Tue. Oct 1st, 2024

CEO Telegram Pavel Durov Bebas dengan Jaminan, Tapi Tak Bisa Keluar Prancis

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – CEO Telegram Pavel Durov yang sebelumnya ditangkap di Prancis kini buron. Dia dibebaskan setelah membayar uang jaminan sebesar 5 juta euro.

Namun dilansir dari Engadget, China (29/8/2024), Pavel Durov tetap diwajibkan tinggal di Prancis dengan pengawasan hakim. Mereka juga diminta pergi ke kantor polisi dua kali seminggu selama penyelidikan.

Diperkirakan hal ini akan memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Oleh karena itu, Pavel yang dikenal sering bepergian dari satu negara ke negara lain akan tetap berada di Prancis untuk sementara waktu hingga keputusan diambil.

Sebagai informasi, Pavel ditangkap karena posisinya sebagai pendiri Telegram. Aplikasi tersebut dinilai belum cukup dalam membandingkan konten yang beredar di platform.

Oleh karena itu, platform ini banyak digunakan untuk memeras uang, menjual narkoba, dan menyebarkan konten pedofil. Tak hanya itu, ia juga diduga menolak bekerja sama dalam penyelidikan aktivitas ilegal di Telegram.

Terkait hal ini, Telegram buka suara. Dalam pernyataan resminya, perusahaan menolak tuduhan bahwa Pavel Durov harus diadili atas penyalahgunaan platform perpesanan setelah ditahan di Prancis.

“Penerapan Telegram mengikuti hukum Uni Eropa, termasuk Digital Services Act. Standarisasinya berada dalam kerangka industri dan terus ditingkatkan,” tulis keterangan resmi, Senin (26/8/2024).

“CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun dan secara teratur melakukan perjalanan ke Eropa,” kata perusahaan itu. “Kami masih menunggu perkembangan selanjutnya. Telegraph bersama Anda.”

Pavel Durov, pimpinan Telegram berusia 39 tahun, dikatakan dicari berdasarkan surat perintah penangkapan Prancis karena kurangnya kontrol terhadap Telegram yang memungkinkannya digunakan untuk pencucian uang, perdagangan narkoba, dan berbagi konten, menurut BFMTV .

Menurut BFMTV, pendiri Telegram tidak melakukan perjalanan secara teratur di Prancis dan Eropa sejak surat perintah penangkapan diterbitkan.

The Guardian mengutip situs TF1 yang mengatakan bahwa Durov bepergian dengan jet pribadinya, dan menambahkan bahwa surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuknya di Prancis.

Pemimpin Telegram tersebut diketahui berasal dari Azerbaijan dan ditangkap sekitar pukul 20.00 waktu setempat.

Pengusaha kelahiran Rusia itu diketahui tinggal di Dubai, tempat Telegram berkantor pusat, dan memiliki kewarganegaraan Prancis dan Uni Emirat Arab.

Pavel Durov, yang kekayaannya diperkirakan mencapai $15 miliar menurut Forbes, meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak memenuhi tuntutan untuk menutup komunitas oposisi di ponsel VK miliknya, yang ia jual.

Duta Besar Rusia di Prancis kemudian mengambil “langkah segera” untuk mengklarifikasi situasi tersebut.

Berbicara kepada kedutaan Rusia di Prancis, TASS melaporkan bahwa tidak ada permintaan yang dibuat oleh tim Durov ke kedutaan, tetapi kedutaan mengambil tindakan “segera”.

Pavel Durov dan saudaranya Nikolai memulai aplikasi perpesanan ini pada tahun 2013 dan memiliki sekitar 900 juta pengguna aktif.

Telegram menawarkan pesan terenkripsi ujung ke ujung, dan pengguna juga dapat mengatur “saluran” untuk berbagi informasi dengan cepat kepada pengikutnya. 

Laporan Sky News mengatakan bahwa saluran berita BFMTV dan TF1 telah mengumpulkan sumber anonim yang mengatakan pengusaha kelahiran Rusia – yang menjadi warga negara Prancis pada tahun 2021 – menjadi subjek surat perintah penggeledahan.

Kedua surat kabar tersebut menyatakan bahwa penyelidikan berfokus pada kurangnya administrator Telegram dan potensi penipuan pengguna.

Polisi Prancis, Kementerian Dalam Negeri atau Telegraph tidak mengomentari permintaan ini.

Telegram adalah salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia, dengan perkiraan akan menjangkau hampir satu miliar pengguna dalam setahun. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *