Fri. Oct 4th, 2024

Anak Usaha Bukit Asam Kantongi Pinjaman Rp 20 Triliun dari Bank Mandiri, untuk Apa?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Anak usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA) PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) telah mendapatkan pinjaman senilai Rp 20 triliun dari Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Pinjaman tersebut merupakan pinjaman dari China Ekspor-Impor Bank (CEXIM). Dana pinjaman ini akan diperuntukkan untuk proyek PLTU Mulut Tambang.

Proyek ini berperan penting dan mendukung salah satu tujuan Navacita, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan bidang-bidang strategis, khususnya kedaulatan energi.

“Total investasi dalam dolar sebesar $1,68 miliar yang diambil sebesar 2×660 MW atau sekitar 1.320 MW. Karena utangnya 75:25, makanya sekitar USD 1,27 miliar (dari menteri), kira-kira setara dengan Rp 20 triliun. kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail kepada wartawan, Senin (30/9/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Bank Mantri Dharmawan Junaidi mengatakan kemitraan pembiayaan ini merupakan langkah strategis integrasi bisnis antara Bank Mantri dan Huatian Bukit Azam Power. Selain itu, Menteri Perbankan juga selalu siap mewujudkan sinergi tersebut lebih erat lagi dengan China Huaxian Group dan DPK Bukit Azam.

“Dengan pendanaan sebesar $1,27 miliar ini, kami yakin kami dapat mendukung ekosistem ini dengan solusi terobosan yang kami kembangkan,” kata Dharmava.

Menteri BUMN Eric Dohir menyaksikan penandatanganan pinjaman tersebut. Ia mengapresiasi tindakan menteri perbankan yang memberikan fasilitas pembiayaan yang kompetitif dibandingkan perbankan global, terutama dalam hal suku bunga.

“Proyek itu sebelumnya dibiayai dana asing, jadi minatnya agak tinggi. Jadi kita kompetitif dan bisa mendapatkan pembiayaan yang lebih baik,” kata Eric.

Menurut dia, langkah tersebut sejalan dengan tujuan menteri perbankan untuk menjadi salah satu bank terbaik di Asia Tenggara pada tahun 2032. 

 

 

Sebelumnya, dua anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bergerak di sektor pembangkit listrik tenaga uap menyepakati Memorandum of Understanding (MoU) tentang kewajiban preferensi perdagangan karbon. Kedua penyedia tersebut adalah PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dan PT Bukit Pembangkit Inovatif (BPI).

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail mengatakan kesepakatan tersebut merupakan langkah strategis yang mencerminkan komitmen PTBA dalam mendukung tujuan Kementerian MIND ID dan BUMN. serta menciptakan sinergi antar anak perusahaan dan afiliasi PTBA.

“Penandatanganan MoU ini merupakan wujud nyata komitmen PTBA dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dengan mematuhi Regulasi Sinergi dan Perdagangan Karbon, kami yakin PTBA dan afiliasinya akan semakin berperan aktif dalam mendukung tata kelola lingkungan hidup yang sehat.- Selasa (17/9/2024) kata Arsal dalam keterangan resmi.

Arsal meyakini integrasi HBAP dan BPI dapat meningkatkan pengelolaan karbon di seluruh anak perusahaan dan afiliasi PTBA.

MoU ini mempertegas komitmen PTBA dan afiliasinya untuk mematuhi peraturan perdagangan karbon yang berlaku di Indonesia. Hal ini merupakan langkah nyata untuk mendukung inisiatif pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan memperkuat pengelolaan karbon dalam proses bisnis.

“Melalui langkah ini, PTBA menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung agenda keberlanjutan nasional dengan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi sejalan dengan prinsip ESG (Environmental, Social, dan Governance),” tambah Arsal.

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja semester I tahun ini yang berakhir 30 Juni 2024. Selama periode tersebut, Bukit Assam mengalami pertumbuhan pendapatan yang positif.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 19,64 triliun pada semester I 2024. triliun

Seiring dengan peningkatan pendapatan, nilai pendapatan pun naik menjadi Rp16,24 triliun pada semester I-2024 dari Rp14,76 triliun pada semester I-2024. Alhasil, laba kotor perseroan turun menjadi Rp3,4 triliun, lebih rendah dibandingkan laba kotor semester I 2024 yang sebesar Rp4,1 triliun.

Pada semester I-2024, perseroan memiliki beban umum dan administrasi sebesar 929,34 miliar dram, beban penjualan sebesar 364,7 miliar dram, dan pendapatan lain-lain sebesar 407,76 miliar dram.

Sementara itu, perseroan mencatatkan pendapatan keuangan sebesar Rp119,42 miliar, beban keuangan sebesar Rp114,38 miliar, dan bagi hasil asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp182 miliar.

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan melaporkan laba sebesar Rp 2,03 triliun yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode pelaporan. Laba tersebut turun 26,76 persen dibandingkan laba semester I tahun lalu yang sebesar 2,78 triliun dram.

Per 30 Juni 2024, aset PTBA turun menjadi Rp38,39 triliun dibandingkan akhir tahun Rp38,77 triliun.

Liabilitas meningkat menjadi Rp18,87 triliun dari Rp17,2 triliun pada akhir tahun lalu. Sedangkan ekuitas turun menjadi Rp 19,52 triliun per 30 Juni 2024 dari Rp 21,57 triliun pada akhir tahun lalu.

 

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memulai proyek percontohan konversi batu bara menjadi grafit sintetis dan lembaran anoda sebagai bahan baku baterai lithium-ion (Li-ion). Konversi batubara menjadi grafit sintetik dan lembaran anoda merupakan yang pertama di dunia.

Grafit sintetik merupakan bahan utama pembuatan anoda. Lembaran anoda merupakan elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi (kutub positif) dan merupakan komponen utama baterai Li-ion.

Hari ini, Senin, 15 Juli 2024, soft launching pilot project grafit sintetik dan anode sheet di Tanjong Enim Industrial Park dihadiri oleh Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis MIND ID Dilo Seno Vitakto, CEO PT Bukit Asam Tbk. PTBA), Arsal Ismail bersama Direksi PTBA dan Direktur Riset Terapan dan Inovasi Industri BRIN Mulyadi Sinung Harjono.

Pilot project ini diharapkan dapat dilanjutkan ke tahap komersial. Ia menegaskan, keberlangsungan proyek ini sangat membutuhkan dukungan dan kajian mendalam terhadap aspek keekonomiannya.

 

 

Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan seluruh perusahaan yang tergabung dalam Grup MIND ID selalu berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan batubara Indonesia.

Menjadi perusahaan kelas dunia melalui sumber daya strategis dan manajemen inventaris, keuntungan, dan kepemimpinan pasar.

“MIND ID fokus mendukung ekosistem baterai pada kendaraan listrik. Oleh karena itu, kemampuan tersebut harus didukung penuh oleh seluruh tim MIND ID. Proyek ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya mendukung diversifikasi bisnis PTBA tetapi juga memperkuat posisi kami di dunia. Rantai pasokan baterai kendaraan listrik masa depan,” kata Thilo dalam keterangan resmi, Senin (15/7/2024).

Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengatakan, konversi batu bara menjadi grafit sintetik dan lembaran anoda merupakan bentuk komitmen PTBA mendukung kebijakan pemerintah dalam mendorong batu bara dan ketahanan energi nasional.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *