Sat. Sep 28th, 2024

DPRD Akan Panggil Dinas Pendidikan, Buntut Kasus Mark Up Nilai Siswa SMPN 19 Depok

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Ketua Departemen D DPRD Kota Depok Supriatni berencana memanggil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait tudingan pengecekan nilai guru yang tidak beretika di SMPN 19 Depok untuk memudahkan penerimaan siswa. Sekolah Menengah Negeri.

“Kami sedang mencari klasifikasi dan langkah-langkah yang harus diambil, agar pendidikan di Depok tidak kotor,” ujarnya, di Depok, Kamis (18/7/2024).

Supriatni menyayangkan tindakan oknum tenaga pengajar bidang pendidikan di Kota Depok. Menurutnya, Kota Depok dikenal memiliki sistem pendidikan yang baik dan didukung oleh banyak perguruan tinggi.

“Kita punya Universitas Indonesia, Universitas Islam Internasional Indonesia, dan perguruan tinggi swasta yang bagus, Gunadarma,” ujarnya.

Politisi Golkar ini menyerukan pengusutan menyeluruh dan penyelesaian situasi yang memburuk. Pelanggar bisa ditindak dengan perbaikan rapor atau sanksi agar efektif dan tidak terulang lagi di tahun depan.

“Jangan ditangkap lalu diyakini sudah selesai. Ini harus diberi sanksi tegas sesuai aturan terkait,” kata Supriatni.

Ia mengatakan, peristiwa yang melibatkan siswa SMPN 19 Depok tersebut memakan korban jiwa karena melanggar prinsip keadilan dan pembangunan pendidikan di daerah tersebut.

Kontroversi nilai memberikan dampak negatif terhadap pendidikan di Kota Depok, karena memberikan berbagai cara bagi siswa untuk masuk ke perguruan tinggi negeri.

“Sungguh menyedihkan, ketika anak-anak kita yang tidak mampu berharap jarak rumah mereka cukup untuk pergi ke sekolah, ini hanya permainan untuk menambah poin yang mereka ikuti, itu melanggar prinsip keadilan dan kewajaran, ” kata Supriatni. . .

Supriatni mengatakan, 51 siswa yang ditolak masuk SMA Depok tersebut bisa segera memberikan bantuan. Para siswa akan segera mencari sekolah yang akan menggantikannya agar studi 51 siswa tersebut tidak terganggu akibat skandal penilaian.

“Tidak ada yang baik untuk anak-anak kita, sekarang mereka di MPLS, harus ada solusi untuk anak-anak kita, jangan sampai mereka kehilangan hak bersekolah, merekalah yang menjadi fokus utama saat ini,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Depok Sutarno mengaku tidak memberikan dukungan psikologis kepada 51 anak yang tidak diterima di SMA Negeri di Depok.

Namun jika diperlukan pendampingan psikologis bagi siswa yang didiskualifikasi, Dinas Pendidikan Depok akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait.

“Langkah itu belum kami ambil, tapi kami siap menyiapkan psikolog jika dibutuhkan nanti,” kata Sutarno.

 

Diperkirakan siswa yang dikeluarkan dari SMA Negeri akan melanjutkan ke SMA Swasta. Dinas Pendidikan Kota Depok akan terus melakukan pemantauan terhadap 51 siswa tersebut dan melakukan evaluasi terkait perkembangan siswanya.

Sutarno mengatakan, “Kami tidak akan diam saja di sini, tapi kami akan mengevaluasi perkembangan dan kemajuannya.”

Saat ditanya penyebab skandal itu terjadi karena alasan ekonomi atau penciptaan lapangan kerja, Sutarno mengaku masih belum mengetahui alasan SMPN 19 Depok dibendera.

Dinas Pendidikan Kota Depok fokus memberikan bantuan kepada siswa untuk masuk perguruan tinggi swasta.

Baru kemarin karena ada informasi itu. Langsung kita sampaikan karena memang sedang dievaluasi, dikendalikan, dan sebagainya,” kata Sutarno.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *