Sun. Sep 29th, 2024

Dinilai Langgar Perjanjian UAW, Begini Respons Stellantis

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Stellantis dan pekerja UAW (United Automobile Workers) atau serikat industri otomotif pernah terlibat konflik verbal terkait pembuatan dan kontrak mobil. Sebab, Stellantis melakukan klarifikasi terhadap kesepakatan yang dibuat atau “meremehkan situasi”.

Menurut Carscoops (26/9/2024), CEO Stellants Amerika Utara Carlos Zarlenga telah mengirimkan email kepada Presiden UAW Shawn Fain. Surat terbuka juga telah dikirimkan kepada perusahaan untuk meluruskan kontrak dengan UAW.

Situasi memanas tersebut disebabkan oleh sejumlah permasalahan, salah satunya Stellanti dianggap gagal memenuhi kewajiban kontraknya.

Serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi di Majelis Belvidere. Aksi ini ditunjukkan sebagai bentuk protes terhadap perusahaan Stellants dan serikat pekerja melakukan aksi mogok di beberapa lokasi produksi mobil.

“Belvidere Consolidated tidak akan meluncurkan Mopar Mega Hub pada tahun 2024, tidak akan mulai melakukan stempel Belvidere Mega Hub pada tahun 2025, dan tidak akan memulai produksi truk berukuran sedang di Belvidere pada tahun 2027,” ancam para pekerja serikat pekerja pada protes tersebut.

Stellantis, sementara itu, menanggapi tindakan UAW dengan mengatakan bahwa dia tidak takut dengan gertakan tersebut dan berusaha mengubah jumlah investasi produk dan lapangan kerja.

Perusahaan yakin mereka tidak melanggar kewajibannya terhadap UAW dan mengambil penundaan untuk menjaga daya saing dan keberlanjutan.

Stellantis mengulangi poin terakhir dalam surat publiknya, menjelaskan bahwa “investasi dan alokasi yang ditetapkan dalam Item 311 harus mendapat persetujuan dari Komite Alokasi Produk Stellantis dan bergantung pada kinerja pabrik, perubahan kondisi pasar, dan permintaan pelanggan yang terus meningkat. berkelanjutan dan berkelanjutan. volume yang menguntungkan untuk fasilitas terkait,” tegas Stellantis.

Perusahaan melanjutkan bahwa “investasi dan perjanjian ini bukanlah jaminan mutlak,” meskipun Fain “secara salah dan berulang kali” mengklaim bahwa hal tersebut merupakan jaminan mutlak.

Perusahaan juga menyebutkan “volatilitas yang jelas di pasar, terutama ketika industri beralih ke tenaga listrik.”

Mereka mencatat bahwa banyak perusahaan lain telah mengabaikan rencana elektrifikasi dan menunda tujuan mereka untuk hanya menggunakan kendaraan listrik.

Selain menjawab pertanyaan dari pihak perakitan Belvidere, Stellantis juga mengklarifikasi bahwa dirinya tidak mengumumkan rincian produksi mobil Dodge Durango generasi berikutnya.

Sesuai kesepakatan, mobil tersebut akan diproduksi di Detroit mulai tahun 2026. Namun menurut informasi yang beredar, mobil tersebut akan diproduksi di Majelis Windsor dengan Charger dan Charger Daytona.

Stellantis kemudian menyebutkan investasi miliaran dolar tersebut dan mengatakan bukan itu yang diklaim oleh presiden UAW.

“Kami sebenarnya sudah mengumumkan sekitar 30 persen dari hampir Rp 285 triliun yang tercakup dalam perjanjian tahun 2023, bukan hanya 2 persen seperti yang diklaim Fain,” kata Stellantis.

Perusahaan juga menambahkan bahwa pihaknya “telah mematuhi dan akan terus mematuhi perjanjian yang dibuat pada tahun 2023.”

Terlepas dari kritik Fain, perusahaan mengatakan CEO Carlos Tavares dan tim Amerika Utara siap bertemu dengan serikat pekerja untuk berdiskusi dan mencapai kesepakatan bersama.

“Bagaimana tindakan ini sesuai dengan CBA (collective bargaining agreement) atau perjanjian perundingan bersama,” jelas perusahaan Stellantis.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *