Thu. Oct 3rd, 2024

Bahlil: Izin Investasi Energi Hijau Seperti Nunggu Ayam Tumbuh Gigi, Sulit!

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bakhil Lahadalia meminta Presiden Joko Widodo mengurangi birokrasi dalam perizinan investasi energi ramah lingkungan.

Bach bercerita tentang pengalamannya menjabat Menteri Investasi/Ketua Badan Pengatur Penanaman Modal (BKPM).

Ia mengungkapkan, persetujuan investasi energi hijau harus melalui proses panjang di berbagai lembaga sebelum proyek dapat dimulai.

“Masih ada beberapa permasalahan pak. Masalah terbesar kita adalah birokrasi,” kata Bahl saat membuka The. “Saya kira ketika saya menjabat Menteri Investasi, proses di kantor kami seperti menumbuhkan gigi ayam.” Konvensi dan Pameran Panas Bumi Internasional Indonesia (IIGCE) ke-10 2024 Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (18/9/2024).

“Kenapa? Karena izin investasi butuh waktu tiga tahun. RKKPL (Rencana Kerja Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup), izin AMDAL, izin lokasi, semuanya butuh 2-3 tahun. Setelah masuk Kementerian ESDM, dia juga mulai proses ini menjelaskan bahwa “membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk belajar sendiri” dan hanya membutuhkan waktu 6 tahun

Akibatnya, pengerjaan proyek energi hijau baru memasuki tahun keenam, sehingga memperpanjang mandat presiden selama lebih dari satu tahun, lanjut Bach.

“Pak bayangkan saja, walaupun kita mempunyai cadangan energi hijau yang sangat besar, namun akan sulit bagi kita untuk mencapai nol emisi pada tahun 2060,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Bahl meminta Jokowi menyederhanakan proses birokrasi persetujuan investasi, terutama dalam hal persyaratan dan waktu investasi bagi investor.

“Dalam hal ini investor tidak perlu ragu,” kata Bahl Lahadalia. Saya sudah sampaikan hal ini kepada Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo. “Kami akan mengambil langkah-langkah positif untuk mempercepat reformasi.”

 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bhil Lahadalia mengatakan energi terbarukan (EBT) kini menjadi target sektor manufaktur global. Namun Indonesia tidak boleh berpuas diri dalam mengekspor energi ramah lingkungan ini.

Menurutnya, kebutuhan energi ramah lingkungan di industri manufaktur semakin meningkat, khususnya di kawasan ASEAN. Hal itu disampaikan Bahl di hadapan Presiden Joko Widodo saat upacara pembukaan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

“Bapak Presiden, kami laporkan bahwa energi terbarukan saat ini menjadi isu kontroversial di kawasan Asia Tenggara,” kata Bahl. “Dunia sedang beralih ke sumber energi baru terbarukan dan harus menjadi industri ramah lingkungan.” peluang Indonesia

Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi baru terbarukan. Selain itu, Indonesia sudah memiliki fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) yang tidak dimiliki negara lain.

Ia juga mengatakan, “Saya sudah menginstruksikan General Manager Ketenagalistrikan dan EBRD untuk tidak terburu-buru mengekspor listrik.” “Kami setuju untuk mengekspor energi ramah lingkungan, namun pertama-tama kami perlu membuat pengaturan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri kami.”

Bahl percaya bahwa di masa depan, para pemain manufaktur global akan berusaha menarik masyarakat yang ingin mengekspor energi ramah lingkungan ke Indonesia.

“Akan ada banyak godaan,” tambahnya. Sama seperti wanita cantik yang pasti akan memikat banyak wanita. Namun, kita harus menjadi wanita yang berkarakter, tidak mudah tertipu oleh aspek yang tidak diketahui.”

Selain itu, Bach menjelaskan total kapasitas listrik Indonesia sebesar 93 gigawatt (GW). Namun, hanya 13,7 GW atau sekitar 15 persen yang bersumber dari EBT.

Sesuai tujuan Kebijakan Energi Nasional tahun 2025, porsi EBT dalam struktur energi nasional bisa mencapai 23 persen. Namun kenyataannya kita belum mencapai 23.000 MW dan masih kekurangan 8 GW. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *