Sat. Sep 28th, 2024

Terobosan Makanan Minuman dengan Lebih Sedikit Gula dan Sodium Tanpa Mengorbankan Cita Rasa

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Gagasan tentang makanan dan minuman sehat sebaiknya dibuang sedikit. Dengan berkembangnya teknologi, kini berbagai masakan dikatakan tetap bisa nikmat, namun tidak akan memberikan efek negatif bagi tubuh. Pertama, perusahaan makanan Kerry menawarkan produk rendah gula dan natrium.

“Gaya hidup masyarakat telah berubah karena pandemi ini. 80 persen (konsumen) telah mengubah pilihan mereka dalam memilih makanan dan minuman setelah COVID. Ada pergeseran ke arah gaya hidup sehat dan berkelanjutan,” kata Manajer Kerry Indonesia General, Janeley Haryono, di booth perusahaannya di -Food and Exhibition Beverage Asia (FiA) Indonesia, JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu, 4 September 2024.

Namun, General Manager Kerry Retail Asia Tenggara William Kelly mengatakan selera tidak bisa dinegosiasikan dengan pelanggan Indonesia. “Rasa yang kuat dan harga produk yang terjangkau masih menjadi faktor penting (bagi pelanggan Indonesia),” ujarnya bersamaan.

Oleh karena itu, tim mereka melakukan pendekatan berbeda, termasuk visi teknologi, untuk menciptakan produk yang sehat, tetap bagus, dan harganya tetap terjangkau, kata mereka. Janeley mengatakan Kerry perlu melakukan perubahan teknologi untuk menjaga cita rasa produk.

“Bisa menurunkan kadar gula dengan ekstrak alami sampai 50 persen. Jadi teknologi kita meniru rasa gula. Memang tidak mudah, tapi kita usahakan meniru sedekat mungkin (dengan rasa gula pertama),” tuturnya. .

Teknologi ini, menurut Janeley, memungkinkan Kerry bekerja sama, khususnya dengan merek minuman yang ingin mengurangi kandungan gula pada produknya. “Lima puluh persen (pengurangan gula) di sini, misalnya produk yang sebelumnya kandungan gulanya 26 gram, dengan teknologi Kerry bisa dikurangi 50 persen (jadi sekitar 13 gram) tanpa banyak perubahan rasa,” ujarnya.

Wakil Presiden Taste, RDA, Kerry APAC, Timur Tengah dan Afrika Dr. Um Ki Won mengatakan sebenarnya tubuh membutuhkan gula. Mengonsumsinya secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, ia menggunakan bahan tambahan alami yang tidak dijelaskan secara detail untuk mengurangi risiko konsumsi gula berlebihan.

“Kami telah mengembangkan teknologi yang sangat kompleks untuk memastikan makanan (gula dalam produk) seimbang,” ujarnya. Sementara itu, dengan teknologinya, Kerry mengaku bisa menurunkan kandungan natrium hingga 40 persen tanpa banyak mengubah rasanya, terutama pada makanan lain, seperti keripik.

Inisiatifnya tidak berhenti sampai disitu saja, karena perusahaan memiliki pendekatan lokal dalam pengembangan produk, terutama dari segi cita rasa. “Indonesia mempunyai banyak cita rasa yang kaya dan inspiratif,” kata Dr. Um.

Janeley mengatakan perusahaan Irlandia tersebut mengembangkan cita rasa lokal pada produk mereka dengan “mengunjungi pasar”. Dia berkata: “Tim kami merasakan apa yang mereka sukai dan memahami seperti apa pola makan pelanggan.”

William mengatakan kelompoknya berinvestasi besar dalam hal ini dengan membuka Karawang Taste Plant tahun lalu. Ini adalah institusi yang secara eksklusif akan mempromosikan cita rasa lokal. “Kami bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk menggunakan bahan-bahan terbaik Indonesia,” ujarnya.

Pusat ini juga menyentuh aspek keberlanjutan kelompok. Dengan memproduksi dan mencari bahan secara lokal, mereka berharap dapat mengurangi jejak karbon dari pemrosesan produk. Namun tidak disebutkan secara jelas berapa banyak emisi CO2 yang bisa dikurangi akibat rencana ini.

Praktik berkelanjutan lainnya yang dilakukan oleh perusahaan Kerry, Red Arrow, dikatakan dapat mengurangi penggunaan energi saat melakukan penyemprotan sebesar 42 persen. Selain dijanjikan akan menjaga lingkungan dengan baik, teknologi ini disebut-sebut murah, namun tidak disebutkan berapa persentase biaya produksi yang bisa ditekan.

Gagasan tentang keberlanjutan ini sebenarnya berdampak pada produk susu mereka terlebih dahulu. Saus keju buatan perusahaan ini dikatakan mampu mengurangi jejak karbon sebesar 13 persen, sedangkan kue kejunya dikatakan mampu mengurangi emisi karbon hingga 25 persen dibandingkan produk olahan konvensional.

Janeley berkata: “Kami tidak memaksakan teknologi untuk menjaga rasa lezat. Pertama-tama kami mempelajari keinginan konsumen dan kemudian teknologi kami beradaptasi dengan kebutuhan tersebut.” Di Indonesia, kata dia, timnya terus meneliti rasa favorit.

Salah satu item yang dipamerkan di FiA Indonesia 2024 adalah keripik rasa daging sapi. Selain itu, pengunjung pameran yang masih berlangsung hingga hari ini, Jumat (6/9/2024), bisa mencicipi mie kuah konro.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *