Sun. Oct 6th, 2024

Harga Saham ASII Turun 8,85%, Bos Astra Singgung Munculnya Pesaing Baru

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) nampaknya akan turun pada tahun 2024. Pada perdagangan Selasa 30 Mei 2024, saham ASII ditutup menguat 2,49 persen di 5.150.

Berdasarkan data RTI, harga saham ASII mengalami kenaikan sebesar 2,49 persen pada pekan ini. Namun secara year to date (YTD), ASII terkoreksi 8,85 persen. Dalam lima tahun terakhir, porsi ASII mengalami penurunan sebesar 37,95 persen.

Johnny Bunarto Tzondro, Presiden dan CEO PT Astra International TBK, mengatakan secara umum pergerakan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya kondisi perekonomian, global dan lokal. Kemudian situasi keuangan makro dan situasi mikro negara. Jangan lupa, pertimbangan geopolitik.

“Kami mengetahui dan juga melihat adanya tekanan terhadap harga saham Astra. Hal ini tidak lepas dari perspektif perekonomian global dan lokal,” kata Johny seperti dikutip, Rabu (1/5/2024).

Selain itu, Johnny juga mencermati respon pasar terhadap munculnya persaingan di sektor otomotif. Salah satunya adalah munculnya kompetitor baru khususnya baterai EV atau BEV. Misalnya saja dari Korea yang dianggap mengancam posisi Astra.

“Harus kami sampaikan bahwa kami tidak setuju dengan banyaknya penilaian yang kurang positif dan lebih mengkhawatirkan,” tambah Johnny.

Menurutnya, Astra memiliki prospek yang bagus dengan didukung fundamental yang kokoh. Johnny menjelaskan, Astra memiliki bisnis yang sangat variatif dan beragam, serta terbukti mampu menjawab berbagai tantangan dan tantangan yang dihadapi. Misalnya saja saat pandemi Covid-19.

 

Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Ketahui dan analisa sebelum membeli dan menjual saham. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas hilangnya keuntungan akibat keputusan investasi.

Datanya, kegiatan usaha Astra juga memberikan pertumbuhan berkelanjutan dengan tingkat pertumbuhan majemuk (CAGR) sebesar 9% selama 5 tahun terakhir dibandingkan produk nasional Indonesia yang berada di bawah angka tersebut pada waktu yang sama.

“Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi kegiatan usaha kami memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Johnny.

Kinerja Astra dilandasi oleh fundamental yang kuat dan kokoh. Tata kelola yang baik, dan yang paling penting, didukung oleh keseimbangan yang sehat.

 

Pada tahun fiskal 2023, Astra International membukukan pendapatan sebesar $317,56 triliun. Pendapatan tersebut meningkat 5,04 persen dibandingkan pendapatan tahun 2022 yang dilaporkan sebesar Rp301,38 triliun.

Dengan keberhasilan tersebut, perseroan membukukan laba sebesar Rp 33,84 triliun kepada pemilik induk pada periode berjalan. Laba tersebut sebesar Rp 28,94 triliun, meningkat 16,91 persen dibandingkan laba tahun 2022.

Soal aset perseroan, hingga akhir Desember 2023 tercatat sebesar Rp445,68 triliun, akhir tahun 2022 sebesar Rp413,3 triliun. Utang pun meningkat dari Rp 169 triliun menjadi 195,26 triliun pada akhir tahun 2023. 2022. Sedangkan saldo hingga akhir tahun 2023 meningkat dari Rp23,72 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp250,42 triliun.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *