Sun. Sep 29th, 2024

Forum Parlemen RI-Afrika Sepakati Kerja Sama Mulai dari Sektor Kesehatan hingga Ketahanan Pangan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Forum Parlemen Indonesia-Afrika (IAPF) telah menyiapkan perjanjian kerja sama di berbagai bidang, mulai dari bidang kesehatan hingga ketahanan pangan. Ketua DPR RI Puan Maharani selaku tuan rumah berharap penyelenggaraan IAPF dapat semakin mempererat hubungan Indonesia dan negara-negara Afrika.

“Secara umum forum hari ini sudah baik, positif, konstruktif dan menghasilkan rangkuman ketua Forum Parlemen Indonesia-Afrika,” kata Puan Maharani usai menutup pertemuan IAPF di Nusa Dua, Bali, Minggu (1 September 2024). .

Mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan”, IAPF menyelenggarakan tiga sesi diskusi mendalam dengan berbagai topik. Antara lain terkait kerja sama Selatan-Selatan, membangun masyarakat berketahanan, serta terkait kesehatan dan ketahanan pangan serta potensi perdagangan dan investasi.

Ini merupakan edisi pertama IAPF yang diselenggarakan oleh DPR. Puan mengatakan, acara tersebut merupakan salah satu upaya DPR untuk mempererat hubungan Indonesia dengan Afrika melalui jalur parlemen.

“Inisiatif penyelenggaraan IAPF pertama ini menunjukkan upaya DPR RI dalam berkontribusi memperkuat kerja sama dengan negara-negara Afrika,” kata perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR ini.

Selain Indonesia, delegasi dari 22 parlemen negara-negara Afrika turut serta dalam IAPF, yang juga dihadiri langsung oleh 7 ketua parlemen dan 2 wakil presiden parlemen. Beberapa negara Afrika menghadiri konferensi tersebut, antara lain Aljazair, Angola, Benin, Burundi, Djibouti, Eswatini, Ghana, Kenya, Malawi, Mauritius, Maroko, Nigeria, Tanzania, Tunisia, Zimbabwe, Ethiopia, Libya, Mozambik, Somalia, dan Afrika Selatan.

Puan juga menekankan pentingnya penyelenggaraan IAPF untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara Afrika

Forum tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat KAA (Konferensi Asia Afrika) 1955 dengan menjalankan misi perdamaian, melawan kolonialisme, dan mewujudkan kesejahteraan, jelas Puan.

 

Meski meninggalkan misi yang sama dengan KAA pada tahun 1955, namun IAPF disebut berbeda. Sebab, kata Puan, Parlemen kini berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan di Asia dan Afrika.

“Indonesia siap mendukung Agenda Afrika 2063, sejalan dengan kemajuan Indonesia yang diproyeksikan menjadi negara ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050,” kata Cucu Bung Karno.

“Parlemen dapat berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan global dan regional, termasuk permasalahan kesehatan seperti penyebaran MPAX,” tambah Puan.

Secara umum, rangkaian acara IAPF yang berlangsung sejak 31 Agustus hingga saat ini menyoroti beberapa poin penting dalam ringkasan ketua IAPF. Yang pertama adalah mengakui semangat Bandung sebagai landasan solidaritas dan kerja sama Selatan-Selatan.

Kemudian yang kedua adalah menyoroti peran parlemen sebagai representasi masyarakat dalam mendorong hubungan antar masyarakat antara Indonesia dan Afrika. Selain itu, rangkuman Presiden IAPF juga menyoroti pembangunan yang berpusat pada masyarakat di Afrika dan Indonesia.

Puan kemudian mengungkapkan kesimpulan keempat IAPF yaitu kesepakatan penjajakan kerja sama untuk memaksimalkan potensi sumber daya energi baru, ketahanan pangan, kesehatan, dan pertanian.

Rangkuman tersebut juga menegaskan komitmen DPR untuk memperkuat kerja sama antar parlemen, termasuk dalam penyusunan undang-undang, kata Puan.

 

Sebelumnya, saat menutup IAPF, Fuan mengungkapkan banyak seruan di ruang forum konferensi untuk mengakhiri genosida di Gaza, memastikan gencatan senjata dan akhirnya mengupayakan kemerdekaan penuh Palestina.

Puan juga meminta seluruh delegasi untuk memaparkan hasil pembahasannya ke ruang rapat parlemen di negaranya, sehingga hasil pembahasan di Bali dapat ditindaklanjuti.

“Dari lubuk hati masyarakat Indonesia, saya sampaikan salam persahabatan kepada masyarakat benua Afrika,” ujarnya.

Mengakhiri pidatonya, Puan kemudian mengutip pernyataan Bung Karno pada pembukaan KAA tahun 1955.

“Mari kita ingat, saudara dan saudari, kita orang Asia dan Afrika harus bersatu!” Puan berkata dengan lantang.

IAPF sendiri dipertahankan oleh DPR RI sebagai kelanjutan dari penyelenggaraan High Level Forum (FTT) Indonesia-Afrika yang diselenggarakan bersamaan di Bali oleh Pemerintah Indonesia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *