Fri. Oct 4th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Gunung Laksa merupakan titik tertinggi di Pulau Panaitan yang terletak di dalam Taman Nasional Ujung Kulon di pesisir barat daya terpencil Pulau Jawa. Gunung Laksa hanya berada 329 meter di atas permukaan laut.

Diambil dari laman Bagging Mountain pada Senin 23 September 2024. Gunung ini termasuk dalam Taman Nasional karena kualitas pendakian dan hutannya. Pegunungan ini juga memiliki situs arkeologi dan terletak unik di Pulau Panaytan.

Gunung Mutual memiliki lebih dari sekadar lokasi dan ketinggiannya. Berikut 6 fakta menarik Gunung Laksa yang dihimpun Tim Lifestyle matthewgenovesesongstudies.com dari berbagai sumber. 1. Jalan setapak

Titik awal pendakian adalah Chitanbuyun, sebuah teluk kecil di pantai tenggara puncak. Ada tempat berlindung yang ditinggalkan di sebelah sungai kecil, di situlah rute dimulai.

Tanda bernomor merah putih dan tanda api yang diukir di batang pohon membantu mengidentifikasi rute menuju puncak. Namun gunung ini jarang didaki, dan hutan tumbuh subur di sepanjang jalan setapak, terutama di bagian bawah jalur yang membentang sekitar 1 km di sepanjang aliran pegunungan.

Parang sangat penting untuk memotong rotan dan tanaman lain yang menghalangi saat bepergian. Jika jalanan masih baru dibajak, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk mencapai puncak gunung. Untuk alasan ini, yang terbaik adalah menggunakan jasa pemandu gunung. Navigasi dan penentuan rute yang benar sangat diperlukan.​

Pendakian ini berlangsung di lingkungan asri yang dianggap sebagai salah satu kekayaan ekologi terbesar di Jawa. Tidak ada sampah di trotoar, jadi sebaiknya biarkan saja.

Laksa merupakan titik tertinggi di Pulau Panaitan dan mudah dikenali bahkan dari laut. Pulau Panaitan memiliki satwa liar dan hutan yang menakjubkan.​

Perbukitan Panaitan berhutan dan menjadi rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk rusa, babi hutan, monyet, ular piton, dan burung. Beberapa spesies buaya air tawar dan kadal raksasa juga bisa dilihat di sini. Oleh karena itu, terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO bersama Pulau Panaitan, Pulau Pewchan, dan Pulau Handulum di Taman Nasional Ujung Kulon. 3. Sudah dieksplorasi sejak zaman Belanda.

Ahli botani Jerman Frederick Wilhelm Junghuhn adalah seorang ilmuwan berpengaruh pada masanya. Ia mengunjungi Pulau Panaitan dan menemukan beragam flora dan fauna, yang membuat ilmuwan Eropa lainnya mengunjungi Pulau Panaitan di Taman Nasional Komodo.

Bagi yang ingin melihat Gunung Laksa dari lokasi lain, mungkin tempat terbaik adalah Karang Kopon di Pulau Phu Chang. Pulau Peuchan, bersama dengan Pulau Panaitan dan Pulau Handulum, merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Dari dermaga depan Pulau Peukan, dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mencapai pantai Pulau Peukan, sebuah tanjung indah yang menghadap ke Pulau Panaitan dan Pulau Jawa itu sendiri. Pulau ini memiliki keunikan tersendiri: pantai berpasir putih yang khas dan pulau yang besar.

Wisata alam yang ada di pulau ini antara lain melihat karang Kopon, berenang, snorkeling, dan menyelam. Anda bisa menikmati pengamatan satwa liar dalam waktu sekitar 15 menit dari Padang, Pengembaran, dan Sidhaon menggunakan perahu kecil yang mampu menampung 6 orang.

Di Jidaon, wisatawan dapat mengamati satwa seperti banteng, burung merak, rusa, dan babi hutan. Anda juga bisa melihat situs-situs bersejarah peninggalan kolonial Belanda, seperti menara mercusuar dan pembangunan dermaga tua di Tanjung Rayal dan Chibom.

Hutan lebat memperlambat pendakian, dan dibutuhkan lebih dari tiga jam untuk mencapai puncak dan menemukan ukiran kuno. Penemuan arca Ganesha dan Siwa di puncak Gunung Laksa membuat para ahli menyimpulkan bahwa di sinilah tempat penyebaran agama Hindu dan Budha.

Patung tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-1 Masehi. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa patung tersebut berasal dari masa awal Hindu-Budha nusantara dan dipengaruhi unsur budaya Dinasti Gupta India pada abad ke-7 Masehi. 6. Akses Menuju Gunung Laksa

Untuk penerbangan domestik dari dan ke Banten, Anda bisa terbang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Sementara itu, Anda bisa menyewa perahu dari Kalita, Labuan, Tanjung Lesung, dan Sumur untuk mencapai Pulau Panaitan.

Speedboat dari Carita mencapai Dermaga Legon Butte Panaitan dalam waktu 3 jam. Perahu tradisional Indonesia tanpa mesin baling-baling membutuhkan waktu lebih lama.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *