Fri. Oct 4th, 2024

KemenKopUKM Soroti 2 Hal Ini dalam APEC SME Ministerial Meeting di Peru

By admin Oct4,2024 #KemenkopUKM #UKM #UMKM

matthewgenovesesongstudies.com, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) di Jakarta menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi produksi pada Forum Teknologi Produksi 30th APEC Small and Medium Enterprises Ministerial Meeting (SMEMM30) untuk Menghapuskan Kemiskinan dan Mempromosikan Ekonomi Inklusif Mikro , Usaha Kecil dan Menengah, Peru.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Arif Rahman Hakeem mengatakan usaha mikro, kecil dan menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dan negara anggota APEC lainnya dan menyumbang 40% terhadap produk domestik bruto (PDB). dengan 55,8% bekerja. tenaga kerja

“Usaha mikro, kecil, dan menengah berperan penting dalam pengentasan kemiskinan melalui kewirausahaan dan pembangunan ekonomi.” Ia mengatakan pada acara APEC SMEMM30, “Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan usaha mikro, kecil, dan menengah, khususnya mendorong transformasi mereka dari sektor informal ke sektor formal.” pada tanggal 15 September 2024 di Pucallpa, Peru dengan tema prioritas “Pemberdayaan, Inklusi dan Pembangunan”.

Namun, Arif mengatakan sebagian besar perekonomian Indonesia saat ini didominasi oleh usaha mikro, yang sebagian besar beroperasi secara informal, sehingga sulit bagi mereka untuk mengakses program dukungan seperti pembiayaan. “Untuk mengatasi permasalahan ini, fokus kebijakan pemerintah Indonesia adalah mendorong inklusi keuangan untuk memfasilitasi formalisasi usaha kecil dan menengah,” kata Arif.

Ia menambahkan, salah satu prioritas Indonesia saat ini adalah meningkatkan inklusi keuangan usaha mikro, kecil, dan menengah dengan target mencapai 90% pada tahun 2024, naik dari 88,7% pada tahun lalu.

Arif juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi UMKM Indonesia, antara lain kurangnya literasi keuangan dan terbatasnya keterampilan digital. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah telah mencanangkan berbagai inisiatif seperti pendirian Pusat Pelayanan Terpadu (PLUT) di seluruh Indonesia. “Kami telah mendirikan 100 pusat di 26 provinsi untuk memberikan layanan komprehensif kepada usaha kecil dan menengah, seperti konsultasi bisnis, bimbingan, dan pembiayaan,” kata Arif.

Arif Rehman Hakeem juga menyoroti pentingnya mendekatkan UMKM dengan teknologi produksi untuk mendorong inovasi dan nilai tambah pada produknya. Dia mengatakan digitalisasi harus diintegrasikan ke dalam proses produksi usaha kecil, menengah dan mikro untuk membantu mereka melampaui metode tradisional.

Lebih lanjut, Arif juga menekankan pentingnya penguatan ekosistem UMKM dengan menyediakan program teknologi dan keuangan yang komprehensif serta memperkuat kemitraan antara UMKM dan korporasi besar. Salah satu skema yang dicanangkan pemerintah adalah factory sharing atau pabrik produksi bersama (RPB) yang bertujuan untuk membekali UMKM dengan teknologi produksi yang maju guna meningkatkan inovasi dan daya saingnya di pasar global.

“Visi kami adalah menjadikan UMKM global lebih tangguh, inklusif, dan kompetitif, terutama dengan menyambut Indonesia Emas 2045,” kata Arif.

Arif mengatakan, saat ini Indonesia sedang merumuskan visi jangka panjang “Indonesia Emas 2045”, yaitu meningkatkan pendapatan per kapita dari US$20.000 menjadi US$30.000 dalam 20 tahun ke depan.

Pada acara tersebut, Arif juga menyoroti kisah sukses pembiayaan inklusif melalui skema seperti PNM Mekaar yang telah menjangkau 15,1 juta perempuan pengusaha mikro, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah menjangkau 4,64 juta usaha kecil, menengah, dan mikro. Saya membayar Rp 260,26. mega. Arif mengatakan rencana tersebut merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendorong pembangunan UMKM berkelanjutan.

Berbicara di forum SMEMM30, Arif menyoroti posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam perjuangan global untuk inklusi ekonomi dan pengembangan UMKM. Memiliki kebijakan strategis dan rencana inovasi. “Kami berharap dapat terus mendukung UMKM untuk berkontribusi tidak hanya pada perekonomian nasional tetapi juga pada rantai nilai global yang lebih luas,” kata Arif.

Dapat dipahami bahwa Pertemuan Tingkat Menteri Usaha Kecil dan Menengah APEC ke-30 dihadiri oleh perwakilan 21 negara anggota APEC, yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama pengembangan usaha kecil, menengah dan mikro serta meningkatkan partisipasi mereka dalam rantai pasokan global.

Anggota delegasi Indonesia antara lain Arif Rahman Hakeem, Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, ketua delegasi Konferensi Tingkat Menteri Usaha Kecil dan Menengah, dan Kelompok Pakar Menteri Hubungan Antar Lembaga untuk Usaha Kecil dan Menengah. Perusahaan. Raza Damanik, Direktur Biro Hukum dan Kerja Sama KemenKopUKM, bergabung dalam panel bersama Hanra Sargia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *