Sun. Oct 6th, 2024

Kawan Nusantara, Ketika Pesona 5 Tarian Indonesia Melebur Jadi Motif Perhiasan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bertajuk “Kalerini”, Kawan Nusantara kembali digelar pada 23-25 ​​Agustus 2024 di Nusantara Ballroom, The Dharmawangsa, Jakarta. Pameran ini merupakan inisiatif TULOLA bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Ada lima tarian Indonesia yang ditonjolkan dalam Kawan Nusantara edisi ke-4 ini: tari serimpi dari Yogyakarta, tari saman dari Aceh, tari jangger Bali, tari pajoge yang mewakili suku Bugis, dan tari ta’e benu dari Rote. . Idenya datang dari tahun lalu. Pemilihan tariannya juga melalui proses yang panjang, kata pendiri dan konsep kreatif TULOLA Happy Salma saat membuka acara di Jakarta Selatan, Jumat, 23 Agustus 2024.

Beliau juga menjelaskan di balik pemilihan konsep “Menari” dengan mengatakan: “Kita melihat doa, kebahagiaan dan kesakitan dalam hidup muncul dalam berbagai bentuk ekspresi. Tari merupakan bentuk ekspresi yang tidak sekedar menunjukkan estetika, namun melahirkan keindahan. doa. , perayaan hidup dan keinginan dalam hidup melalui gerakan.”

Perayaan kebahagiaan melalui gerak tari ini kemudian dimaknai dalam motif perhiasan, serta desain busana dan kerajinan dalam bentuk instalasi, yang penataannya diikutsertakan oleh seniman Fiametta Gabriela. Sedangkan gambar-gambar tersebut merupakan hasil kolaborasi Pendiri dan Desainer Kreatif TULOLA Sri Luce dan stylist Auguste Soesastro.

Sri mengungkapkan, kolaborasi dengan Auguste merupakan upaya untuk mentransendensikan warisan leluhur ke dalam karya kontemporer di bidang fashion, yakni pakaian dan perhiasan yang tetap memiliki sentuhan Indonesia. Dia berbagi, “Kolaborasi kami saling melengkapi. Auguste menekankan desain terstruktur dan saya menyarankan pola desain yang mendukung.”

Sri mengatakan, desain perhiasan “The Dancer” ini dibuat dengan format baru, antara lain hiasan mutiara dan batu gantung, kipas, serta detail berani pada pakaian yang merupakan interpretasi gerak tarian. Jika tariannya memiliki gerakan yang berani, pembuat perhiasan menguraikannya dengan desain yang simetris.

Namun jika gerak tariannya lebih cair, maka tentakel yang bergelombang itulah yang menjadi pantomimnya. Dalam video tari Serimpi misalnya. Sri menjelaskan, ia mengambil empat gerakan tangan dari tarian tersebut untuk menciptakan aksen pada bagian depan atas.

“Kurang akurat karena gerakan tangannya bagus sekali, tapi ini terinspirasi dari posisinya. Saya coba ambil posisi tangan kanannya,” ujarnya seraya menambahkan mereka sengaja memesan manekin khusus yang tangannya menari. gerakan bisa disarankan.

Berbeda dengan keempat gambar tari yang lebih banyak terinspirasi dari gerak, Sri menghadirkan tari ta’e benu melalui interpretasi lanskap Rote yang mempesona. “Daripada gerak tarinya, kami ingin lebih fokus pada tempat orang menampilkan tarinya,” ujarnya.

Sri melanjutkan, “Ketika kita melihat pertunjukan tari ta’e benu, kita selalu melihat sesuatu yang ‘mentah’ sebagai latarnya, baik itu batu, pasir, atau sesuatu yang alami.”

Happy melanjutkan, pemilihan bahan perhiasan disesuaikan dengan kearifan setiap tarian yang ditonjolkan. “Dari teks, dari penelitian, kemudian Sri akan membuat bentuk-bentuk (perhiasan), yang kemudian dipadukan dengan busana Auguste. Prosesnya sangat panjang,” ujarnya.

Berbicara tentang tantangan dalam mempersiapkan pameran, Happy berbicara tentang sulitnya menyatukan banyak pendapat karena merupakan upaya kolaboratif. Ia mengatakan, “Menjadi sebuah unit adalah sesuatu yang sangat menantang dan menarik bagi saya.”

Harmonisasi visual dalam pameran ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kekuatan filsafat bangsa, dalam hal ini tari tradisional, dapat ditransformasikan ke dalam bentuk materi. “Filosofi, metafora, kata-kata dan doa (yang terdapat dalam gerak tari) dapat ditransformasikan ke dalam bentuk fisik yang dapat diraba,” kata Happy.

Rangkaian perhiasan yang merupakan interpretasi gerak tari ini konon hanya untuk dipajang, bukan untuk dijual. “Nantinya bisa diolah menjadi bentuk lain. Misalnya mutiara gantung kalau dipotong bisa menjadi beberapa kalung. Selain itu bisa digunakan pada pameran berikutnya atau menjadi perpustakaan TULOLA.”

Menutup pameran, Kawan Nusantara menggandeng delapan brand lokal yang memiliki semangat kearifan lokal dan menghormati warisan leluhur, namun berinovasi secara modern. Dalam keterangannya, co-founder dan CEO TULOLA Franka Franklin mengatakan, “Para sahabat kolaboratif yang memiliki semangat yang sama dalam memaknai Indonesia dalam merayakan Kawan Nusantara ‘The Dancer’ yang terdiri dari brand fashion, kecantikan, dan alas kaki.”

“Pada kategori fashion yaitu Batik Chic, Losari, Kraton, Calla The Lable, KALA Studio, serta brand tas Long Story Short,” imbuhnya. Lalu di kategori alas kaki ada Svri, pembuat parfum dengan Sadewi, dan terakhir di kategori perawatan kulit ada Duvaderm.

Pameran dibuka pada hari Jumat, 23 Agustus 2024, dengan penampilan tari yang dikoreografikan oleh Josh Marcy, seniman tari dan koreografer ternama internasional yang tinggal di Jakarta. Josh menciptakan pertunjukan yang merupakan perpaduan antara dance dan fashion show.

Happy mengatakan, “Kami ingin Kawan Nusantara terus maju. Melalui program ini, kita bisa mengeksplorasi berbagai hal yang kita miliki karena tidak mungkin kita bisa belajar budaya dari bangsa lain.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *