Mon. Sep 30th, 2024

Komitmen Atasi DBD, Wamenkes Dante: Keberhasilan Penanggulangan Dengue Perlu Dukungan Semua Pihak

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Demam berdarah dengue (DBD) terus menjadi tantangan sistem kesehatan Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D, menambahkan pemerintah berkomitmen untuk terus memerangi DBD melalui pencegahan bersama.

Dante menjelaskan, komitmen pemerintah dituangkan dalam rencana pencegahan demam berdarah di negara tersebut.

“Melihat peningkatan kasus yang terjadi pada tahun 2023 hingga tahun 2024, menunjukkan perlunya perlindungan dan inovasi yang lebih baik. Untuk itu, pemerintah Indonesia menggalakkan kesepakatan dengan 6 negara Strategi pencegahan influenza yang meliputi: penguatan pengendalian influenza; peningkatan akses dan mengendalikan influenza yang efektif dan meningkatkan partisipasi masyarakat, manajemen dan kolaborasi serta menciptakan penelitian, intervensi, inovasi dan penelitian sebagai landasan kebijakan dan manajemen proyek,” kata Dante dalam siaran pers dan pidato “Indonesia Leaders in Dengue Prevention” bersama Takeda di Jakarta, Kamis, 19 September 2024. Perlu dukungan semua pihak

Meski demikian, Dante juga mengatakan, pemberantasan penyakit DBD juga memerlukan dukungan semua pihak, kerja sama dinilai sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan penyakit demam berdarah dengue.

“Tentunya keberhasilan pencegahan DBD tidak hanya bergantung pada komitmen pemerintah saja, namun juga memerlukan dukungan semua pihak. Kerja sama multidisiplin yang sinergis sangat penting untuk memastikan pencegahan DBD dapat efektif di seluruh Indonesia,” imbuhnya. .

 

 

 

Rencana Nasional Pengendalian Demam Berdarah Dengue 2021-2025 juga merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia untuk mengikuti Roadmap for Neglected Tropical Diseases (NTD) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2020-2030, karena demam berdarah merupakan salah satu kebutuhan penyakit tropis. akan dihilangkan pada tahun 2030.

Beberapa layanan yang diberikan pemerintah Indonesia antara lain inisiatif pemberantasan nyamuk dari 3M Plus, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J), serta program baru seperti pelepasan kelambu Wolbachia. Pemerintah juga mengembangkan berbagai kemitraan, antara lain menjadi tuan rumah World Arbovirus Summit 2024 Kementerian Kesehatan RI bersama Kaukus Kesehatan DPR RI, didukung oleh Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, World Mosquito Program, dan lintas sektor. Para pemangku kepentingan, juga meluncurkan Organisasi Bersama (KOBAR) Melawan Demam Berdarah pada tahun 2023 untuk mengembangkan respon komprehensif terhadap flu di Indonesia.

 

 

Komitmen tegas pencegahan DBD tidak hanya dari pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah. Hal ini terlihat dari pilot project yang dimulai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dengan melakukan vaksinasi terhadap 9.800 anak usia sekolah dasar di kota Balikpapan yang dilanjutkan ke kota Samarinda.

Selain itu, baru-baru ini Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo meluncurkan program serupa untuk anak sekolah dasar dan menengah yang hanya didanai oleh APBD. Kabupaten Probolinggo merupakan provinsi dengan angka kejadian DBD tertinggi kedua di Jawa Timur (2309 kasus pada Agustus 2024), sedangkan Jawa Timur sendiri merupakan provinsi dengan angka kejadian DBD tertinggi kedua di Tanah Air. Misi memberikan vaksinasi demam berdarah kepada 1.120 siswa sekolah dasar dimulai di Pusat Kesehatan Masyarakat Paiton, yang merupakan wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di negara bagian tersebut. Probolingo.

 

Upaya Indonesia dalam mengalahkan flu mendapat apresiasi dari Takeda Global, presiden Unit Bisnis Vaksin Global Takeda, Dr. Derek Wallace mengatakan kunjungannya ke Indonesia merupakan bagian dari perjalanan ke Asia Selatan setelah ia bekerja.

“Merupakan suatu kehormatan untuk mengunjungi Indonesia, negara yang telah menunjukkan potensi besar dalam pencegahan demam berdarah. “Dari sudut pandang internasional, Indonesia adalah model bagi dunia dalam pencegahan virus influenza, dengan partisipasi masyarakat dari berbagai tempat bekerja dengan baik melawan virus ini akan membunuh orang,” kata Derek dalam keterangan yang diperoleh matthewgenovesesongstudies.com.

Derek mengatakan Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan nihil kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030. Menurutnya, kepemimpinan pemerintah dalam mendukung pengelolaan pencegahan penyakit tersebut. kemitraan yang kuat.

Sementara itu, CEO PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, mengatakan semua pihak harus bekerja sama dalam pencegahan demam berdarah agar terjadi perubahan.

“Pencegahan adalah kunci pencegahan DBD. Ada tiga langkah yang bisa kita lakukan bersama, yaitu mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang flu dan pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan 3M Plus, dan terakhir menggunakan perlindungan baru seperti vaksin demam berdarah. Bersama-sama kita bisa membuat perbedaan. Takeda Indonesia berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang dalam perjuangan melawan flu melalui pertahanan baru kami dan seterusnya. “Kami bekerja sama dengan seluruh tingkat pemerintahan dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *