Sat. Oct 5th, 2024

Strategi Menyulap Sampah jadi Bernilai Ekonomis di Kota Batu

matthewgenovesesongstudies.com, Batu – Sebagai kota wisata terkenal di Jawa Timur, Kota Batu memiliki banyak permasalahan terutama terkait sampah. Penutupan TPA Tlekung juga menjadi salah satu permasalahan terkait pembuangan akhir sampah sehari-hari di Kota Batu.

Meski kini Kota Batu telah memiliki Perda TPS3R, namun permasalahan tersebut belum direspon. Bahkan di kawasan TPS, sampah menumpuk hingga berbulan-bulan. Akibat penumpukan sampah di TPS3R, banyak warga yang akhirnya memutuskan untuk membakar sampah tersebut untuk mencegah penumpukan sampah di TPS kawasan tersebut.

Makhlis Nduyo Saeed, warga Kecamatan Batu, mengatakan asap akibat kebakaran yang banyak dilakukan untuk menghindari kepadatan di TPS masih menjadi permasalahan, apalagi Batu merupakan kota wisata alam yang menyegarkan dan terkenal akan kesegarannya. Cuaca dingin

Makhlis, Kamis, 26 September 2024 mengatakan, “Kalau sudah menumpuk, warga memutuskan untuk membakar sampah-sampah itu agar TPS cepat kosong. Nah, kalau di TPS, sampah-sampah itu sering menumpuk di pusat-pusat keramaian. “

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, calon Wali Kota Batu Firhando Gomelar mengaku sudah memiliki rencana untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut.

Dia dan H. Rudy, selaku calon Wakil Wali Kota Batu, ingin sampah-sampah Kota Batu dibuang atau bahkan tidak dibakar. Namun bisa diolah sehingga sampahnya bisa diubah menjadi sesuatu yang lebih berharga.

Salah satunya dengan memberdayakan masyarakat di desa untuk mengelola sampah di wilayahnya terlebih dahulu dengan memilah sampah. Dari pemilahan barang, masyarakat dilatih secara teknis dan serius untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang lebih berharga.

Misalnya pot bunga, karya seni, tas belanja, dll. Nah, warga yang mengetahui hal ini dengan baik akan memberi mereka pengakuan, penghargaan dan insentif ketika dia memulainya, kata Fairhando. Sehingga masalah sampah bisa kita selesaikan bersama-sama.

Sementara untuk kasus TPA Tlekung yang sudah “terbebani”, pasangan calon guru nomor urut 2 ini mengaku juga punya rencana khusus yang akan mereka laksanakan dan siap melaksanakannya. Bahkan, pihaknya sudah memiliki hasil penelitian dan laboratorium mengenai situasi sampah Tlekung dan apa saja yang bisa diketahui oleh Pemerintah Kota Batu.

Cara yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan membakar sampah menggunakan insinerator yang lebih besar dan cerobong asap yang aman. Hal ini telah dilakukan oleh beberapa negara lain seperti Amager Bakke dari Denmark di Kopenhagen atau Insinerator Maishima Jepang.

Energi hasil pembakaran selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi melalui pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS). Oleh karena itu, mereka mengumpulkan abu sisa pembakaran sampah, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti batu paving, batu bata, aspal, dan barang-barang lain yang dapat digunakan untuk keperluan pembangunan perkotaan.

Ia menambahkan: “Saat ini kami memiliki rencana untuk meningkatkan nilai dari sampah ini, yang terpenting adalah bagaimana membuat sesuatu yang berharga dari sampah ini. Pertama-tama, untuk perekonomian, pembangunan dan masyarakat.”

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *