Fri. Sep 27th, 2024

Pemkab Dukung Polbangtan Kementan Kembangkan Petani Milenial Malang

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Kementerian Pertanian RI bersama International Fund for Agriculture (IFAD) melalui Youth Employment and Entrepreneurship Support Services Program (YESS) di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Timur, termasuk Kabupaten Malang.

Kementan bersama IFAD berupaya melakukan hal tersebut melalui Program YESS dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sebagai Unit Pelaksana Proyek Provinsi [PPIU] di beberapa provinsi, termasuk Polbangtan Malang sebagai PPIU di YESS Jatim. Program

Dukungan dan partisipasi aktif pemerintah daerah turut menentukan keberhasilan Program YESS, seperti upaya Polres Malang meningkatkan sinergi dengan Pemerintah Kabupaten Malang melalui kegiatan District Multi-Party Stakeholder Forum [DMSF] di Malang pada Rabu [6/6] di Ruang Rapat Anusapati Jl Merdeka Timur No. 3 Malang.

Kegiatan DMSF juga ditujukan pada sikap teknis tata kelola dan regulasi yang harus dipenuhi oleh pelaksana dan pihak terkait [stakeholder] secara terstruktur dan sistematis untuk memaksimalkan kegiatan pendampingan petani milenial di wilayah binaan.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mendorong para petani muda Indonesia untuk menjadikan pendidikan vokasi sebagai pusat pembelajaran bagi petani milenial dan pengusaha muda agribisnis.

“Saya yakin Polbangtan akan memberikan dukungan yang signifikan dalam pengembangan usaha pertanian yang modern dan mandiri,” ujarnya.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penyuluhan Pertanian Kementerian Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan era modernisasi merupakan ladang emas bagi profesi pertanian.

“Memilih pertanian sebagai sumber penghidupan merupakan sebuah harapan dan memegang peranan penting,” ujarnya.

Direktur Polbangtan Malang Setya Budhi Udrayana menegaskan, PPIU Jatim dan seluruh jajarannya terus berupaya maksimal mengembangkan kelembagaan petani milenial sebagaimana amanah BPPSDMP Kementerian Pertanian.

“Kami berharap mendapat bimbingan konstruktif dari semua pihak untuk mengembangkan petani muda di Jawa Timur dan sekitarnya,” ujarnya.

 

Upaya ini, kata Udrayana, diharapkan bisa lebih cepat dan efektif, sehingga Kementerian Pertanian bisa merespon dengan baik tantangan ketahanan pangan melalui generasi milenial.

Pertemuan DMSF dihadiri oleh pemangku kepentingan seperti Bupati Malang HM Sanusi; Kepala Pemerintahan Bapedda Kabupaten Malang, Tomie Herawanto; Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Avicenna M Saniputra; Direktur Polbangtan Malang Setya Budhi Udrayana selaku PPIU Jawa Timur; Organisasi perangkat desa [OPD] se-Kabupaten Malang dan penyuluhan pertanian seperti BDSP dan petani milenial dibantu program YESS.

Bupati Malang HM Sanusi meminta Bappeda mengkaji dan merumuskan keberlanjutan program YESS dengan didukung regulasi dan kebijakan pendampingan berkelanjutan kepada petani milenial.

“Tentu saja kami sepakat bahwa Program YESS dirancang untuk menghasilkan wirausaha muda pedesaan yang kuat dan terampil serta menghasilkan lapangan kerja terampil di sektor pertanian,” ujarnya.

Malang, salah satu kabupaten di Jawa Timur, menjadi lokasi pelaksanaan program YESS. Saat ini memfasilitasi 13.000 petani muda melalui serangkaian pelatihan seperti Promosi Bisnis, Manajemen Bisnis, Literasi Keuangan dan Rencana Bisnis.

 

Program YESS 2023 juga memfasilitasi pembelajaran luar negeri di Taiwan dengan mengirimkan 23 petani milenial dengan harapan dapat menerapkan sistem pertanian di Taiwan yang akan dikembangkan di Indonesia.

Kepala Bappeda Pemerintah Kabupaten Malang Tomie Herawanto berharap DMSF tidak hanya sekedar berdiskusi tetapi bertindak merancang sinergi bagi generasi muda di sektor pertanian. Seluruh OPD dapat berkomitmen penuh untuk mendukung program YESS.

“Desa dapat memanfaatkan 20% anggaran APBDesa untuk ketahanan pangan pengusaha pertanian melalui sinergi Program YESS,” ujarnya.

Selain itu, Program YESS Kementerian Pertanian Tahun 2024 merupakan tahun yang dilaksanakan di Kabupaten Malang sejak tahun 2021. Hasilnya, sebagian pemuda petani sudah mampu merintis usaha pertanian mulai dari budidaya hingga pengolahan.

“Tentunya harus ada regenerasi yang berkesinambungan, tidak hanya bergantung pada lapangan kerja, tapi mampu mengembangkan lapangan kerja dan kewirausahaan pertanian seperti yang sudah ada,” kata Avicenna.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *