Fri. Sep 20th, 2024

BRI Danareksa Sekuritas Bidik Dana Kelolaan Reksa Dana Tumbuh 50% pada 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menargetkan pertumbuhan dana kelolaan perseroan atau aset kelolaan (AUM) pada layanan reksa dana sebesar 50% pada tahun 2024. Jumlah aset kelolaan reksa dana setara dengan peningkatan sebesar Rp100 miliar dibandingkan tahun 2023 yang tercatat Rp200 miliar, menjadi Rp300 miliar pada akhir tahun 2024.

Direktur Ritel dan Teknologi Informasi BRIDS, Fifi Virgantria, mengatakan perseroan berkomitmen untuk selalu responsif terhadap kebutuhan investor reksa dana yang didominasi investor milenial dan Gen Z melalui aplikasi BRIGHTS untuk kemudahan berinvestasi di instrumen reksa dana. nyaman, didukung fitur lengkap.

Salah satunya adalah fitur tabungan reksa dana, yaitu fitur pembelian reksa dana yang dilakukan secara otomatis setiap bulan sesuai kebutuhan nasabah untuk mencapai hasil yang lebih optimal.

“Dengan beragam produk reksa dana yang ditawarkan, BRIGHTS hadir sebagai platform digital yang dapat memenuhi kebutuhan investasi masyarakat. Pada tahun 2024, kami juga akan meluncurkan fitur-fitur mutakhir dan canggih yang memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi investor dalam mengoptimalkan asetnya,” kata Fifi dalam keterangan resmi yang dikutip, Minggu (11/02/2024).

Menurut Fifi, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menambahkan, layanan ini, didukung rencana kerja sama dengan 20 Manajemen Investasi (MI) pada tahun ini, serta potensi sinergi dengan perusahaan-perusahaan di ekosistem BRI Grup, dapat memberikan dampak yang signifikan. berkontribusi pada implementasi transaksi perantara Perdagangan surat berharga perusahaan, terutama reksa dana.

“Tahun ini, kami menargetkan pertumbuhan AUM reksa dana tumbuh 50 persen dibandingkan tahun 2023 pada akhir tahun dan berkontribusi 30 persen terhadap total pertumbuhan klien perusahaan pada tahun 2024,” tambah Lacsono.

Berdasarkan data Perusahaan Kustodian Sentral Republik Indonesia (KSEI) pada Desember 2023, pertumbuhan investor reksa dana di Indonesia meningkat signifikan dibandingkan tahun 2020 dengan pertumbuhan sebesar 18,87 persen.

Secara demografis, investor perorangan mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan porsi sebesar 62,33 persen dan total aset mencapai Rp1.150,28 triliun, sedangkan investor perempuan menyumbang 37,67 persen dengan total aset Rp240,22 triliun. Dari sisi usia, investor berusia di bawah 30 tahun mendominasi dengan pangsa 56,43% dan total asetnya mencapai Rp35,09 triliun.

Sebelumnya diberitakan, PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) berencana mencatatkan sedikitnya lima perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2024. Salah satunya adalah produsen sepeda dan motor listrik United Bike.

CEO BRI Danareksa Sekuritas Kevin Praharyawan mengatakan kliennya berencana menarik lima perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO). Salah satu perusahaan yang akan melakukan IPO adalah PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD). Rencananya saham Terang Dunia Internus akan dicatatkan pada 7 Februari 2024.

Selain itu, BRI Danarexa Securitas akan menjaminkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, sumber daya alam, dan teknologi.

Sayangnya, Kevin belum bisa menjelaskan perusahaan mana saja yang akan menghimpun dana di pasar modal Indonesia pada 2024. Meski demikian, BRI Danareksa Sekuritas dipastikan berkomitmen untuk memberikan IPO yang berkualitas di BEI.

“Iya, paling tidak mungkin ada lima (perusahaan IPO) kita,” kata Kevin dalam pertemuan di Jakarta yang ditulis, Minggu (14/1/2024).

Ia mengatakan, penggalangan dana pasar modal melalui skema IPO akan bergairah pada 2024.

Misalnya pemilu diperkirakan berjalan lancar, suku bunga diperkirakan turun pada paruh kedua tahun 2024, PDB Indonesia diperkirakan di atas 5%. “Hal ini akan menjadi sentimen positif terhadap tren pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru akan dicatatkan melalui penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan capaian IPO 2023 sebanyak 79 emiten.

“Kalau bicara IPO saham tahun depan, jumlahnya 61 atau 62,” kata Direktur BEI Iman Rahman, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, bursa setidaknya sudah mengantongi separuh dari target IPO in-the-making sebanyak 30 perusahaan. Berdasarkan POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan yang kaya aset di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset menengah antara Rp50 hingga 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset kecil di bawah Rp50 miliar. Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan dari sektor bahan baku

• 6 perusahaan dari sektor konsumsi siklis

• 4 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan energi

• 0 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan di bidang kesehatan

• 5 perusahaan dari sektor industri

• 3 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 1 perusahaan real estate dan real estate

• 5 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik

Secara keseluruhan, bursa bertujuan untuk mencatatkan efek baru, yang meliputi pencatatan saham, surat utang dan sukuk (EBUS), serta right issue sebanyak 230 pencatatan pada tahun 2024.

Meski target tersebut lebih tinggi dibandingkan target revisi tahun ini sebanyak 200 rekaman, namun jauh lebih rendah dibandingkan realisasi akhir tahun lalu yang mencapai 385 rekaman pada 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, pada kuartal I 2024, bursa juga akan memperkenalkan instrumen investasi tunggal ekuitas berjangka (SSF).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *