Sun. Oct 6th, 2024

Dokter Ungkap Bahaya Henti Jantung Setelah Tragedi Zhang Zhi Jie, Begini Cara Menyelamatkannya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pebulutangkis asal China, Zhang Zhijie dinyatakan meninggal dunia saat berlaga di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia Junior 2024 di Yogyakarta pada Minggu, 30 Juni 2024.

Dari video viral yang beredar di media sosial, satu-satunya pemain asal Tiongkok tersebut terlihat pingsan dan kejang-kejang di tengah lapangan beberapa saat sebelum mendapat perawatan dari tim medis.

PBSI belum merilis keterangan penyebab meninggalnya Zhang Zhijie. Namun, banyak dokter menduga itu adalah serangan jantung.

Dokter spesialis penyakit dalam, Dr. MENTAH. Adaninggar Primadia Nariswari SpPD yang akrab disapa Dokter Ningz menjelaskan melalui video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya @drningz pentingnya melakukan CPR atau pijat jantung pada seseorang yang mengalami serangan jantung.

Otak kita akan mati dalam tiga sampai lima menit jika tidak mendapat oksigen atau aliran darah. Jadi kita bisa melakukan CPR atau pijat jantung untuk membantu mendistribusikan aliran darah ke otak, kata dr Nings dalam video yang diunggah Selasa. 2 Juli 2024.

Nings menekankan bahwa setiap orang perlu memahami apa yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan orang-orang yang mengalami serangan jantung, tidak hanya tenaga medis atau dokter, tetapi semua orang.

“Siapapun Anda, Anda bisa melakukan CPR ini di kedalaman sekitar 5 cm dan melakukan 100-120 pijatan per menit. Jika di lokasi kejadian banyak orang, lakukan CPR secara bergiliran hingga petugas medis benar-benar datang,” Ditambahkan. Ning.

Spesialis kedokteran olahraga, Dr. Andhika Raspati SpKO melalui akun Instagram pribadinya @dhika.dr mengatakan, gejala umum serangan jantung seringkali ditandai dengan pingsan tanpa kontak fisik.

“Jika diperhatikan serangan jantung yang terjadi pada atlet, semuanya mengalami gejala serupa yaitu pingsan atau pingsan tanpa ada kontak fisik sebelumnya,” kata Andhika dalam video yang diunggah pada 1 Juli 2024.

Andhika menjelaskan, pingsan tanpa kontak fisik merupakan indikasi kuat terjadinya serangan jantung. Ia menekankan pentingnya segera melakukan CPR dan defibrilasi pada orang yang mengalami serangan jantung.

“Jika terjadi serangan jantung, tindakan segera adalah memberikan CPR dan defibrilasi, yaitu penggunaan AED sesegera mungkin,” ujarnya.

Andhika juga menegaskan, pertolongan pertama lebih penting dibandingkan seberapa cepat pasien dibawa ke IGD.

Seperti halnya dokter Ningz, Andhika juga berharap semua orang bisa belajar dan melakukan CPR.

Menurut WebMD, henti jantung atau henti jantung mendadak adalah suatu kondisi di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Hal ini menghentikan suplai darah ke otak dan organ lainnya, menjadikannya keadaan darurat yang fatal jika tidak segera ditangani.

Henti jantung terjadi secara cepat dan drastis. Seseorang yang mengalaminya bisa tiba-tiba pingsan, kehilangan kesadaran, tidak ada denyut nadi, dan tidak bernapas.

Tepat sebelum hal itu terjadi, mereka mungkin merasa sangat lelah, pusing, lemah, sesak napas, atau mual. Namun, serangan jantung bisa terjadi tanpa adanya tanda peringatan sama sekali.

Jantung memiliki sistem kelistrikan yang membuatnya berdetak terus-menerus. Henti jantung dapat terjadi jika sinyal listrik tidak stabil sehingga menyebabkan detak jantung tidak teratur atau aritmia.

Ada berbagai jenis aritmia, dan kebanyakan tidak berbahaya. Salah satunya disebut fibrilasi ventrikel, yang merupakan pemicu serangan jantung paling serius.

Jika hal ini terjadi, jantung tidak dapat memompa cukup darah ke tubuh, dan hal ini dapat mengancam jiwa dalam hitungan menit.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *