Wed. Oct 2nd, 2024

Usai Viral, 20 Keyboard Hibah untuk Siswa SLB yang Tertahan di Bea Cukai Akhirnya Diserahkan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bea Cukai dan DHL Express akhirnya mengirimkan paket 20 keyboard khusus kiriman OHFA Tech Korea Selatan yang telah tertahan di gudang DHL Express selama hampir dua tahun.

Diserahkan langsung oleh Direktur Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Gatot, kepada Dede Kurniasih, Direktur SLBA Institute for National Development, di kantor DHL Express Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (29 April 2024). .

Kabarnya keyboard khusus untuk anak tunanetra akan hadir di Indonesia mulai 18 Desember 2022. Saat itu, komunikasi terakhir antara pengelola SLB dengan DHL Express, Bea dan Cukai masing-masing tercatat pada Maret 2023.

Meski sudah hampir dua tahun disimpan, Dedeh mengaku jika perangkatnya masih berfungsi dengan baik dan sempurna, maka akan tersedia 20 keyboard.

“Dipastikan masih berfungsi dengan baik. Totalnya ada 20. “Secepatnya akan kami gunakan. Begitu dia sampai di sekolah, kami akan gunakan dia,” kata Dede.

Setelah mendapat bantuan khusus keyboard untuk siswa tunanetra, Dede merasa lega. Karena alat yang pertama di Indonesia inilah yang dibutuhkan siswa untuk mengembangkan keterampilannya di masa depan.

“Sebenarnya alat ini diperlukan bagi siswa tunanetra karena keyboard mengeluarkan suara saat digunakan. Karena anak-anak kita mengandalkan pendengarannya. “Media ini sangat dibutuhkan dan ditunggu-tunggu serta diuji kemarin,” ujarnya.

Setelah kejadian ini selesai, Dede berharap terjalin komunikasi yang baik antara pelanggan dengan Perusahaan Jasa Bea dan Cukai atau Penyimpanan (PJT). Jadi ke depan kalau ada lembaga asing yang mau membantu atau mensubsidi lagi, ketiga orang ini sudah punya ilmu untuk mengelolanya.

“Mungkin ke depan masih ada yang berminat dengan pendidikan kita, sehingga akan mengirimkan dana hibah lagi,” ujarnya.

 

Sementara itu, Askolani, Kepala Departemen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, berbicara tentang kegagalan kliennya memungut bea masuk atau tarif atas barang yang dikirim dengan subsidi. Pemerintah akan memberikan bantuan gratis langsung kepada penerima manfaat.

Sementara untuk dukungan keyboard untuk SLB, jelas Askolani, barang diterima DHL Express tanpa dukungan atau persetujuan tertulis. Oleh karena itu, setelah DHL mengumumkan pajak bea dan cukai, sistem menganggap kiriman Anda memenuhi syarat untuk dikenakan bea masuk.

“Kemudian data barang yang dikirim masuk ke sistem,” kata Askolani. “Saat saya deklarasikan pajak bea dan cukai, itu hanya pengiriman barang biasa dan bea masuknya cukup tinggi.”

Saat itu, muncul proses komunikasi baru antara DHL Express dan manajemen SLB, penerima paket. Akhirnya pihak bea cukai mengetahui bahwa paket yang dikirim merupakan hadiah yang dikirim dari Korea melalui media sosial.

“Kami sudah berkoordinasi dengan SLB dan DHL serta Kementerian Pendidikan DKI Jakarta, dan memang benar kami mendapat subsidi. “Dan tidak ada bea masuk dan biayanya nol. Hibah akan kami serahkan setelah kelengkapan dokumentasinya,” ujarnya.

Barang sumbangan masih terbungkus aman di gudang DHL Express. Hal ini memungkinkan penerima manfaat untuk memanfaatkan dana bantuan mereka secara efektif.

Sementara itu, Askolani meyakinkan bahwa tidak ada pajak bea cukai atau pajak impor yang akan dikenakan atas barang-barang yang dialokasikan atau didukung oleh organisasi internasional. Karena Kementerian Pendidikan dan kementerian terkait bukan satu-satunya yang menerima subsidi, Layanan Bea Cukai Korea juga mengakui kontribusinya terhadap layanan sosial.

“Banyak yayasan tempat kami berlatih mengharuskannya murni dan bersih, jadi tidak ada biaya masuk sama sekali. Jadi ini bukan pertama kalinya kami mengalami hal seperti ini,” katanya dikomunikasikan dengan sangat baik.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *