Sun. Sep 29th, 2024

4 Fenomena Astronomi Oktober 2024, dari Hujan Meteor sampai Gerhana Matahari

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Fenomena astronomi merupakan fenomena alam di luar angkasa yang dapat diamati dari Bumi. setiap bulan Proses ini berubah seiring dengan pergerakan benda langit dengan orbit dan kecepatan yang berbeda.

Sejumlah peristiwa langit diperkirakan akan terjadi pada Oktober 2024. Oktober 2024 akan terjadi gerhana matahari dan hujan meteor.

Berikut peristiwa astronomi bulan Oktober 2024, mengutip laman kosmik Kamis (26/9/2024).

1. Gerhana Matahari Cincin

Pada 2 Oktober 2024, akan terjadi gerhana matahari total di Samudera Pasifik. Ini melintasi Chili selatan dan Argentina selatan. Saat gerhana cincin, Bulan bergerak di depan Matahari.

Fenomena astronomi ini terjadi ketika Bulan berada sedikit lebih jauh dari Bumi saat terjadi gerhana bulan dan tidak dapat menutupi seluruh piringan Matahari. Gerhana cincin disebut juga gerhana 2 Oktober 2024 karena akan meninggalkan cincin cahaya jernih di sekeliling bulan pada saat tersebut.

Saat gerhana terbesar di Samudera Pasifik, Bulan menutupi 93% pusat Matahari. Peristiwa ini menciptakan “cincin api” yang terlihat selama 7 menit 25 detik.

Gerhana Bulan Cincin 2 Oktober 2024 menjadi istimewa karena gerhana ini akan berlangsung lama. Gerhana ini akan lebih lama dibandingkan gerhana sirkumpolar terakhir pada 14 Oktober 2023 yang berlangsung 4 menit 52 detik.

2. Hujan meteor Draconid

Hujan meteor juga akan terjadi pada 6-10 Oktober 2024. Ledakan meteorit terjadi ketika meteorit terbakar di atmosfer bumi.

Benda-benda tersebut mungkin berasal dari sisa-sisa komet atau asteroid yang mengorbit Matahari. Hujan meteor Draconid akan berlangsung pada 6-10 Oktober 2024 dan puncaknya pada 8 Oktober 2024.

Pada Kamis (26/9/2024) laman NASA dipublikasikan. Hujan meteor Draconid disebabkan oleh puing-puing seperti es dan batuan sisa Komet 21P/Giacobini-Zinner. Komet ini melewati Tata Surya dan Bumi setiap 6,6 tahun sekali.

Dalam beberapa tahun terakhir, Draconid relatif tenang dan menghasilkan sangat sedikit meteorit. Tidak ada lonjakan aktivitas yang signifikan.

Draconid sangat berbeda dengan meteorit kuno yang menghasilkan hujan meteor paling mengesankan pada abad ke-20 pada tahun 1933 dan 1946. Menurut Royal Museums Greenwich, Draconid kadang-kadang disebut Giacobinids setelah Perancis. Astronom Michel Giacobini menemukan komet 21 P/Giacobini-Zinner.

Komet ini ditemukan oleh Giacobini pada tanggal 20 Desember 1900 di Observatorium Nice di Perancis. Kemudian diamati oleh Ernst Zinner pada tanggal 23 Oktober 1913.

Komet kecil ini berdiameter 1,24 mil (2 km) dan membutuhkan waktu sekitar 6,6 tahun untuk mengorbit Matahari.

 

3. Bulan purnama atau bulan purnama

Bulan purnama Hunter akan terjadi pada 17 Oktober 2024. Saat bulan bergerak dari cakrawala menuju matahari terbenam, bulan mungkin tampak lebih besar dan berwarna oranye.

Bulan purnama Orion pada Oktober 2024 akan mengorbit lebih dekat ke Bumi dibandingkan bulan purnama lainnya tahun ini. Peristiwa ini akan menjadikannya salah satu dari empat Supermoon pada tahun 2024.

Bulan purnama ini menjadi sinyal bagi para pemburu untuk bersiap menghadapi musim dingin yang akan datang dengan berburu. Ini karena hewan menggemukkan tubuhnya sebagai persiapan menghadapi musim dingin.

Selain itu, karena ladang dibuka saat panen, pemburu dapat dengan mudah melihat rusa dan hewan lain berburu makanan. Selain itu, rubah dan serigala juga keluar untuk memburu hewan tersebut.

Istilah bulan pemburu muncul pada tahun 1710. Beberapa sumber menyebutkan nama lain dari hunter’s moon adalah sanguine moon atau blood moon.

Hal ini disebabkan oleh darah akibat perburuan atau perubahan warna daun musim gugur.

 

4. Hujan meteor Orion

Hujan meteor Orionid aktif pada 26 September hingga 22 November 2024. Gerhana ini akan mencapai puncaknya antara tengah malam hingga dini hari pada 20-21 Oktober 2024.

Kondisi pengamatan Orionid tidak baik tahun ini, karena 79 persen cahayanya berada pada puncaknya. Hujan meteor Orionid terjadi ketika puing-puing atau es dan debu tertinggal oleh Komet 1P/Halley yang dikenal dengan Komet Halley.

Orionid bergerak melintasi langit dengan kecepatan 41 mil per detik (66 km) dan melambat menjadi hanya 3 mil per detik (5 km) per detik. Orionid dapat dilihat oleh pengamat langit di belahan bumi utara dan selatan; Cuaca memungkinkan.

Waktu terbaik untuk melihat hujan meteor Orionid, titik terang hujannya, adalah pada tengah malam hingga fajar saat bintang Orion sedang tinggi di langit. Orion terletak di ekuator langit dan terlihat dari seluruh dunia.

Jika Anda berada di belahan bumi utara, Orion berada di bagian barat daya langit. Jika berada di belahan bumi selatan, Orion bisa terlihat di langit barat laut.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *