Sun. Sep 29th, 2024

Ini yang Paus Fransiskus Suka dari Keluarga Indonesia, Bisa Dicontoh Negara Lain

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Paus Fransiskus memperpendek jumlah anak dalam keluarga Indonesia. Ia heran masih banyak keluarga di Indonesia yang memiliki anak hingga empat.

Menurut pria berusia 87 tahun ini, keluarga Indonesia yang masih ingin memiliki anak bisa mencontoh pasangan di negara lain.

“Mendengarkan keluarga dengan 3-4 anak adalah contoh yang baik bagi banyak negara,” kata Paus Fransiskus pada Rabu, 4 September 2024 saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka.

Menurut pria asal Argentina ini, sebagian besar pasangan saat ini, terutama di negara maju, tidak ingin memiliki anak. Di negara-negara maju, lebih banyak pasangan yang lebih memilih memiliki hewan peliharaan dibandingkan anak-anak.

“Banyak pasangan di banyak negara tidak ingin punya anak, tapi punya kucing atau anjing,” kata Paus Fransiskus.

Beliau kemudian melanjutkan untuk membahas bagaimana orang-orang yang beriman kepada ridho Tuhan dapat memohon keberkahan dalam mengembangkan usaha mandirinya. Sekarang, mereka yang tidak menyukainya mengarah pada kegagalan.

“Ada kalanya keimanan kepada Allah diutamakan, namun justru digunakan untuk menciptakan perpecahan dan meningkatkan kemarahan, bukannya mengedepankan perdamaian, persahabatan, dialog, rasa hormat, kerja sama, dan persaudaraan,” ujarnya.

Banyak negara mengatakan angka kelahiran menurun. Di Tiongkok, misalnya, dilaporkan bahwa departemen obstetri dan ginekologi ditutup di banyak rumah sakit di negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini.

Penutupan layanan ginekologi dan kebidanan diibaratkan musim dingin di Negeri Tirai Bambu. Saat ini Tiongkok sedang menghadapi permasalahan pada perekonomian nasionalnya.

Rendahnya angka kelahiran di negara ini disebabkan karena generasi muda di Tiongkok cenderung menghindari pernikahan dan tidak ingin memiliki anak. Ini berarti prospek untuk menghidupkan kembali populasi di negara ini tampaknya buruk, lapor Al Jazeera.

 

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, angka kelahiran warga Singapura di bawah 1,0. Berdasarkan data awal, jumlah telur akan turun menjadi 0,97 pada tahun 2023.

Angka tersebut turun dari rekor sebelumnya sebesar 1,04 pada tahun 2022 dan 1,12 pada tahun 2021, kata CNA.

Beberapa orang juga khawatir tentang biaya membesarkan anak, tekanan untuk menjadi orang tua yang baik atau sulitnya menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, tambahnya.

Menteri Indranee Rajah juga mengatakan bahwa rendahnya angka kelahiran di Singapura adalah bagian dari perubahan prioritas dan standar pribadi dunia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *