Mon. Sep 30th, 2024

Bahaya Batuk 100 Hari atau Pertusis, Bila Tak Segera Diobati Saluran Napas Bisa Lumpuh

matthewgenovesesongstudies.com, Ketua Satuan Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Anggraini Alam SpA (K) Jakarta mengatakan, pertusis bisa sangat berbahaya dan mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.

Pertusis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Exotoxin b pertussis. Penyakit ini bukanlah batuk ringan dan dapat berlangsung selama beberapa bulan sehingga disebut juga batuk 100 hari.

Jika seseorang tertular racun yang dikeluarkan bakteri tersebut, maka akan melumpuhkan saluran pernapasan.

“Racun yang dikeluarkan bakteri itu melumpuhkan saluran pernafasan, sehingga tidak bisa mengeluarkan dahak, mikrobanya menetap, dahak tidak habis-habis. Bayangkan berbulan-bulan,” kata wanita kesayangan Anggi itu. dalam jumpa pers bersama IDAI pada Jumat 23 Agustus 2024. Gejala Pertusis

Bayi dan orang tua bisa terkena pertusis. Bayi mungkin belum bisa mengeluarkan suara batuk melainkan hanya bunyi eeee eeeee, namun wajah bayi menjadi merah bahkan membiru. Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan henti napas, pendarahan pada mata, infeksi paru-paru, dan kejang akibat tekanan batuk yang terus menerus.

Namun gejala yang mengarah pada diagnosis pertusis baru bisa diketahui setelah 3 minggu batuk terus menerus, artinya sebagian besar penderita pertusis sudah memasuki stadium lanjut.

“Kalau batuk seperti ini, demamnya tidak tinggi, mungkin disertai pilek,” ujarnya.

 

Anggraini menjelaskan, setidaknya ada tiga tahapan perkembangan penyakit pertusis, tahap pertama seperti batuk disertai pilek yang sering tidak disadari masyarakat, kemudian tahap kedua, batuk semakin parah. bulan. , disertai muntah. Dan tahap ketiga, adalah penyembuhan yang biasanya berlangsung dalam jangka waktu lama.

Pada tahap kedua, gejala pada anak biasanya didiagnosis sebagai tuberkulosis atau alergi, dan dapat menyebabkan paru-paru berkembang tidak semestinya. Batuk yang parah juga dapat menyebabkan patah tulang, keropos jika memiliki riwayat hernia, dan anak menjadi tidak sehat.

“Kemudian kita bisa mendapatkan anak-anak yang tidak mau makan, tidak mau minum, tidak gizi buruk, mengalami pendarahan otak, kekurangan oksigen, bisa mengalami kejang-kejang, kerusakan otak, dan kematian,” kata Anggi. .

Anggi mengatakan, segera ke fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat gejala pertusis.

Jika diagnosis menunjukkan pertusis, pasien dapat menerima obat untuk mengurangi racun dari bakteri pertusis. Obat-obatan digunakan untuk mengurangi penularan dan mengobati batuk.

Pertusis yang tidak diobati merupakan penyakit menular. Satu orang yang terjangkit penyakit pertusis dapat menularkan kepada 7 orang lainnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *