Sun. Oct 6th, 2024

Semeru Tak Pernah Ingkar Janji, Senyum dan Tangis Bersama di Bulan Desember

matthewgenovesesongstudies.com, buat apa nunggu krisis Surabaya, baru kita yakin kebesaran Tuhan, kita siap menyisihkan harta untuk sesama, kita sahabat alam. Aku menangis untuk hari ini, tapi aku tersenyum untuk masa depan.

Lirik lagu Solidaritas karya band legendaris Slank setidaknya bisa menggambarkan bencana alam Air Terjun Awan Panas (APG) Gunung Semeru yang meletus tiga tahun berturut-turut di bulan Desember.

“Pada tanggal 1 Desember 2020 terjadi erupsi Gunung Semeru. Selain itu pada tanggal 4 Desember 2021 terjadi hujan awan panas (APG) dengan tingkat kerusakan yang tinggi. Setahun kemudian terjadi lagi APG dengan tingkat kerusakan yang sama pada tanggal yang sama. dan bulan”, kata Dadang Ikwadi dalam pemaparan di Surabaya yang ditulis Minggu (29/9/2024) di hadapan Wakil Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim.

Ledakan Semeros pada 4 Desember 2021 menyebabkan 51 orang tewas, 169 orang luka-luka, 22 orang hilang, dan 45 orang terbakar.

Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan jalur selatan antara Lumajang dan Malang putus diterjang banjir lahar dingin. Setidaknya 5.205 rumah dan banyak bangunan umum rusak akibat aliran piroklastik dan lahar.

Lima unsur tersebut dikoordinasikan, baik pusat, provinsi, daerah, dan kota. Selain itu, dunia usaha, masyarakat, akademisi atau pakar, dan media juga ikut serta dalam strategi penanggulangan bencana, kata Dantang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Maruf Amin, kemudian Gubernur Jawa Timur Khofifah Inder Parwansa, kemudian Raja Muda Lumajang Thorikul Haq, serta para Menteri, TNI Polari dan instansi terkait hadir untuk meninjau langsung. Bencana Alam Gunung Semeru APG.

Dan untuk mencegah terjadinya erupsi Gunung Semeru secara rutin pada bulan Desember selama tiga tahun, BPBD Jawa Timur melakukan pendekatan kesiapsiagaan dengan mengundang kepala desa, camat, dan relawan daerah ke kaki Gunung Dewata.

“Tidak hanya perayaan saja yang perlu dilakukan, bencana alam Gunung Semeru APG juga perlu dilakukan mitigasi. Identifikasi risiko, kurangi risiko, buat strategi dan bersiap untuk bertahan,” kata Dadang.

Saat itu, Raja Muda Lumajang Thorikul Haq menetapkan keadaan darurat bencana erupsi Gunung Semeru selama 14 hari terhitung tanggal 4 hingga 17 Desember 2021. Kemudian diperpanjang selama tujuh hari mulai tanggal 18 hingga 24 Desember.

Bupati yang akrab disapa Cak Thoriq itu kemudian menetapkan status masa transisi dan masa pemulihan bencana letusan Gunung Semeru pada 18 Maret 2023 hingga 15 Juni 2023 selama 90 hari.

Selain itu, program pemukiman kembali berlokasi di Desa Sumbar Mujur, Kecamatan Kandipuro, Lumajung. Tempat tinggal sementara (huntara) yang kini menjadi tempat tinggal tetap (hantap) telah diserahkan kepada 1.833 kepala keluarga (KK) yang sebelumnya tinggal di Kecamatan Kandipuro dan Pronojiwo.

Yayuk Sri Rahu, Kepala Desa Sumbar Mujur, mengatakan para pemburu tersebut sebelumnya memiliki perkebunan cengkeh milik Perutani seluas 82 hektar, yang kemudian digunakan untuk pemukiman pemukiman kembali.

“Fasilitas yang ada antara lain fasos satu sampai lima. Seperti masjid, IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), tempat pengolahan atau daur ulang sampah, tempat umum kambing dan sapi, lapangan sepak bola. Lalu ada fasilitas pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA,” ujarnya.

Salah satu warga shelter, Durasim dan Maisa mengaku bersyukur bisa menyelamatkan diri dari bencana alam APG Gunung Semeru.

Saat itu hujan ringan, sekitar jam empat sore, Asar sudah usai. Di rumah, saya dan istri hanya bisa salat sambil menutup telinga dan meneriakkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, kata Durasim.

Durasim mengatakan, sebelum kejadian, tidak ada peringatan, tiba-tiba awan panas turun dan menjauh. “Saya dan istri saya diusir setelah pukul enam malam,” katanya.

Kedua lansia yang tinggal di Desa Kurah Kobokan, Lumajang ini kini bisa kembali tersenyum setelah mendapatkan unit rumah. “Semua sudah pindah KK dan KTP, sudah jadi warga di sini Sambar Lucky,” kata Durasim.

Durasim dan Maisah pun mengaku takut untuk kembali ke rumahnya. Keduanya memilih tinggal di Hantup dan membuka usaha kecil-kecilan, toko kelontong.

“Banyak orang yang kembali ke Kurah Kobokan karena sulitnya mencari pekerjaan di sini. Ada yang pergi ke ladang pada pagi hari, dan kembali ke sini pada sore hari. Jadi di sini sepi pada sore hari,” ujarnya.

Hal senada juga diceritakan Suchi Ayu Vidari (23). Ia mengatakan meski sederhana, namun rumah yang ditinggalinya sangat layak. Baik dalam ketebalan dinding maupun kaca. Insya Allah bisa. Pakai kaca mobil saja, ujarnya.

Mengingat letusan Gunung Semeru, ibu satu anak ini mengaku trauma dan berusaha berdamai dengan alam.

“Kadang-kadang di malam hari Anda merasa takut, apalagi mendengar ledakan. Tapi mereka menyuruh orang-orang tua untuk tenang. Gunung itu akan pergi begitu saja,” katanya.

Perempuan yang diketahui bernama Ayu itu juga membuka usaha baru, yakni toko jual beli pulsa dan pembayaran elektronik lainnya. “Kalau ramai, alhamdulillah hasilnya,” ujarnya.

Menanggapi diamnya Hantup, Direktur Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajung Patria Dwi Hastiadi menjawab, syarat warga harus pindah adalah tanahnya tetap di wilayah asalnya sehingga pagi hari bisa kembali bekerja dan sore harinya kembali berburu. untuk istirahat.

Katanya, “Memindahkan ribuan orang tidak semudah melambaikan tangan, kita tidak hanya memindahkan orang tapi juga kualitas hidup, seni, budaya, pendidikan dan sebagainya. Jadi semuanya harus dilakukan secara tertib.”

Tak hanya berburu, pemerintah juga harus fokus memperbaiki Jembatan Mujur II yang terletak di Desa Kloposawit, Kecamatan Kandipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Jembatan Mujur II yang menghubungkan Desa Kloposawit dan Desa Tupeng putus pada 7 Juli 2023 akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru dan putus kembali pada 18 April 2024. 

Jembatan Mujur II Kloposavit dibangun dengan anggaran Rp11 miliar. Menggunakan konstruksi bailey atau rangka baja, jembatan dengan panjang 39 meter dan lebar 5,1 meter ini mampu menopang beban lalu lintas hingga 40 ton. 

“Selain menjadi penghubung kedua desa, jembatan tersebut sebenarnya bisa menjadi jalan alternatif dua kabupaten, Lumajung dan Malang,” kata Kepala Desa Kloposawit, Marjoko.

Gunung Semeru yang terletak di wilayah Kabupaten/Kota Lumajang dan Malang, Jawa Timur, telah mengalami puluhan kali erupsi. Pada tahun 1818 tercatat terjadi letusan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Setidaknya 86 letusan telah dilaporkan di Semeru sejak tahun itu.

Berikut fakta erupsi Gunung Semeru seperti dikutip dari situs resmi PVMBG Kementerian ESDM: 

1818

8 November

1829

Februari

1830

15-16 Desember

1832

18 April

1836

3-5 Agustus

1838

Juli, Agustus

1842

Januari-Maret

1844 – 1845

September 1844-Juli 1845

1848

Februari-4 Agustus

1851

Januari

1856

10 September

1857

13 Agustus-September

1860

April-Juni

1864

Juli

1867

April, Mei

1872

23 Oktober

1877

April, September

1878

?

1884

11 Desember

1885

Januari, April, Juli, September. Aliran lahar.

1886

Januari, April, Juli, Agustus

1887

Februari-Maret. Lava mengalir 10 September – 10 Oktober

1888

Februari, Maret, Mei, Oktober

1889

Pencairan lahar, Januari-Maret, Juni, Oktober, Desember

1890

Januari-Desember

1891

Aliran lava Februari-Mei

1892

Maret-April

1893

Januari-Mei, September

1894

Februari

1895

22 Mei-10 Juli, 1 Oktober Lahar mencair, lahar. Lahan pertanian telah rusak

1896

Mei-Juni

1897

Januari. Aliran lahar

1898

Februari. Aliran lahar

1899

Januari, Maret, Agustus, Desember

1900

29 Maret – 11 April. Aliran lahar

1901

29-30 Januari

1903

26 Maret-Juni

1904

2-16 Januari

1905

4 Agustus

1907

7-10 Januari

1908

Januari-Desember

1909

September-Desember. Awan panas. Lahan pertanian telah rusak.

1910

Januari-Desember

1911

Januari, Februari. Lava yang mengalir dan awan panas. Lahan pertanian telah rusak.

November-Desember

1912

28 Agustus

1913

23 Juni

1941 – 1942

Ledakan di celah radial. Aliran lahar. 21 September 1941 – Februari 1942. Letusan mencapai lereng timur pada ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. 

Ada 6 titik ledakan. Aliran lavab. Ia memasuki semut dan menutup kaleng penyiram bantengan. Aliran lahar sepanjang 6,5 km.

1945

12-18 Juni

1946

Awan panas. Lahan pertanian telah rusak. Februari-Mei, Oktober-Desember. Formasi Kubah (Adnavidjaja, 1947)

1947

Maret-Juni

1950

23 Juli Nov-Des Lava mengalir di Besuk Sat dan guguran lava masuk Besuk Semut

1951

November. Aliran lahar memasuki sarang semut

1952

Aliran lahar mencapai Totogan Malang dan aliran lahar mencapai Besuk Kobokan dan Kurah Lengkong.

1953

Letusan gunung berapi semakin meningkat

1954

November, lava mengalir dari Besuk Kobokan

1955 – 1957

Kegiatan berlanjut, 22 Februari dan 4 Mei 1957 aliran lahar

1958

Pada tanggal 27 April terjadi aliran lava sepanjang 1 km dari Sungai Glidick dan juga terbentuk kubah lava.

1959

Mungkin

1960

April, Mei, Agustus

1961

Letusan tipe stromboli dengan ketinggian abu 3000 m di atas puncak (Sumopranoto, 1961, dalam Kusumadinata, 1979). 

Bahan peledak terlempar hingga melewati hutan sekitar puncak Rekopodo, Besuk Sat dan Besuk Tobe. Aliran lahar terjadi di Kali Glidik, Besuk Sat, Besuk Bang dan Besuk Kobokan.

1963

Mulai pukul 14.10 tanggal 5 Mei, awan panas dan aliran lava melanda Kurah Lengkong, Kali Pansing dan Besuk Semut, dengan awan panas mencapai jarak 8 km dari kawah. Wabah ini berlangsung hingga akhir Juli.

1967

Letusan terjadi pada bulan September dan letusan tahun 1963 di tepi selatan kawah membentuk kubah lava (hulu Kali Glidik, Besuk Bang dan Besuk Kobokan) mencapai ketinggian 3.730 m (54 m di puncak Mahameru). Lahar terjadi di DAS Glidik, Besuk Kobokan, dan Rejali.

1968

Kubah lava terus membesar. 3 warga desa Sumbar Vungkil meninggal dunia akibat banjir lahar.

1969

Kubah lava terus membesar.

1972

Pertumbuhan kubah lava masih terus berlanjut hingga mencapai ketinggian 3.744,5 meter di atas permukaan laut. Awan panas longsor terkadang datang dari Sungai Glidikos hingga ke perbatasan hutan. 

Pada akhir tahun, terjadi letusan setiap 5 hingga 45 menit, dengan ketinggian asap maksimum melebihi 500 meter di atas bibir kawah, melontarkan pasir dan debu hingga 1 km.

1973

Pada bulan Agustus, kubah lava masih terbentuk. Letusan yang mencapai ketinggian 1.000 meter seringkali disertai aliran lava. 

Guguran lahar pijar naik dan turun di Besuk Sat dan Besuk Kobokan hingga mencapai 2 kilometer dari puncak, membakar hutan.

1974

Aktivitas terus berlanjut, kubah lava meninggi.

1975 – 1976

Ledakan di kawah utama disertai aliran lahar.

1977

Pada tanggal 1 Desember terjadi guguran lava di bilik Besuk dengan volume sedimen 6,4 juta m3 sehingga menimbulkan awan panas guguran sejauh 10 km. Awan panas tersebut sebagian melayang hingga ke Besuk Kobokan. 

Di Desa Sumburip, 110 hektar sawah dan ladang rusak, 450 hektar hutan pinus dan 1 jembatan rusak akibat kebakaran, serta 2 rumah hanyut.

1978

Letusan masih berlangsung dengan ketinggian asap maksimal mencapai 800 meter di atas bibir kawah. Longsoran awan hangat terjadi di Besuk Kember sebanyak 3 kali pada bulan Maret dan 15 kali pada bulan Mei dengan jarak maksimal 7 km.

1979

Ketika letusan berlanjut, guguran awan panas bergerak menuju Besuk Kember dan mencapai jarak maksimal 3 km.

1980

Letusannya yang berlangsung selama setahun menyebabkan guguran awan panas di Besuk Kobokan dan Besuk Kember.

1981

Pada letusan kecil, lava mengalir dari tepi kawah di Besuk Camber, membentuk lidah lava. Pada tanggal 28 Maret, lidah lava jatuh ke Besuk Camber, kemudian awan panas guguran terbelokkan 1.400 meter di atas permukaan laut dan masuk ke Besuk Bang, mencapai jarak maksimal 10 km dari bibir kawah, timbunan sedimen 6,2 juta m3 .

Suhu ladu atau awan hangat di dekat Dukuh Supit Tengah adalah 120°C. Beberapa kali guguran awan hangat dengan jarak maksimum 7 km terjadi antara tanggal 29 Maret hingga 3–4 April.

1982

Pada bulan Mei terjadi peningkatan jumlah letusan, longsoran menembus seluruh Pegunungan Kembar, terkadang mencapai jarak maksimal 3,5 km dari kawah dengan awan panas longsoran.

1983

Letusan terjadi sepanjang tahun, longsoran dan awan panas mencapai jarak hingga 3 km di Besuk Camber.

1984

Pada 16 Januari, kubah lava tua terlihat runtuh dan awan panas mencapai jarak 2–4 km di Besuk Kobokan.

1985

Letusan terjadi pada bulan Mei dengan awan panas longsor.

1986 – 1989

Ketika letusan berlanjut, awan panas guguran menyatu membentuk kubah lava dengan ketinggian maksimum 1,2 km di atas bibir kawah.

1990

Pada bulan November – Desember, saat lahar sudah jinak, terbentuklah awan panas dan Vivar Jongring Seloko terbuka hingga saat ini.

1992

Pada bulan November-Desember terjadi letusan stramboli dengan terbentuknya kubah lava dan lidah lava.

1994

2 Februari-Februari -15 Februari.

– Pada tanggal 2 Februari sebelum 3 Februari 1994, gempa meningkat hingga 90 meter dan mencapai 1000 meter di Basuk Cambar, dengan 9 fokus asap putih pekat dan 34 kali guguran lava.

– Pada tanggal 3 Februari terjadi letusan pukul 03.50, dan terjadi suara keras disertai awan panas serta guguran lava yang jatuh dari lidah kubah lava dan lava tersebut terbentuk sejak tahun 1992. 

Dari longsoran tersebut, aliran awan tropis mencapai 11,5 km di bawah tanah, 11,5 km, 7,5 km, dan 3,5 km dari dasar Bang LK. Nilai panasnya diperkirakan mencapai 6,8 juta M3.

Pada 13 Februari 1994, korban jiwa akibat awan tropis sebanyak 7 orang dan 2 orang tersapu lahar. Kemudian aliran awan panas mencapai jarak LK 200-750 meter, aktivitas berangsur menurun. KTT 2002.

2002

– Akibat peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal dan dalam sejak 11 Maret 2002, 2002 dan masing-masing mencapai 10 dan 57 kali pada bulan April 2002, keadaan gunung berapi tersebut kembali normal.

– Gempa harmonik rangkaian pertama meningkat pada bulan Maret 2002 hingga Juni 2002. Gempa bumi Inkandance Lav juga meningkat pesat pada bulan April 2002 (610 kali) hingga Agustus 2002 (484 kali), namun terjadi pada bulan September hingga Desember 2002. Kembali (93- 151) kembali.

– Petir longsoran petir terjadi pada bulan Desember 2002 dengan fluks awan panas yang signifikan pada bulan Desember 2002, yang muncul kembali setelah rangkaian gempa hormonal kedua pada bulan Agustus 2002. 

Pada bulan Desember 2002, gempa sumsum tulang ini mencapai puncaknya dan banyak terjadi gempa sumsum tulang dengan amplitudo maksimum hingga 4 mm hingga 3 Januari 2003.

– Pada tanggal 23 Desember 2002 terjadi 8 kali ledakan pada balapan utama.

– Ledakan terjadi pada tanggal 25 Desember 2002.

– Pada tanggal 26 dan 27 Desember 2002, lubang utama meletus masing-masing sebanyak 7 dan 8 kali, setelah itu pada tanggal 27 Desember 2002, butiran lava panas memasuki bagian atas Cabber.

– Pada tanggal 29 Desember 2002 terjadi 7 kali wabah pada gelombang utama.

– 30 Desember 2002 Awan tropis membentuk kepingan salju di ketinggian 5.000 meter di hulu Basuk Bang. Berikut awan panas yang memasuki bagian atas Basuk Bang dengan jarak salak 5.000 meter pada 13 Desember. Pada tanggal 16 Desember 2002, awan panas longsoran memasuki bagian atas Basant Cambar pada ketinggian 4000 meter.  

Awan panas berikutnya memasuki Besuk Cobokan bagian atas pada 25 Desember 2002 hingga ketinggian 5.000 meter. Pada 28 Desember, dua aliran awan panas guguran (17.26 dan 17.30) memasuki bagian atas Basuk Cobokan, masing-masing pada ketinggian 4000 meter.

– Rangkaian aliran awan hangat pada pukul 19.00 tanggal 29 Desember 2002, turun pada ketinggian 9000 meter dekat Supit Taimur Vasti sebelah barat Basuk Bang dan pada ketinggian masing-masing, sebelah timur Ravangas di Basuk Bang. 750 m dari permukaan laut. 

Sumur Timur -hamalate terletak di punggung bukit antara aliran utama dan sungai supit utama.

– Aliran awan panas berikutnya masuk ke Basuk Bang pada tanggal 30 Desember 2002 pada ketinggian 0.000 meter dan kembali pada pukul 22.00. hingga 2000 meter di awan hangat pada pukul 22:00. hingga 2000 meter.

– 29 Desember 2002, pukul 17.00 s/d 21.00 WIB, Seismograf Observatorium Semaru di Gunung Saver juga melaporkan adanya gempa banjir yang diperkirakan terjadi di Basuk Bang dan Basuk Cambangan.

Sejauh ini belum ada rumah maupun fasilitas umum di Desa Superma Timur atau Desa Rabhanga yang mengalami kerusakan. Pada pagi hari tanggal 30 Desember 2002, sebagian besar warga Dusun Timur, terutama anak-anak dan orang tua, mengungsi. 

Para pemuda dan pria dewasa lainnya berjaga di malam hari demi keamanan desa.

2004

Pada tanggal 20 Januari 2004, terjadi awan panas yang jatuh hingga ketinggian 2.500 meter di klik bawah tanah, disusul awan panas lainnya dengan jarak pendek 1.000 meter dari Basuk Bang pada tanggal 7 Oktober. 

Pada bulan November dan Desember, awan panas lebih sering datang pada jarak dekat 1.000-3.000 meter hingga ledakan basement.

2005

Pada tanggal 29 Desember 2005, terjadi longsoran awan panas masing-masing setinggi 1.000, 1.500 dan 2.500 meter.

2007

Pada tanggal 15 November 2007, muncul awan panas longsoran setinggi 1.000 meter di Basuk Bang.

2008

– 15 Mei 2008 Awan Tropis Bola Salju, yang sebelumnya muncul asap pada ketinggian sekitar 600 meter. Arah awan panas berada pada ledakan basal dengan jarak pendek 2.500 meter.

– 17 Mei 2008 terjadi kepingan salju tropis, yang sebelumnya muncul asap di ketinggian sekitar 500 meter. Arah awan panas dengan dasar klik dengan jarak slip 2.000 meter.

– Sempat muncul 3 awan panas sebelum asap muncul pada ketinggian 500-600 meter pada 18 Mei 2008. Arah awan panas 500, 1500, dan 2.500 meter dengan jarak dekat.

– 19 Mei 2008 kepingan salju tropis, sebelum asap muncul. Arah awan panas berada pada dasar letusan dengan jarak slip 1.500 meter.

– Pada tanggal 21 Mei 2008 terjadi 6 awan panas yang runtuh. Arah awan panas 1.000-3.000 meter ke arah basal Bang, Basuk Dua, dan Basuk Cobokan.

– 4 awan panas runtuh pada 22 Mei 2008. Arah awan panas menuju basement Cobokan dengan jarak slip 2.500 meter.

2016 

Pada 13 Februari 2016, longsor terjadi pada pukul 06.20 Wib. Panas lelehnya lahar mencapai 2,5 kilometer. 

2019 

Pukul 08.30 WIB, tanggal 26 Juni 2019, terjadi ledakan kolom abu setinggi sekitar 600 meter di puncak gunung Semiru. 

2020

Pada tanggal 18 Januari 2020 pukul 07.25 Wib terjadi ledakan pada kolom abu yang berjarak kurang lebih 400 meter dari atas. 

Pada 24 Januari 2020 pukul 05.43 Wib terjadi ledakan di kolom abu yang berjarak sekitar 400 meter dari atas. 

Pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 20.49 Wib terjadi kebakaran pelan dan guguran lava membara pada jarak 1 km dari pusat longsoran.

Pada 3 Maret 2020 pukul 17.33 Wib awan panas turun 3 kilometer dari puncak kawah arah Basuk Cumbers dan Basuk Bang.

Pada tanggal 17 April 2020, pukul 06.10 Wib, awan panas turun hingga ke dasar bam.

2021

Pada 1 Desember 2022 terjadi 4 awan panas.

Pada tanggal 3 Desember terjadi 3 kali gempa bumi akibat keruntuhan tersebut.

Pada 4 Desember 2021, awan badai salju panas berkisar dari puncak hari hingga 4 kilometer. Satu jam kemudian, abu gunung berapi dan bau paman sampai ke Dusun Kurh Kobokan, Desa Supiturang, di Pronojivo, Lumajang, Timur.

5 Desember 2021, 2 gempa berdurasi 80-90 detik, 1 kali guguran 6.600 detik, dan 5 kali gempa badai salju berdurasi 45-174 detik.

2022

4 Desember 2022, Air Terjun Awan Panas (APG) dengan tingkat bencana tinggi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *