Fri. Oct 4th, 2024

Laba Bersih GRIA Melesat 341% di Kuartal I 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (Ingria), pengembang properti residensial dan komersial bersubsidi di Indonesia, melaporkan kinerja positif pada kuartal I 2024.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Ingria tumbuh Rp13,8 miliar atau 65,5% year-on-year (YOY) dari Rp8,3 miliar.

Perseroan juga mencapai pengelolaan pendapatan, beban pokok penjualan, dan beban umum lainnya yang lebih baik, sehingga menghasilkan peningkatan laba bersih sebesar 341,3% (month-on-year) dari Rp 205,6 juta menjadi Rp 907,3 juta.

Peningkatan terjadi pada sisi liabilitas dan ekuitas. Selama tiga bulan triwulan I 2024, total liabilitas dan ekuitas meningkat dari Rp475,9 miliar per 31 Desember 2023 menjadi Rp477,3 miliar per 31 Maret 2024.

Menurut Sekretaris Perusahaan Ingria Eka Mavola, indikator keuangan positif tersebut disebabkan oleh penerapan dua kebijakan utama yang dilakukan perusahaan.

Pertama, Ingria menerapkan prinsip tata kelola yang baik, yaitu prinsip pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan pelaksanaan kebijakan perusahaan. Kedua, Ingria selalu mengedepankan pembangunan perumahan yang berkualitas dan terjangkau, kata Eka, dikutip Rabu. (1/5./2024).

Sebagai perusahaan publik, Ingria selalu berpegang pada prinsip keterbukaan dan mengikuti aturan di bidang tata cara pembelian rumah bersubsidi yang ditetapkan pemerintah.

Sementara dari segi produk, Ingria selalu mengedepankan pembangunan perumahan yang berkualitas dan terjangkau.

“Rumah yang dirancang oleh Ingria harus didasarkan pada dua prinsip yaitu kualitas dan keterjangkauan. “Ini adalah solusi dari Ingria yang memberikan masyarakat pilihan antara kualitas dan harga,” kata Eka.

Oleh karena itu, ECA yang berkelanjutan, pengembangan properti yang cermat, desain inovatif, dan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat merupakan ciri khas dari setiap proyek Ingria. 

 

 

Saat ini Ingria telah mengembangkan proyek perumahan di Tangerang, Bekasi, Sumedang, Karawang, Bandung dan Samarinda. 

Proyek perumahan tersebut adalah Bukit Esma Sikalengka, Gria Panorama Simanggung dan The Valley Esma Bandung dan sekitarnya. Di Sumedang, Ingria juga sedang mengembangkan proyek apartemen bernama Gria Panorama Sumedang. 

Berikutnya di Bekasi, ia mengerjakan proyek perumahan Ingria Gria Inda Sibarusa. Kemudian Apartemen Puri Artha Kenkana dan Rumah Puri Epicentrum di Karawang. 

Di Samarinda, Ingria sedang mengembangkan proyek perumahan Griya Mahakam Kota. Sementara untuk apartemen, Ingria membangun dan mengembangkan Apartemen Epicentrum Sepatan di Tangsel.

PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk, perusahaan real estate, akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan laman e-ipo, pada Kamis (20/7/2023), perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.949.275.000 lembar saham atau 2,94 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp20 per saham. Saham yang ditempatkan tersebut merupakan 37,81 persen dari modal ditempatkan dan disetor IPO.

Saham tersebut ditawarkan kepada publik dengan harga Rp 115-120 per saham. Dengan demikian, Ingria Pratama Capitalindo berpotensi memperoleh pembiayaan baru sebesar Rp353,91 miliar. 

Selain itu, Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 800.725.000 saham biasa kepada Khufran Hakim Noor (KHN), pemegang saham pengendali Perseroan, berdasarkan Pinjaman Wajib Konversi (PWK) yang diterbitkan sesuai dengan perubahan Adendum tersebut. Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham tanggal 27 Maret 2023 (PWK KHN) dengan harga sama dengan harga pelaksanaan bursa. 

PWK KHN diterbitkan dengan nominal pokok sebesar Rp96,08 miliar yang merupakan total nilai pinjaman perseroan kepada KHN pada saat prospektus ini diterbitkan. 

Dengan dilaksanakannya KHN PWK dan penjualan seluruh saham yang ditawarkan dalam penawaran umum saham perdana ini, maka kepemilikan masyarakat setelah penawaran umum saham perdana dan PWK menjadi sebesar 34,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. menukarkan. .

Total dana hasil IPO setelah dikurangi biaya penerbitan surat berharga akan digunakan untuk membayar utang kepada pihak ketiga sehubungan dengan pembelian tanah yang dikembangkan perseroan sebesar Rp151.920.500.000 atau senilai Rp151,92 miliar.

 

Sisanya sebesar 35.079.500.000 atau rinciannya Rp 35,07 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan yang akan digunakan untuk pembangunan proyek Mahakam Grande City (MGC) milik perseroan yang berlokasi di Lok Bahu, Kota Samarinda.

Pinjaman bank tersebut digunakan untuk sisa biaya operasional perusahaan, antara lain pembayaran bunga, pembayaran gaji, jasa profesional, biaya izin, perlengkapan kantor, pajak penghasilan, biaya sewa kantor, biaya pemasaran, dan biaya transportasi.

Apabila dana yang diperoleh dari penempatan awal masal saham perseroan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan perseroan, maka perseroan selain membayar utang juga menggunakan sumber dana internal yang diperoleh dari hasil kegiatan perseroan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *