Tue. Oct 1st, 2024

Indonesia Deflasi 0,03% pada Agustus 2024, IHSG Sentuh 7.704 di Sesi I

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks saham Gabunga (IHSG) bertahan di level 7.700 pada Senin (9 Februari 2024) menyusul pengumuman deflasi pada Agustus 2024.

IHSG menguat 0,43 persen menjadi 7.704,01 mengutip data RTI. Indeks LQ45 naik 0,88% menjadi 952,81. Sebagian besar tolok ukur telah berubah menjadi hijau. Pada perdagangan saham sesi pertama, IHSG mencapai level tertinggi 7.726,18 dan terendah 7.669,92. Sebanyak 344 saham menguat, dengan IHSG menguat. 229 saham melemah dan 213 saham stagnan.

Jumlah transaksi sebanyak 762.513 dan volume perdagangan 10 miliar lembar saham. Nilai perdagangan harian saham tersebut sebesar Rp 6,1 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee sekitar 15.533.

Pada sesi pertama, harga saham PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) menguat 0,74% ke Rp 680 per saham. Harga saham POWR dibuka datar di Rp 675 per saham. Harga saham POWR setinggi Rp 680 dan terendah Rp 670 per saham. Jumlah transaksi sebanyak 265, volume perdagangan 7.394, dan volume perdagangan 799,7 juta lembar saham.

Saham DOSS turun 2,8% ke Rp 208 per saham. Harga saham DOSS tetap di Rs 214. Harga saham DOSS mencapai level tertinggi Rs 204. Jumlah transaksi sebanyak 996 dan volume perdagangan sebanyak 65.672 lembar saham. Nilai transaksi Rp 1,4 miliar.

Sebagian besar sektor saham menguat tajam, kecuali sektor sensitif secara ekonomi yang turun 1,9%. Sektor energi naik 0,82%, sektor inti naik 0,25%, sektor industri naik 0,63%, dan sektor siklis non-ekuitas naik 0,57%.

Selain itu, saham kesehatan naik 0,38% dan saham keuangan naik 0,60%.

Berikutnya sektor real estate naik 0,12%, sektor teknologi naik 0,16%, sektor infrastruktur naik 1,43%, dan sektor transportasi naik 0,82%. Naik 25,40% Harga saham ITMA naik 20,72% Harga saham WIKA naik 20% Harga saham WTON naik 17,59%

  Saham-saham yang termasuk dalam kelompok dengan penurunan terbesar turun 20%. Harga saham HADE turun 11,17%.

  Saham teraktif berdasarkan nilainya adalah: Saham BBRI senilai Rp 377,8 miliar. Nilai saham WIKA sebesar Rp 266,5 miliar. Nilai saham BREN Rp 263,7 miliar. Jumlah pencatatan saham sebanyak 37.300.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan akan terjadi deflasi sebesar 0,03% secara bulanan atau year-on-month pada Agustus 2024. Deflasi ini merupakan yang keempat berturut-turut pada tahun ini.

“Akan terjadi deflasi bulanan sebesar 0,03% pada Agustus 2024 atau indeks harga konsumen turun dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024,” kata Puzi Ismartini, Wakil Direktur Statistik Distribusi dan Jasa BPS. , dalam jumpa pers yang digelar di Gedung BPD Jakarta Pusat, Senin (2 September 2024).

Jika dihitung secara year-on-year atau tahun-ke-tahun (year-on-year), inflasi masih tercatat sebesar 2,12%. Sedangkan jika dihitung secara tahunan atau tahunan, inflasi sebesar 0,87%.

Deflasi Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan Juli 2024. Ini merupakan deflasi keempat pada tahun 2024. Deflasi terjadi pada bulan Mei hingga Agustus.

Kelompok pembelanja terbesar pada Agustus 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,52%. Kelompok biaya ini menyumbang deflasi sebesar 0,15%.

Di sisi lain, ada pula produk yang menyumbang inflasi pada Agustus 2024. Diantaranya adalah bensin dan lada yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,03%.

Kemudian kopi bubuk dan emas perhiasan memberikan sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,02%, sedangkan beras dan rokok kretek mesin atau SKM dan mentimun juga memberikan sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,1%, ”tambah Pudji.

BPS mencatat kelompok pendidikan juga turut menyumbang inflasi sebesar 0,04% atau mengalami inflasi sebesar 0,65%. Secara spesifik, biaya pendidikan sekolah dasar (SD), biaya pendidikan perguruan tinggi, dan biaya pendidikan sekolah menengah (SMP) masing-masing memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01%.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi bulanan pada Juni 2024 hingga Juli 2024. Skala deflasi pada Juli 2024 sebesar 0,18%.

Plt Direktur Utama BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan deflasi disebabkan oleh penurunan indeks harga konsumen dibandingkan bulan sebelumnya.

 “Akan terjadi deflasi sebesar 0,18% per bulan pada Juli 2024, atau indeks harga konsumen turun dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024,” kata Perdana Menteri Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis. 1 Agustus 2024).

Ia juga mencatat angka deflasi tersebut lebih dalam dibandingkan Mei dan Juni 2024. Ini merupakan deflasi ketiga pada tahun 2024.

“Deflasi Juli 2024 lebih dalam dibandingkan Juni 2024 sehingga merupakan deflasi ketiga di tahun 2024,” ujarnya.

Sedangkan secara tahunan, inflasi diperkirakan terjadi sebesar 2,13% pada Juli 2024 dibandingkan Juli 2023.

Sedangkan inflasi tahunan diperkirakan sebesar 2,13% dibandingkan inflasi tahunan sebesar 0,89%, jelasnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *