Sun. Sep 29th, 2024

Harga Kripto Hari Ini 29 September 2024: Bitcoin Masih Parkir di Zona Hijau

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Harga Bitcoin dan uang kripto terkemuka lainnya terpantau mengalami pergerakan beragam pada Minggu (29/9/2024). Telah diamati bahwa sebagian besar cryptocurrency teratas sekali lagi berada di zona merah.

Berdasarkan data Coinmarketcap, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) terus menguat. Bitcoin naik 0,21% dalam 24 jam dan 3,29% dalam seminggu.

Saat ini harga Bitcoin adalah USD 65.921 per koin atau setara Rp 997 juta (dengan asumsi kurs Rp 15.124 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) kembali lemah. ETH turun 0,62 persen pada hari terakhir, namun masih naik 2,43 persen pada minggu ini. Ngomong-ngomong, saat ini ETH berada di level Rp 40,5 juta per koin. 

Kripto berikutnya, Binance coin (BNB) kembali lemah. Dalam 24 jam terakhir, BNB turun 1,07%, namun masih naik 2,03% untuk minggu ini. Hal ini membuat BNB bernilai Rp9,09 juta per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) kembali ke zona merah. ADA turun 0,28 persen dalam 24 jam terakhir, namun masih menguat 11,85 persen dalam sepekan. Sementara ADA berada di level Rp 6.066 per shilling.

Sedangkan Solana (SOL) juga mengalami penurunan berat badan. SOL turun 0,53 persen pada hari ini tetapi masih naik 4,95 persen pada minggu ini. Saat ini harga SOL adalah Rp 2,37 juta per koin. 

XRP tercatat masih berada di zona hijau. XRP naik 4,39% dalam 24 jam dan 2,78% dalam seminggu. Omong-omong, XRP saat ini dibandrol dengan harga Rp 9.298 per koin. 

Koin meme Dogecoin (DOGE) berubah menjadi hijau kembali. Di hari terakhir, DOGE terbang sebesar 3,94% dan 16,85% selama seminggu. Hal ini membuat DOGE diperdagangkan pada harga Rp 1.945 per token.

Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat, masing-masing menguat 0,01 persen. Harga keduanya masih tetap di $1,00.

Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global saat ini sebesar USD 2,31 triliun atau setara Rp 34,505 triliun, melemah sekitar 0,40% dalam sehari terakhir.

Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Teliti dan analisis sebelum Anda membeli dan menjual Kripto. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Sebelumnya, Bank Rakyat Tiongkok atau Bank Sentral Tiongkok baru saja mengumumkan paket stimulus besar-besaran yang menarik perhatian pasar global.

Menurut South China Morning Post, “kebijakan bazoka” menyusul penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve (Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS). Langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral Tiongkok juga mencakup pengurangan signifikan dalam persyaratan cadangan bank, serta pemotongan suku bunga hipotek sebesar 50 basis poin.

Alasannya adalah untuk menyuntikkan lebih banyak likuiditas ke dalam perekonomian dan meningkatkan sektor-sektor yang berkinerja buruk, terutama perumahan dan belanja konsumen. Tak lama setelah laporan tersebut dirilis, para penggemar mata uang kripto mulai berspekulasi tentang kemungkinan implikasi pelonggaran moneter Tiongkok terhadap aset digital.

Su Zhu, pendiri Three Arrows Capital yang sekarang sudah tidak ada lagi, mengatakan bahwa “siklus stimulus Tiongkok sedang berlangsung,” yang berarti harga kripto dapat memperoleh keuntungan dari langkah tersebut. Melansir Yahoo Finance pada Sabtu (28/09/2024), Ekonom Lyn Alden percaya bahwa harga Bitcoin secara historis terkait erat dengan likuiditas global, menunjukkan bahwa stimulus Tiongkok dapat mendukung valuasi mata uang kripto di masa depan.

 

 

Terlepas dari masalah mata uang kripto, pemerintah Tiongkok telah mencoba mendukung perekonomiannya dengan cara lain, termasuk menyuntikkan 800 miliar yuan untuk mendukung saham Tiongkok dan berencana untuk menciptakan dana stabilisasi pasar saham.

Langkah tersebut berhasil meningkatkan nilai indeks CSI 300 sebesar 7% dalam seminggu terakhir. Pemilihan waktu paket stimulus Tiongkok, yang sangat dekat dengan penurunan suku bunga pertama Federal Reserve dalam empat tahun terakhir, telah menciptakan lingkungan ekonomi global yang tidak biasa.

Secara klasik, situasi peningkatan likuiditas dan penurunan suku bunga biasanya menandakan saat yang baik untuk aset berisiko seperti saham dan mata uang kripto.

 

Tiongkok sebelumnya telah memantau secara ketat penggunaan aset virtual seperti kripto dan lainnya dalam aktivitas pencucian uang. Hal ini diungkapkan oleh pengadilan tertinggi negara tersebut. Menurut para ahli hukum, langkah pemerintah Tiongkok ini dapat meningkatkan risiko penuntutan atas perdagangan mata uang kripto.

Dalam interpretasi hukum yang diterbitkan Senin lalu oleh Mahkamah Agung Rakyat, pengadilan tertinggi Tiongkok, penggunaan aset virtual untuk mentransfer atau menukar hasil kejahatan termasuk dalam berbagai metode pencucian uang yang melanggar hukum pidana.

“Interpretasi hukum Pengadilan Tinggi meningkatkan risiko hukum yang dihadapi investor mata uang kripto Tiongkok Daratan saat melakukan perdagangan, tulis Shao Shiwei, pengacara di Mankun Law Firm di Shanghai,” dikutip Yahoo Finance, Jumat (23/08/2024).

Shiwei menambahkan, akibatnya, mulai saat ini, akan lebih sulit bagi pedagang USDT untuk beroperasi dan bagi masyarakat awam untuk dengan santai memperdagangkan mata uang kripto karena potensi risiko hukum yang tinggi.

Menurut Shao, jika investor biasa menerima hasil tindak pidana saat membeli atau menjual aset virtual, mereka bisa ditahan sebagai tersangka kasus pencucian uang. 

“Investor mata uang kripto di Tiongkok daratan harus lebih berhati-hati untuk menghindari terlibat dalam pencucian uang dan aktivitas ilegal lainnya secara tidak sengaja,” tambahnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *