Sun. Sep 29th, 2024

3 Fenomena Langit Akan Terjadi Pada Akhir September 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Fenomena astronomi merupakan fenomena alam di luar angkasa yang dapat diamati dari bumi. Setiap bulannya, fenomena ini berubah akibat pergerakan benda langit yang memiliki orbit dan kecepatan berbeda.

Beberapa peristiwa langit akan terjadi pada akhir September 2024. Peristiwa astrologi akhir September 2024 yang akan terjadi antara lain kemunculan bintang Tsuchinshan-ATLAS C/2023 A3 hingga asteroid 2024 PT5.

Berikut daftar peristiwa langit di akhir September 2024.

1. Komet Tsuchinshan-ATLAS C/2023 A3

Komet Tsuchinshan-ATLAS C/2023 A3 atau komet A3 melintasi langit bumi pada akhir September 2024. Ini akan menjadi suatu kebetulan astronomis, karena komet A3 muncul pertama kali dalam 80 ribu tahun.

Para astronom memperkirakan komet A3 akan muncul satu jam sebelum matahari terbit empat pagi berturut-turut pada minggu ini. Hal ini terlihat dengan mata telanjang di langit malam dari akhir September hingga pertengahan Oktober.

Melansir Live Science, Jumat (27/09/2024), komet A3 diperkirakan akan mencapai kecerahan puncaknya pada 27 September 2024. Para astronom di belahan bumi utara akan dapat fokus pada komet tersebut beberapa ukuran di atas ufuk tenggara – matahari terbit sekitar 30 menit sebelum matahari terbit pada tanggal 27 September hingga 2 Oktober 2024.

Pada tanggal 29 September dan 30 September komet A3 akan bergabung dengan bulan sabit yang memudar. Meskipun komet A3 dapat dilihat dengan mata telanjang, komet ini bervariasi dan sulit diprediksi.

Komet A3 akan memperlihatkan gumpalan debu dan es penyusun komet yang lebih besar dan akan memudar saat mendekati Matahari. Kita belum tahu seberapa terang Komet A3 nantinya, namun beberapa astronom memperkirakan komet tersebut bisa seterang 20 bintang paling terang di langit malam.

Pada tanggal 30 September, komet tersebut akan menghilang di pagi hari bagi mereka yang berada di garis lintang tengah utara. Namun masih bisa disaksikan oleh siapa pun yang berada di dekat garis khatulistiwa, termasuk wilayah Indonesia hingga 2 Oktober 2024.

Setelah tanggal 2 Oktober 2024, komet A3 akan menghilang akibat jilatan api matahari, dan akan muncul kembali di langit malam belahan bumi utara pada hari Sabtu tanggal 12 Oktober. Saat itu, komet A3 akan mendekati Bumi.

Kemudian, komet tersebut akan berada di dekat belahan bumi barat.

 

2. Konjungsi Bulan dan Regulus

Melansir laman Langit Bumi, Jumat (27/09/2024), Bulan dan Regulus akan saling bersilangan di langit pada 29 September 2024. Peristiwa astrologi ini dikenal dengan istilah konjungsi, yaitu pertemuan dua atau lebih lagi. sesuatu di langit.

Artinya jika dilihat dari Bumi, Bulan dan Regulus akan tampak saling bersilangan atau bertemu di cakrawala. Untuk menemukannya, Anda bisa memulainya dengan mencari bulan atau bintang Leo di langit.

Keduanya akan muncul sebelum matahari terbit, tepatnya 75 menit sebelum fajar. Regulus adalah bintang paling terang di konstelasi Leo dan salah satu bintang paling terang yang terlihat dari Bumi.

Nama “Regulus” sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti “raja kecil”. Julukan ini sangat pas karena letaknya yang berada di jantung konstelasi Leo.

Meski tampak seperti cahaya tunggal, Regulus merupakan sistem bintang biner yang terdiri dari empat bintang yang tergabung dalam dua pasang.

 

3. Asteroid 2024 PT5

Bumi akan mengalami gerhana sementara pada 29 September hingga 25 November 2024. Gerhana sementara bumi adalah asteroid 2024 PT5.

Dilansir dari laman Luar Angkasa, Jumat (27/09/2024), Asteroid PT5 ditemukan pertama kali pada 7 Agustus 2024. Asteroid berdiameter 10 meter ini akan ditangkap oleh gaya Bumi sehingga akan mengelilingi Bumi. meskipun itu tidak akan berakhir. lingkaran penuh.

Setelah 25 November 2024, 2024 PT5 akan lepas dari pengaruh gravitasi bumi dan kembali ke orbit heliosentris mengelilingi matahari. Asteroid 2024 PT5 merupakan bagian dari gugusan benda dekat Bumi yang memiliki orbit yang sama dengan Bumi.

PT5 2024 merupakan asteroid dekat Bumi yang akan terkena dampak gerhana Bumi selama kurang lebih 53 hari. Asteroid ini hanya berkekuatan 22 magnitudo atau redup.

Artinya, bulan kedua tidak akan terlihat dengan mata telanjang, kecuali menggunakan teleskop yang diameternya kurang dari 30 inci. Belum lagi, jarak asteroid 2024 PT5 dari Bumi sekitar 3,44 juta kilometer, sangat jauh dari Bumi. ruang antara. Bumi dan bulan berjarak sekitar 384.400 kilometer.

Oleh karena itu, benda langit ini tidak akan menghiasi langit malam seperti bulan kedua, dan tidak akan berpengaruh apa pun terhadap bumi. Asteroid 2024 PT5 lebih cocok disebut bulan kecil karena termasuk dalam kategori bulan kecil yang hanya bertahan dalam jangka waktu tertentu.

Selain mengikuti Bulan sebagai satelit alami, Bumi juga memiliki Bulan Kuasi-satelit (quasi-satelit), Bulan Kecil, dan Bulan Hantu (ghost moon yang berbentuk awan debu). Saat ini dunia mencatat sebanyak tujuh gerhana bulan berturut-turut, salah satunya Kamo’oalewa.

PT5 2024 berasal dari sabuk asteroid Arjuna. Sabuk tersebut merupakan sabuk asteroid kedua yang terbentuk dari batuan luar angkasa.

Sabuk Arjuna memiliki jalur orbit yang mirip dengan Bumi, dengan jarak rata-rata ke Matahari 3.540 kilometer per jam.

Dalam beberapa kasus, gaya geomagnetik benda langit bisa menjadi negatif, sehingga untuk sementara “ditarik” ke bumi oleh Bulan.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *