Sat. Oct 5th, 2024

Pemkab Bantul Gratiskan Biaya Pengobatan Korban Keracunan Massal

matthewgenovesesongstudies.com, DIY – Menjenguk korban keracunan karung beras massal yang mendapat perlakuan berbeda di RS Panamban Sinoppati Bintul DIY pada Kamis (12/9/2024) sore. Bupati Bintul Abdul Halim Masleh dan Wakil Bupati Bintul Joko Purnomo menegaskan, Pemerintah Kabupaten Bintul bertanggung jawab atas seluruh dukungan dana untuk pengobatan korban.

Sebelumnya, sejumlah warga Bantul keracunan usai memakan nasi kotak yang disiapkan panitia pendirian desa percontohan budaya di Desa Patlan, Kecamatan Jatis, Selasa (10/9/2024). Gubernur Kabupaten Bintul Abdul Halim Mosleh juga turut serta dalam pertemuan tersebut.

Kunjungan pertama dilakukan pukul 13.00 WIB oleh Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dan bertemu langsung dengan tiga pasien yang dirawat di Bupati Bantul Abdul Halim sejak Selasa dan Rabu (11/9/2024) Kamis Masleh Dikunjungi Sore .

“Banyak warga yang mengalami sakit perut, diare, dan mual yang menandakan tanda-tanda keracunan,” ujarnya. “Beruntung pihak dinas kesehatan, puskesmas, dan aparat setempat merespon dengan cepat dan warga mengikuti jejak orang-orang yang terlibat dalam kejadian tersebut.”

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Bantul, terdapat 160 warga yang mengalami gejala keracunan makanan dan sebagian diantaranya telah dirawat di berbagai rumah sakit di Bantul.

“Di Panimbahan ada lima korban yang mendapat perawatan intensif,” lanjut Wakil Bupati Joko seraya menegaskan, seluruh biaya pengobatan korban keracunan akan ditanggung pemerintah Kabupaten Bintul melalui BPJS Kesehatan. Atau bila perlu gunakan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).

Jaminan pembebasan biaya pengobatan ini juga disampaikan Bupati Bintul Abdul Halim Masleh yang menjenguknya pada Kamis sore. Ia menjelaskan, ada tiga cara pendanaan. Pertama, gunakan BPJS Kesehatan, jika tidak memungkinkan gunakan Jamxada yang memiliki pilihan pembiayaan hingga Rp 5 juta per orang.

“Jika keduanya tidak memungkinkan, kami akan memberikan akses Jaminan Kesehatan Sosial (Jamkessos) kepada Pemda DIY,” jelasnya.

Menurut Binti Halim Masleh, kasus keracunan massal nasi kemasan ini menjadi pembelajaran penting, meski kami menyayangkan atas nama masyarakat dan pemerintah.

Menurutnya, hal ini menjadi pembelajaran penting bagi penyedia makanan di Bantul untuk memastikan makanan yang disajikan kepada masyarakat benar-benar segar dan tidak murahan.

“Selain itu, kedepannya akan ada program makan siang gratis. Yang paling perlu kita lindungi adalah makan siang setiap hari untuk anak-anak kita,” jelasnya.

Oleh karena itu, akan menjadi tantangan bagi pelayanan kesehatan, bagaimana peramalan dan pengendalian mutu ke depan harus bisa memastikan bahwa makan siang gratis untuk anak sekolah itu sehat, bergizi dan tidak tercampur zat berbahaya.

Terkait kasus keracunan makanan, Haleem mengaku tertarik. Sebab, berdasarkan pengetahuan seluruh korban, tidak ada bau pada menu yang disiapkan di dalam mangkuk nasi tersebut. Sembari menunggu hasil lab, Halim tak mau memikirkan apakah karena kelalaian penyedia atau ada faktor lain.

Konon, jumlah beras yang diberikan kepada para tamu pada upacara pembukaan desa budaya di desa Patalan ini berjumlah sekitar tiga ratus. Polisi di Bantul melaporkan 25 orang luka-luka dan 11 orang dalam perawatan.

Bupati Abdul Halim Masleh sendiri mengaku tidak menyantap nasi kotak, karena panitia menyiapkan menu buffet di tempat berbeda.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *