Sun. Oct 6th, 2024

Kredit UMKM Masih Rendah, OJK: Mereka Tak Punya Jaminan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai penyaluran kredit kepada UMKM sangat rendah. Jumlah tersebut hanya 19-21 persen dari tahun 2019.

CEO Pengawasan Asuransi, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan akses pembiayaan menjadi permasalahan utama yang dihadapi UMKM. 

Selain itu, ada peluang teknologi, pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan mencari penghasilan tambahan. Namun sumber dana menjadi permasalahan yang sering dihadapi UMKM.

“Mulai tahun 2019, tingkat kredit UMKM di perbankan antara 19-21 persen,” kata Ogi saat membuka Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Penjaminan Indonesia 2024-2028, di Jakarta, Selasa. 27/8/2024).

Keterbatasan akses terhadap UMKM juga berbeda-beda. Namun, salah satu hal terbaik tentang UMKM adalah tidak ada jaminan atau garansi. Akibatnya, bank tidak dapat memberikan bantuan uang atau pinjaman.

“Kegagalan UMKM dalam memperoleh sumber pendanaan karena ketidakmampuan memberikan bukti-bukti seperti alat bukti dan kendala-kendala yang berkaitan dengan usahanya. Padahal menurut UMKM bisa atau mampu, namun tidak mampu membiayainya,” tuturnya. .

Ogi membenarkan perusahaan asuransi bisa masuk ke sektor ini. Tujuannya untuk membantu menunjang perekonomian UMKM. Dasar hukumnya jelas, tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Permukiman.

“Salah satu alasan dibuatnya UU Nomor 1 Tahun 2016 adalah untuk mendukung kebijakan pemerintah untuk membantu sektor UMKM menghadapi tantangan besar, tantangan finansial,” demikian penjelasan Gubernur.

Lebih lanjut, Ogi mengatakan setidaknya ada tiga peran perusahaan untuk memastikan mampu menjawab kebutuhan UMKM. Untungnya untuk akses pembiayaan dan meningkatkan minat UMKM ada lembaga keuangan.

Dan, ada tugas untuk meningkatkan akses dan pengetahuan UMKM tentang kredit atau pembiayaan. Oleh karena itu, kemampuan membangun kapasitas kredit dan manajemen risiko UMKM.

“Dengan bantuan mitra usaha dan dukungan pemerintah, sektor UMKM dapat tumbuh dan berkembang untuk menggairahkan perekonomian negara dan investasi pekerja,” ujarnya.

Pemberian bantuan keuangan kepada sektor UMKM selama ini merupakan salah satu bukti nyata upaya Bank Mandiri dalam mendorong perekonomian negara. Sengketa ini dilontarkan bank bernama saham BMRI karena UMKM dipandang sebagai salah satu sektor perekonomian Indonesia yang lebih berpotensi untuk tumbuh dan berkembang.

Hingga akhir Juni 2024, total utang UMKM Bank Mandiri mencapai Rp 127 triliun. Alokasi pinjaman tersebut dibarengi dengan non-performing loan (NPL) yang terjaga pada level 1,5%.

 Sekretaris Mandiri Corporate Bank, Bpk. Teuku Ali Usman, sektor UMKM mempunyai peran penting dalam menciptakan lapangan kerja, mengembangkan keterampilan lokal, dan meningkatkan perekonomian negara. Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya membantu percepatan literasi dan literasi keuangan di Indonesia, khususnya bagi UMKM yang kurang terlayani oleh bank tradisional.

“Kami yakin dengan kemudahan mendapatkan uang dan produk sesuai kebutuhan UMKM, Bank Mandiri dapat membantu para pengusaha UMKM untuk mencapai potensinya, membantu mengembangkan perekonomian negara,” kata Teuku Ali, Rabu. (21/8).

Teuku Ali menambahkan, dalam mendorong penyaluran kredit, Bank Mandiri mengedepankan prinsip pengetahuan dengan memperkuat sistem pengurangan risiko dengan memantau dan menganalisis risiko pasar dan profil masyarakat setiap utangnya. Selain itu, Bank Mandiri juga fokus pada program edukasi keuangan untuk lebih mempersiapkan perempuan UMKM menghadapi lingkungan bisnis saat ini, guna mengurangi risiko di masa depan.

 

Berdasarkan hal tersebut, Bank Mandiri terus melakukan inovasi dalam menyediakan produk dan layanan yang relevan kepada UMKM, seperti platform digital Kopra by Mandiri dan super app Livin’ by Mandiri yang memberikan kemudahan dalam menghasilkan pendapatan bagi UMKM.

“Di sisi lain, Bank Mandiri juga menerapkan strategi berbasis pemanfaatan ekosistem sejalan dengan rencana wilayah dengan bekerja sama untuk memperjuangkan nilai nasabah Bank Mandiri,” ujarnya. 

Teuku Ali juga mengatakan, perseroan sedang meningkatkan operasional bank umum Bank Mandiri, agar bisa cepat memberikan pelayanan kepada calon debitur, sehingga meningkatkan akses kredit. Hal ini dilakukan melalui program pengenalan yang dilanjutkan dengan pelatihan di bidang keuangan dan bisnis melalui Mandiri Agen (Agen Laku Pandai Mitra Bank Mandiri) di ekosistem bisnis UMKM.

Bank Mandiri, lanjut Teuku Ali, juga mengutamakan spesialisasi dan dukungan langsung kepada nasabah UMKM melalui jaringan cabang di seluruh Indonesia. Dengan cara tersebut, Bank Mandiri berharap mampu memberikan nilai tambah dan menjaga kepercayaan nasabah, serta berkontribusi terhadap pembangunan perekonomian.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *