Wed. Oct 2nd, 2024

Khawatir Banyak Industri Rokok Gulung Tikar, Apindo Minta Ini ke Pemerintah

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menerima pengaduan dari 20 asosiasi lintas industri mengenai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang berdampak signifikan terhadap kesehatan terkait dengan Industri Hasil Tembakau (IHT) dan industri terkait dan hanya menjangkau mereka. . ,

Apindo mengingatkan pemerintah khawatir ketentuan bermasalah dalam PP 28/2024 dan rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) dapat menimbulkan instabilitas di berbagai sektor terkait termasuk ritel, pertanian, dan industri kreatif yang mengandalkan ekosistem IHT. ,

Regulasi yang menjadi sorotan antara lain pembahasan standarisasi kemasan polos tanpa merek untuk produk tembakau dan rokok elektrik yang masuk dalam RPMK, serta ketentuan dalam PP termasuk pembatasan penjualan dan periklanan serta regulasi tar nikotin. Membatasi. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran bagi badan usaha di berbagai sektor karena menimbulkan ketidakstabilan dunia usaha.

“Berbagai kajian dan koordinasi sudah kita lakukan, yang sebenarnya cukup memberatkan banyak sektor termasuk industri PP28, pedagang, petani dan bahkan konsumen. Dalam hal ini tentunya kita harus aktif memberikan masukan dalam konteks diminta menerbitkan peraturan menteri,” kata Wakil Presiden Apindo Frankie Sibrani dalam jumpa pers di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Kamis (9 Desember 2024).

Menurut dia, persoalan besar PP Nomor 28 Tahun 2024 ini menuai protes dari berbagai kalangan, karena proses produksi dan bahannya belum sepenuhnya sempurna. Saat menyusun PP 28/2024, pemerintah tidak melibatkan industri, baik pengamat industri maupun pelaku industri. Faktanya, industri saat ini sedang menghadapi situasi yang mengkhawatirkan.

“Situasi industri saat ini sedang dalam kondisi kontraksi akibat menurunnya permintaan pasar secara global dan lokal. Telah dibuat peraturan yang tidak boleh menghilangkan industri tembakau dan industri terkait sedang berlangsung, akan terjadi kontraksi dan terus berlanjut,” ujarnya.

 

Mewakili asosiasi industri terkait, Frankie mengatakan pihaknya menegaskan kebijakan yang diambil pemerintah tanpa mempertimbangkan keseimbangan antara perlindungan kesehatan dan dampak perekonomian dapat menghambat penentuan stabilitas perekonomian nasional.

“Jadi kekhawatiran kita semua, baik petani, pedagang, dan industri, mengingatkan para pengambil kebijakan (pemerintah) untuk berhati-hati,” ujarnya. Sebab jika tidak hati-hati maka resesi industri ini akan semakin besar.

Apindo menyerukan agar proses penyusunan dan implementasi PP No. 28/2024 dan RPMK lebih terbuka dan inklusif bagi seluruh pihak yang terkena dampak untuk mewujudkan kebijakan yang seimbang dan berbasis bukti.

“Kami tidak menolak peraturan tersebut, namun harus dirancang dan dilaksanakan secara adil dan seimbang dengan mempertimbangkan perkembangan perekonomian terkini serta kompleksitas posisi industri hasil tembakau dalam menopang perekonomian nasional Komitmen untuk menegaskan bahwa bisnis di industri produk tembakau mencegah anak-anak mengakses tembakau dan untuk meningkatkan pendidikan dan pemahaman pencegahan merokok bagi mereka yang berusia di bawah 21 tahun. Mengundang Anda untuk bekerja sama.

Ia menekankan pentingnya pemerintah melakukan penelitian secara menyeluruh, dengan mengatakan bahwa kondisi sosial ekonomi Indonesia sangat berbeda dengan industri tembakau yang padat karya, sehingga beberapa negara tidak boleh begitu saja meniru kebijakan mereka tanpa melakukan penelitian lebih lanjut.

 

Dalam kesempatan tersebut, Henry Nayon, Ketua Umum Gabungan Produsen Tembakau Indonesia (GAPPRI), juga menyampaikan keprihatinannya atas dampak kebijakan yang sangat ketat tersebut.

“Jika peraturan diterapkan untuk memberikan tekanan nyata pada industri resmi maka rokok ilegal akan tumbuh subur. Kemasan polos dan iklan luar ruang yang terbatas bukanlah solusi efektif untuk menurunkan angka merokok dan hanya akan mendorong produk ilegal yang merugikan negara. Dari sisi penerimaan cukai,” kata Henry

Kemudian, Agus Paramuji, Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), menekankan betapa besar dampaknya bagi petani tembakau jika ketentuan ini benar-benar diterapkan.

“Petani tembakau menggantungkan penghidupan mereka pada industri ini,” kata Agus. Regulasi yang tidak memperhatikan keberlanjutan sektor pertanian akan berdampak serius bagi petani dan pihak-pihak yang berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah.

Ia juga menekankan pentingnya melibatkan petani dalam setiap tahapan pengambilan keputusan IHT.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *