Sat. Sep 28th, 2024

132.000 Gamers Jadi Target Kejahatan Siber, Game Anak Paling Banyak Diincar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Jumlah pemain yang menjadi sasaran kejahatan siber meningkat 30 persen dalam enam bulan pertama tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peneliti Kaspersky mengatakan lebih dari 132.000 pengguna menjadi sasaran penjahat dunia maya.

Dalam keterangan Kaspersky, Senin (9/9/2024), penjahat dunia maya mengklasifikasikan ancaman tersebut sebagai video game populer yang ditujukan untuk anak-anak. Selama periode 1 Juli 2023 hingga 30 Juni 2024, terdapat 6,6 juta upaya serangan.

Dari 18 game yang dipilih untuk penelitian ini, unduhan terbanyak terkait dengan Minecraft, Roblox, dan Us. Menurut data Kaspersky, ada lebih dari 3 juta upaya pengunduhan berkedok Minecraft yang dirilis selama periode 6 bulan tersebut.

Kemungkinan besar, penjahat dunia maya atau penjahat dunia maya memilih jenis serangan ini karena popularitas game tersebut di kalangan gamer dan gamer yang menggunakan cheat dan mod.

Hal ini karena sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga, sehingga penyerang menyebarkan malware dengan meniru identitas aplikasi tersebut.

Pakar Kaspersky percaya bahwa kesuksesan pada tahun 2024 akan lebih tinggi akibat serangan tersebut. Selain itu, penjahat dunia maya memulai serangan siber yang canggih, menggunakan program terkini dan merencanakan strategi misterius, dibandingkan menggunakan serangan tradisional.

Selain itu, penjahat dunia maya semakin banyak menggunakan AI untuk memfasilitasi dan mempersonalisasi phishing sehingga pemain muda bisa lebih efektif.

Salah satu penipuan paling umum dalam game adalah tawaran untuk mendapatkan skin baru untuk karakter pemain. Skin ini dilengkapi dengan pakaian atau armor yang meningkatkan kemampuan hero.

Kaspersky menemukan contoh penipuan dengan game populer Valorant dan YouTuber Mr.Beast world. Dengan memilih blogger tersebut dan menggunakan gambar mereka, penipu berharap dapat menarik perhatian anak-anak dan melibatkan mereka dalam penipuan.

Untuk dapat mengambil kulit dari Tn. Hebatnya, pemain diminta memasukkan login dan kata sandi akun gamenya. Situasi ini memungkinkan penipu mencuri kredensial.

Selain daya tarik untuk mendapatkan skin, pemain juga diberikan uang di dalam game tersebut, misalnya pada game Pokemon Go pemain diminta memasukkan nama pengguna akunnya. Korban kemudian diminta melakukan survei untuk memastikan bahwa mereka bukan bot.

Ketika survei selesai, penerima diarahkan ke situs web palsu yang menjanjikan hadiah atau undian gratis. Tidak setelah data pribadi, seperti rincian kartu kredit, seluruh proses ini adalah cara mengarahkan pengguna ke penipuan lain, terutama yang berbahaya jika dilakukan langkah verifikasi yang tepat.

Pakar Keamanan Kaspersky Vasily M. Kolesnikov mengatakan: “Menyerang anak-anak telah menjadi ciri umum aktivitas kejahatan dunia maya.”

Ia mengatakan, edukasi mengenai keamanan siber merupakan hal yang penting dan diperlukan solusi terkait keamanan siber untuk membangun keselamatan anak di dunia maya.

Anak-anak juga harus diajarkan untuk meningkatkan pemikiran kritis, perilaku online yang bertanggung jawab, dan kesadaran akan masalah keamanan. Sehingga mereka bisa lebih memahami keamanan.

Berikut beberapa tip keamanan dunia maya untuk anak-anak: Orang tua harus berbicara secara terbuka dengan anak-anak mereka tentang bahaya yang dapat terjadi saat online. Bantu anak-anak memilih kata sandi unik dan mengubahnya secara rutin. Sertakan aturan dasar tentang apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan saat online dan jelaskan mengapa aturan ini harus dipatuhi. Edukasi keamanan siber, salah satunya dengan mengembangkan Kaspersky Cybersecurity Alphabet. Orang tua dapat menerapkan aplikasi digital khusus orang tua yang memasang fitur keamanan untuk mencegah anak mengunduh file berbahaya saat bermain.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *