Sun. Oct 6th, 2024

Program Ramah Lansia untuk Jemaah Haji Indonesia, Ini yang Dilakukan Kemenkes RI

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Untuk mendukung kesehatan jemaah haji lanjut usia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaksanakan program ramah lansia mulai tahun 2023 dan berlanjut pada tahun 2024.

Program ini melibatkan pejabat yang berhasil diseleksi untuk mengikuti ibadah haji. Selama menjalankan ibadah, kesehatan jamaah haji diperiksa melalui tes kebugaran untuk memastikan sehat jasmani dan rohani sebelum pemberangkatan.

Pemimpin acara mengatakan: “Program ini melibatkan partisipasi Tenaga Medis Haji Indonesia (TKHI) dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam kegiatan seremonial. Dengan begitu, petugas dapat mengetahui jamaah terlebih dahulu, membangun hubungan emosional yang lebih baik.” Kementerian Kesehatan Haji Indonesia. Medical Center, Liliek Marhaendro Susilo, dikutip dari Sehat Negeriku pada Sabtu 18 Mei 2024.

Sebelumnya, jamaah haji hanya bertemu dengan petugas medis saat menaiki pesawat, sehingga seringkali membuat mereka merasa terasing dan tidak nyaman berada di dalam pesawat. Kebanyakan jamaah haji belum pernah melakukan penerbangan sehingga perjalanan jauh menuju Jeddah dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena kurangnya pengetahuan dalam menggunakan jasa penerbangan.

Oleh karena itu, tenaga medis harus aktif menjelaskan kepada jamaah haji bagaimana cara menggunakan fasilitas bandara dan pentingnya makan selama perjalanan.

Liliek menegaskan, dengan mengenal jemaah sejak dini, diharapkan mereka tidak takut untuk bertanya.

 

Pemantauan kesehatan dilakukan di dalam kelompok, terutama pada jemaah yang berada pada tahap kesehatan paling kritis. Jemaat ini terdiri dari wanita-wanita lanjut usia yang sakit dan orang-orang yang belum tua namun mempunyai riwayat penyakit.

“Kami membagi 30 teratas ke dalam kategori gereja penting yang kesehatannya perlu dipantau secara berkala, setidaknya dua hari sekali,” kata Liliek. Tesnya meliputi tekanan darah, saturasi oksigen, dan detak jantung.”

Antrean panjang menjelang haji membuat jumlah jemaah berisiko meningkat. Saat ini, kurang lebih 5,4 juta orang telah menerima kuota haji dengan rata-rata kuota sebanyak 221.000 orang per tahun.

Rata-rata waktu tunggu berangkat haji adalah 24 tahun. 

Pemerintah Indonesia berupaya menekan angka kematian jemaah haji pada ibadah haji tahun 2024. Berdasarkan pengalaman tahun 2023, jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal mencapai 774 orang yang sebagian besar merupakan lansia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama (Kemenag) fokus memastikan jamaah haji Tanah Suci dalam keadaan sehat dan diperiksa kesehatannya, terutama yang mengidap penyakit terkait tekanan darah tinggi, diabetes, dan jantung.

Liliek, menjelaskan inovasi Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH) yang kini dilengkapi dengan QR Code. Kode QR berisi informasi singkat tentang riwayat kesehatan jemaah, seperti nama, tanggal lahir, riwayat kesehatan, pengobatan umum, vaksinasi, dan alergi.

Penggunaan QR Code ini dimaksudkan untuk memberikan pengobatan yang cepat dan tepat jika traveler jatuh sakit di Arab Saudi. Pusat kesehatan di Arab Saudi dapat mengakses data kesehatan jamaah sehingga pengobatan yang diberikan bisa lebih akurat.

“Dengan data ini, kami berharap penanganan jemaah yang sakit bisa cepat dan jelas,” kata Liliek. Jadi kita tidak perlu menebak-nebak obat yang diberikan.”

QR Code diharapkan dapat mempercepat proses pengobatan sehingga pasien lain dapat menggunakan tempat tidur di klinik dengan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan kewenangan undang-undang yang menekankan pada dukungan terhadap jemaah haji reguler.

“Ringkasan data kesehatan tersedia dan dapat diakses oleh pusat-pusat kesehatan di Arab Saudi. Hal ini memudahkan dan mempercepat pertolongan saudara-saudara kita yang sakit,” lanjut Liliek, agar pengobatannya berhasil.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *