Wed. Oct 2nd, 2024

Pengamat Sayangkan Aksi yang Bakal Digelar saat Hari Tani Justru Tak Perjuangkan Petani

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Peneliti dan pemerhati Center for Islamic and Ethnic Studies (CIE) Muhammad Chaerul mengatakan gerakan elemen buruh yang diusung di Hari Tani nampaknya semakin jauh dari esensi perjuangan mensejahterakan petani. .

Chaerul menilai aksi tersebut sudah masuk ke ranah politik yang justru membosankan dan merugikan petani.

“Yang diperjuangkan oleh tindakan ini adalah memenuhi kebutuhan dasar petani, seperti akses terhadap lahan, harga pangan, dan kesejahteraan mereka. Sayangnya, permasalahan yang diangkat lebih banyak untuk kepentingan politik. Hal ini semakin membingungkan bahkan menimbulkan kebosanan di kalangan petani,” kata Chaerul dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/9/2024).

“Masyarakat sudah bosan dengan kelakuan dan kegaduhan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat. Padahal mereka ikut serta dalam isu Hari Tani untuk kepentingan elite pekerja,” lanjutnya.

Menurut Chaerul, gerakan-gerakan tersebut tidak semata-mata memperjuangkan hak petani, namun memiliki agenda politik tersembunyi.

Ia pun menyoroti dampak buruk aksi tersebut terhadap masyarakat umum, khususnya pengguna jalan yang terkena dampak kemacetan akibat aksi demonstrasi tersebut.

Chaerul mengkritisi pemberitaan yang beredar di media sosial, di mana tuntutan massa aksi justru berujung pada persoalan politik hingga seruan untuk menangkap dan mengadili Jokowi.

“Saat demo hari petani, isu yang diangkat adalah penangkapan dan penuntutan terhadap Jokowi? Ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Seharusnya fokusnya pada kesejahteraan petani, tapi justru isu politik yang ditekankan,” jelasnya.

 

Chaerul juga menilai tuntutan seperti itu merusak esensi peringatan Hari Tani Nasional. Menurutnya, apa yang seharusnya menjadi dorongan untuk memperjuangkan hak-hak petani kini malah dipolitisasi untuk kepentingan kelompok tertentu.

“Masyarakat sudah bosan melihat kerusuhan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, padahal hanya kelompok politik tertentu yang diuntungkan,” ujarnya.

Chaerul mengimbau masyarakat lebih kritis menyikapi tindakan-tindakan tersebut, terutama yang berkonten politik.

“Gerakan yang tidak menyentuh inti permasalahan petani hanya akan merugikan petani. Petani tidak boleh dipimpin oleh kelompok yang mengatasnamakan petani,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *