Tue. Oct 1st, 2024

Strategi Telkom Jaga Profitabilitas di Tengah Persaingan Ketat Industri

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Heri Supriadi mengungkapkan strategi Telkom untuk mendukung pertumbuhan di tengah persaingan industri yang ketat.

Kheri mengatakan beberapa strategi yang dilakukan perseroan adalah meningkatkan efisiensi dalam hal investasi dan pemanfaatan aset perseroan. 

“Efisiensi biaya adalah menjaga daya saing dalam setiap biaya. Kami juga akan terus memastikan layanan yang terbaik bagi pelanggan,” kata Heri dalam konferensi pers Public Expose Live Telkom 2024, Senin (26/8/2024).

Kheri menambahkan, meski bisnis di sektor komunikasi semakin kompetitif karena tekanan persaingan, perusahaan dapat terus bersaing untuk memastikan keuntungan yang berkelanjutan, meskipun semua rencana telah dibuat. 

Heri juga menjelaskan operasional dan strategi perusahaan, serta perkiraan kinerja pada tahun 2024. Tahun ini, TelkomGroup berupaya mempercepat transformasi melalui strategi inti Five Bold Moves (5BM), yang melayani segmen B2C dan B2B. dapatkan semua fitur yang tersedia. di bidang telekomunikasi. 

“Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar, kami mempunyai peluang untuk menjadi penggerak ekonomi digital di Indonesia. Kami percaya hal ini penting mengingat industri telekomunikasi berubah dengan laju teknologi yang sangat pesat.” kata Heri. 

Program Fixed Mobile Convergence (FMC) Telkomsel yang berfokus pada Business-to-Consumer (B2C) berupaya mengambil langkah-langkah untuk mempercepat efisiensi operasional. 

Menurut Khery, ke depannya TelkomGroup akan meningkatkan efek sinergis FMC dalam laporan kinerja keuangan Telkom melalui peningkatan pendapatan, efisiensi biaya operasional, dan efisiensi permodalan.

“Melalui aksi korporasi ini, kami berharap dapat mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas perusahaan,” tutupnya.

 

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan kinerja keuangan yang beragam pada semester I-2024. Pendapatan perseroan meningkat, namun per 30 Juni 2024 pendapatan mengalami penurunan.

PT Telkom Indonesia Tbk melaporkan pendapatan sebesar Rp 75,29 triliun pada semester pertama tahun 2024, naik 2,46 persen year-on-year, mengutip laporan keuangan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7/2024). . tahun lalu sebesar Rp 73,47 triliun.

Perseroan mencatatkan kenaikan biaya operasional, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi dari Rp19,46 triliun menjadi Rp19,17 triliun pada semester I-2023. Biaya tenaga kerja meningkat menjadi Rp9,48 triliun pada semester I 2024 dari Rp7,84 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Beban umum dan administrasi meningkat dari Rp3,33 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp3,35 triliun pada semester I 2024. Belanja pemasaran turun dari Rp1,65 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp1,57 triliun pada semester I 2024. Perseroan mencatatkan kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar investasinya sebesar Rp 857 miliar dari sebelumnya laba sebesar Rp 412 miliar.

Dengan demikian, perseroan mencatatkan penurunan laba usaha sebesar 6,01 persen menjadi Rp 21,63 triliun pada semester I 2024 dari Rp 23,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba periode berjalan turun 8,3 persen dari Rp16,82 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp15,42 triliun pada semester I 2024.

Sedangkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 7,8 persen menjadi Rp11,76 triliun pada Juni 2024, dari Rp12,75 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Perusahaan melaporkan penurunan EPS menjadi 118,72 pada 2024Q1, dari 128,77 pada 2023Q1.

 

Ekuitas PT Telkom Indonesia Tbk per 30 Juni 2024 sebesar Rp147,27 triliun dan per Desember 2023 sebesar Rp156,56 triliun. Total liabilitas meningkat dari Rp 130,48 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp 138,71 triliun pada semester I 2024.

Perseroan memiliki aset sebesar Rp285,99 triliun per 30 Juni 2024, naik dari Rp287,04 triliun per Desember 2023. PT Telkom Indonesia Tbk mengantongi kas dan setara kas Rp 25,45 triliun per 30 Juni 2024 dari 31 Desember 2023, naik dari Rp 29 triliun.

Pada penutupan perdagangan Senin 29 Juli 2024, harga saham TLKOM turun 1,61 persen menjadi Rp 3.050 per saham. Nilai transaksi sebesar Rp 278,47 miliar dan volume perdagangan sebanyak 90,89 juta lembar saham. Total siklus bisnis 21.545 kali.

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp17,68 triliun kepada pemegang saham pada Rapat Umum Tahunan (RUPST) perseroan pada Jumat, 3 Mei 2024. 

Dividen tersebut mewakili 72% dari laba bersih perseroan tahun buku 2023 sebesar Rp 24,56 triliun. Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan Rp 6,88 triliun atau 28% disisihkan sebagai sisa pendapatan. 

“Keuntungan yang diperoleh pemegang saham bukanlah dividen interim, melainkan dividen final,” kata Ririek dalam konferensi pers RUPST Telkom Indonesia, Jumat (3/5/2024).

Dengan jumlah dividen tersebut, maka dividen yang diterima pemegang saham adalah Rp 178,5 per saham. Dividen akan dibayarkan hingga 6 Juni 2024. 

Tahun lalu Telkom membagikan dividen tunai tahun fiskal 2022 sebesar Rp 16,6 triliun atau Rp 167,50 per saham. Besaran dividen yang dibagikan setara dengan 80% laba bersih Telkom. Artinya, pembagian dividen TLKM akan menurun dibandingkan periode 2022. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia Heri Supriadi mengatakan, meski rasio pembayaran dividen mengalami penurunan, namun secara keseluruhan mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

“Payout rasionya turun, tapi kalau kita lihat rupiah per saham, tahun lalu Rp 167,50, sekarang Rp 178,5, naik 6,5 persen, jadi sebenarnya sahamnya naik dan total dividen naik. kata Heri.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *