Wed. Oct 2nd, 2024

Selain Pertunjukan Taylor Swift, Ini Daftar Konser Target Teror di Eropa

, Berlin – Konser musik musisi Amerika Taylor Swift mengalami aksi heboh di Wina, Austria baru-baru ini. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata acara musik di Eropa kerap menjadi sasaran serangan teroris.

Berikut daftar aksi terorisme yang menyasar konser musik atau pertunjukan budaya di Eropa dalam beberapa tahun terakhir, mengutip DW Indonesia, Minggu (11/8/2024): Agustus 2024: Konser musikal Taylor Swift

Yang terakhir adalah konser Taylor Swift.

Meski demi alasan keamanan, pembatalan konser Taylor Swift di Wina (Austria) membuat para penggemar kecewa. Namun, ancaman keamanan terhadap konser atau pertunjukan budaya di Eropa bukanlah hal baru.

Negara Islam atau ISIS belakangan ini turut andil dalam meluasnya serangan teroris pada acara-acara kebudayaan yang menjadi sasaran empuk serangan teroris yang memakan banyak korban.

Sebanyak tiga konser Taylor Swift dibatalkan. Laporan mengenai serangan yang direncanakan memaksa penyelenggara membatalkan konser Swift pada 8, 9 dan 10 Agustus di Stadion Ernst Happel. Masalahnya adalah sebagian besar dari 65.000 orang yang menghadiri konser tersebut sudah tiba di Wina, menurut polisi.

Tak lama setelah penangkapannya, tersangka utama berusia 19 tahun itu mengaku bahwa dia berencana membunuh “banyak orang” dengan meledakkan dirinya sendiri. Sejumlah besar cairan kimia dan peralatan teknis juga disita dari simpatisan kelompok teroris ISIS, ISIS. 

Polisi juga menangkap seorang remaja berusia 17 tahun terkait kasus yang sama. Penangkapan kedua tersangka dinilai bisa menghilangkan ancaman serangan bom. Namun polisi Austria telah memperingatkan selama beberapa bulan bahwa risiko terorisme meningkat.

 

Lebih dari 140 orang tewas dalam serangan di gedung konser Crocus di pinggiran Moskow, Rusia, pada bulan Maret. Keempat senjata tersebut melepaskan tembakan ke arah pengunjung dan kemudian membakar kompleks bangunan.

ISIS, yang memerangi Rusia di Suriah dan juga aktif di wilayah Kaukasus, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun pernyataan ISIS tidak menghalangi pemerintah Rusia untuk menuding Ukraina sebagai dalang serangan tersebut.

Ironisnya, serangan tersebut dimulai sesaat sebelum band rock Picnic menyanyikan lagu hit mereka “Nothing to Fear.” Juni 2017: alarm panik “Rock am Ring”.

Sekitar 86.000 penggemar rock terpaksa meninggalkan lokasi festival pada 2 Juni 2017, setelah polisi menerima informasi tentang kemungkinan ancaman teroris. Setelah dilakukan penyelidikan setelah penggeledahan intensif di tempat tersebut, polisi tidak menemukan bukti nyata adanya rencana penyerangan. Festival akhirnya dilanjutkan keesokan harinya.

Meningkatnya kewaspadaan “Rock am Ring” pada tahun 2017 mencerminkan ketegangan situasi keamanan di Eropa, terutama pasca serangan teroris di Paris dan Manchester.

Pada Mei 2017, 22 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka di Manchester Arena di Inggris. Seorang pria berusia 22 tahun meledakkan bom rakitan ketika penonton meninggalkan arena setelah konser penyanyi Amerika Ariana Grande, dan orang tua hendak menjemput anak-anak mereka.

Sekali lagi ISIS mengaku bertanggung jawab atas kejahatan tersebut. Sebagai tanggapan, Ariana Grande mengadakan konser amal untuk mengumpulkan uang bagi para korban dan keluarga mereka. Januari 2017: Serangan klub malam Reina di Istanbul

Tak lama setelah tengah malam, seorang pria bersenjatakan senapan serbu melepaskan tembakan saat pesta Malam Tahun Baru di klub malam Reina Istanbul pada 1 Januari. 2017. menewaskan 39 orang.

Penulis berhasil melarikan diri pada awalnya, namun ditangkap dua minggu kemudian di kota metropolitan Turki. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dimaksudkan sebagai balas dendam atas intervensi militer Turki terhadap ISIS di Suriah. Serangan tersebut mengejutkan Turki yang saat itu dilanda serangkaian serangan teroris dan ketegangan politik.

 

Pada malam tanggal 24 Juli 2016, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di festival luar ruangan “Ansbach Open” di negara bagian Bavaria, Jerman, selain penulis berusia 27 tahun, tidak ada korban lain, kecuali 15 orang .orang-orang terluka, sebagian besar terluka parah.

Pelaku mengaktifkan alat peledak di ranselnya di depan sebuah bar di kota kecil Ansbach, dekat lokasi festival. Sesaat sebelumnya, dia diputar balik di pintu masuk karena tidak punya tiket. November 2015: Serangan ISIS di Bataclan di Paris

Pada malam hari tanggal 13 November, penyerang bersenjata lengkap memasuki Bataclan selama konser grup rock Amerika “Eagles of Death Metal”. Para penyerang menembak tanpa pandang bulu sekitar 1.500 orang di teater dan kemudian menyandera mereka.

Polisi turun tangan setelah sekitar dua setengah jam dan membunuh dua penyerang, sementara penyerang ketiga meledakkan dirinya. Serangan itu merupakan bagian dari serangan terkoordinasi ISIS di ibu kota Prancis malam itu.

Sebanyak 130 orang tewas, 90 di antaranya berada di Bataclan. Serangan terhadap teater tetap menjadi salah satu aksi terorisme terburuk dalam sejarah Eropa dan secara permanen mengubah persepsi mengenai keamanan dan ancaman.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *