Wed. Oct 2nd, 2024

BEI Incar Kapitalisasi Pasar USD 1 Triliun di Akhir 2024, Mungkinkah?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan kapitalisasi pasar saham mencapai US$1 triliun pada akhir tahun ini. Optimisme bursa ditopang oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali mencapai titik tertinggi sepanjang masa (ATH) sebesar 7.436,03 pada Rabu (14/8).

Para analis percaya bahwa target ambisius ini dapat dicapai, namun hal itu tidak akan mudah. Pengamat pasar modal sekaligus pendiri Traderindo.com, Wahyu Laksono mengatakan, kapitalisasi pasar saham saat ini mencapai US$773 miliar. Untuk mencapai sisa target tahun ini, harus ada emiten atau kapitalisasi besar yang masuk ke bursa, misalnya IPO GOTO.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap angka kapitalisasi pasar adalah kinerja sebagian besar emiten meningkat signifikan sepanjang sisa tahun ini. Atau dengan asumsi IHSG bisa mencapai rekor baru, katakanlah lebih dari 8.000.

“Masih ada waktu sekitar 4 bulan, ya mungkin (untuk dicapai), tapi sulit juga. Listing besar atau IPO besar saja sudah sulit. Belum ada agendanya. “Ada ekspektasi yang tinggi terhadap masuknya modal asing dalam jumlah besar ke bursa,” kata Wahyue kepada matthewgenovesesongstudies.com, Jumat (16/8/2024).

Namun untuk memastikan situasi tersebut, Wahyue mengatakan pemicunya bukanlah situasi normal. Kekhawatiran terhadap Wall Street dan bursa global seperti Eropa seharusnya membuat dana asing bisa mengakses IHSG. Hal ini terjadi pada masa pandemi COVID-19, dimana bursa Wall Street dan Eropa mengalami bear market dan anjlok lebih dari 20%, namun IHSG malah anjlok hingga menyentuh rekor 7.000.

“Logika moneter bisa mendukung hal ini. The Fed akan memangkas suku bunganya, daya tariknya bisa berkurang, imbal hasil AS bisa turun,” kata Wahyu dikatakan.

 

Idealnya, jika kinerja keuangan baik, kinerja perusahaan baik dan banyak investor yang membeli saham maka kapitalisasi pasar meningkat. Sayangnya, Wahoo memperkirakan faktor-faktor tersebut tidak sepenuhnya menguntungkan. Dimana minimnya minat investor menyebabkan penurunan kinerja banyak emiten dan penurunan volume transaksi.

Namun, jika kondisi ideal ini tidak muncul seiring dengan memburuknya bursa AS dan Eropa, maka aset bursa kita bisa menjadi sasaran terbang, kata Wahyu.

Senada dengan itu, analis pasar modal Desmond Viera menjelaskan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan modal di pasar saham. Antara lain kenaikan harga saham dan IPO jumbo. Artinya, target kenaikannya cukup besar, yakni 25% dari kapitalisasi pasar saat ini.

Meski demikian, Desmond meyakini kapitalisasi pasar bersifat dinamis. Oleh karena itu, jika target tersebut tidak tercapai pada tahun ini, tidak masalah.

“Kalau tidak terjadi maka tidak masalah. Tidak ada paksaan agar kapitalisasi pasar terus meningkat. Pasar itu dinamis. Kapitalisasi pasar bisa naik, bisa turun. “Ini normal di pasar saham,” kata Desmod.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *