas terhadap fasilitas air bersih dan sanitasi memiliki tingkat pertumbuhan jangka pendek yang lebih tinggi dibandingkan daerah dengan akses sanitasi baik.

Melalui studi literatur dan analisis data keluarga mengenai risiko stunting yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), FKI menemukan bahwa kualitas air minum dan kebersihan lingkungan keluarga yang buruk meningkatkan risiko stunting sekitar 1,5 kali lipat.

Menurut Direktur Eksekutif FKI, Profesor Nila F Moeloek, fakta tersebut dicapai melalui analisis mendalam melalui tinjauan sistematis dan uji skala prioritas melalui pendekatan diagnosis komunitas yang belum banyak diterapkan dalam kebijakan kesehatan Indonesia.

“Studi FKI ini menunjukkan bahwa pencegahan stunting tidak bisa hanya fokus pada intervensi gizi saja, namun dalam jangka panjang kebersihan lingkungan dan akses terhadap air bersih harus lebih diperhatikan lagi agar pencegahan stunting dapat dilakukan secara optimal,” kata Nila dalam siaran persnya. diposting”, ditulis Minggu (22/9/2024).

Kebersihan yang buruk membuat anak rentan terhadap infeksi seperti diare, sehingga mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk malnutrisi. Wanita yang pernah menjabat Menteri Kesehatan Indonesia pada tahun 2014-2019 ini menambahkan: “Inilah sebabnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak sangat penting untuk menjamin pertumbuhan anak yang sehat dan menghilangkan penundaan.

Kajian FKI juga mengidentifikasi tiga faktor kunci yang mempunyai dampak besar terhadap pencegahan jangka pendek dan jangka panjang, yaitu: pengurangan anemia (melalui skrining, optimalisasi tablet suplemen darah dan intervensi nutrisi lainnya); meningkatkan akses dan kualitas air sanitasi dan air minum atau air bersih; dan meningkatkan kualitas pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care/ANC).

Hal ini dilakukan oleh tim peneliti kedokteran komunitas FKUI yang dipimpin oleh Dr. Ray Wagiu Basrowi bersama dokter Levina Chandra Khoe dan Ir Wahyu Handayani.

Melalui tinjauan sistematik yang menyeluruh, tim FKI juga menemukan hasil yang konsisten dari sejumlah penelitian skala besar mengenai anemia ibu yang meningkatkan risiko perawakan pendek hingga 2,3 kali lipat, tambah Ray.

Ray menjelaskan: “Oleh karena itu, intervensi skrining anemia di masyarakat, pelayanan primer dan pasca melahirkan, optimalisasi asupan zat besi, tablet suplemen darah dan asupan gizi sumber protein dan zat besi harus menjadi intervensi prioritas bagi ibu hamil untuk mencegah terjadinya perawakan pendek. secara berkelanjutan”. .

Dijelaskan pula bahwa stunting merupakan suatu kondisi dimana anak tumbuh kurang dari standar usianya akibat kekurangan gizi kronis. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya makanan bergizi, namun juga erat kaitannya dengan lingkungan hidup yang tidak sehat.

Stunting telah menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 21,6 persen anak usia di bawah lima tahun di Indonesia masih menderita stunting. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, namun juga berdampak jangka panjang terhadap perkembangan kognitif, prestasi akademik, dan produktivitas ekonomi di masa depan.

“Kami menyerukan kolaborasi antarsektor yang lebih kuat, terutama di daerah terpencil, untuk memastikan setiap anak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak,” imbau Nila Molok.

Nila juga berharap hasil tersebut dapat menjadi pendorong bagi pemerintah, organisasi sosial, dan swasta untuk mempercepat implementasi kebijakan dan program yang meningkatkan kondisi kesehatan di seluruh Indonesia.

Kesimpulan penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan akses terhadap air bersih dan air minum, serta sanitasi yang memadai sebagai bagian dari solusi komprehensif untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia.

Selain itu, optimalisasi skrining dan pencegahan anemia, seperti intervensi pemberian tablet zat besi atau konsumsi nutrisi protein dan sumber zat besi sangat penting.

Pada akhir Nila menyampaikan, upaya terpadu ini diharapkan dapat memberikan hasil nyata dalam menurunkan prevalensi perawakan pendek serta menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan produktif.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *