Wed. Oct 2nd, 2024

Korban Bullying Binus Simprug Mengaku Dianiaya dan Dilecehkan Anak Pejabat

By admin Oct2,2024 #Binus Simprug #Bullying

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Para korban di Sekolah Menengah Binus Simprug mengatakan mereka disiksa, dianiaya, dan disiksa oleh anak-anak yang disebut pihak berwenang. Teruskan ini ke akun video tempat akun X @kegblgunfaedh mengunggahnya.

“Mereka bangga dengan ‘Saya berbeda’, mengatakan saya orang biasa. Orang tua saya hanya pengusaha dan mereka bangga dengan ‘Jangan main-main dengan kami – kami adalah anak-anak Partai Rakyat Demokratik, pemimpin Partai Rakyat Demokratik, dan pemimpin Partai Rakyat Demokratik. pesta’, ” katanya. RE dalam unggahan akun X disebutkan pada Minggu (15/9).

Diakui RE, kejadian tak mengenakkan itu sudah terjadi sejak tahun pertamanya di SMA Binus Simprug. Menurut dia, kejadian tersebut melibatkan puluhan orang.

“Pada hari pertama saya diganggu, orang-orang jahat itu merampas organ tubuh saya. Sekitar 30 orang terus mengolok-olok dan melecehkan saya. Mereka bilang saya warga dan saya tidak bisa melakukannya,” kata korban.

Berdasarkan penjelasannya, salah satu pimpinan geng tersebut memimpin sekelompok pelajar untuk ikut melakukan penganiayaan, dan konflik baru dimulai hingga korban berada di toilet.

Menurut para korban, kuasa hukum RE, Sunan Kalijaga, enggan berkomentar mengenai keberadaan anak pejabat yang terlibat. Dia kemudian menjelaskan bagaimana korban memulai kejadian tersebut.

“Kalau ada keterangannya, itu keterangan anak yang dianiaya. Jadi saat itu kami melakukan wawancara sebelum mengambil alih kekuasaan untuk menanyakan apa yang terjadi, apa yang mereka alami, siapa terduga pelakunya,” kata Kaligaga, Minggu. (15/9).

“Dalam pemeriksaan, orang tua korban bahkan orang tua pelaku akan bertemu dan kemudian anak-anak akan mengetahui siapa pelakunya,” imbuhnya.

Kaligaga pun mengaku sempat mencari orang tua terduga pelaku. Namun, dia masih enggan berkomentar mengenai hal tersebut.

Namun, dia mengatakan, dalam penyidikan kasus yang kini ditangani Polres Metro Jakarta Selatan, mungkin ada tambahan informasi sebagai pelakunya.

“Jadi masih dalam penyelidikan. Buktinya kemarin kita laporkan empat orang, sekarang delapan lagi. Mungkin ada anak-anak, kita tidak tahu,” ujarnya. tambahan.

SMA Bina Nusantara (Binus) Simprug, Jakarta Selatan merilis video dan gambar dari kamera Closed Circuit Television (CCTV) terkait dugaan kasus perundungan.

Diketahui, kasus yang dilaporkan RE (16) pada Januari 2024 dan ditangani Polres Metro Jakarta Selatan sudah mulai penyidikan.

“Walaupun kami tidak mau memperlihatkannya, karena beritanya sudah menyebar ke segala penjuru, Binus terkesan lalai,” kata Otto Hasibuan, pengacara SMA Binus Simprung, kepada wartawan di Jakarta. Sabtu (14/9).

Pertama, Binus memperlihatkan rekaman kamera CCTV pada 30 Januari 2024. Saat itu, CCTV menunjukkan hal itu di kantin sekolah.

Melihat hal itu, RE berkumpul disana bersama yang lain. Kemudian, di hari yang sama, RE dibawa ke kamar mandi sekolah bersama yang lainnya.

Saat itu, RE dan 18 anak masuk ke dalam toilet. Tidak lama kemudian, mereka keluar bersama.

Selanjutnya pihak sekolah memutar rekaman CCTV kejadian pada 31 Januari 2024. Saat itu, mereka kembali ke kamar mandi.

RE dan sejumlah lainnya terlihat membawa tas di toilet. Beberapa menit kemudian, 14 orang keluar dari toilet. Namun, kali ini RE akhirnya keluar sendirian.

Selanjutnya, Otto memutar video kejadian di kamar mandi. Saat itu, RE terlihat berkelahi dengan seorang pelajar.

Dalam video tersebut, lawan pertama melontarkan pukulan yang mengenai wajah RE. Namun dia tidak segera menanggapi serangan itu.

Namun RE melakukan serangan balik untuk kedua kalinya dan tampaknya terjadi konflik. Segera setelah itu, salah satu pria terlihat mendekat, dan Otto berteriak kepadanya.

Namun videonya berhenti dan berhenti, dan tidak ada video apa yang terjadi di kamar mandi.

Otto menegaskan melalui video dan foto CCTV, tidak terjadi penyiksaan, pemukulan, atau pelecehan seksual dalam peristiwa yang diberitakan RE.

“Seperti yang saya bilang tadi, di sini kita tidak melihat fakta-fakta itu, jadi apa yang kita lihat dan apa yang pihak sekolah ketahui, dan kita harus jujur, kata pengurus ada tawuran, dan setelah tawuran, perawatnya ramah. Perawat di sini juga melihat anak itu.

“Tapi yang pasti penyerangan tersebut bukan dari CCTV yang kami lihat melainkan dari video yang kami lihat karena seperti yang saya sampaikan sebelumnya fakta-fakta itu ada, kecuali anak-anak yang mengaku dirawat. Itu yang hilang dari video ini,” tutupnya.

Sebelumnya, polisi mengusut kasus seorang siswi SMA bernama RE (16 tahun) yang mengalami perundungan dan pelecehan seksual di sebuah sekolah swasta di Kebayoran Lama Nanggrogor, Jakarta Selatan.

Sekarang sedang diproses. Hari ini penyidikannya sudah dimulai dan sudah dibuka kasusnya, kata Kapolres Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi, Senin (9/9).

Nurma mengatakan, kejadian tersebut terjadi di sekolah tersebut pada Selasa (30/1), dan disebutkan telah direspon oleh empat orang, keesokan harinya pada Rabu (31/1).

“Semuanya diperiksa, termasuk saksi, pelapor, korban, dokter, dan guru,” ujarnya.

Sumber: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *