Mon. Oct 7th, 2024

Jadi Primadona Wisata Kuliner Saat Mudik Lebaran ke Yogyakarta, Begini Perjalanan Usaha Sate Klathak Pak Pong Sebagai Nasabah KUR BRI

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Bagi yang belum pernah mencicipi Sate Klathak, namanya mungkin terdengar asing. Sebenarnya sate klathak dimasak dengan cara yang sama seperti sate pada umumnya, hanya saja tusuk satenya tidak terbuat dari bambu melainkan tusuk sepeda. Karena ditusuk dengan baja, bara panasnya bisa menyebar lebih cepat dan merata, sehingga dagingnya sangat empuk. Alih-alih manis seperti sate pada umumnya, sate Klathak punya cita rasa yang nikmat dan bikin ketagihan.

Sate Klathak Pak Pong merupakan salah satu legenda yang ada di Yogyakarta. “Saya memulai usaha ini pertama kali pada tahun 1997 dengan berjualan kios kecil di pinggir jalan berukuran 6×6 meter di kawasan Jejeran, Bantul, Yogyakarta. Lalu, untuk mengembangkan usaha kuliner ini, pada tahun 2000 saya merambah modal usaha dengan meminjam KUR BRI,” kata alias Zakiron sebagai pemilik Sate Klathak Pak Pong.

Nama Pak Pong sendiri sepertinya berasal dari kata Jawa jempong yang merupakan sebutan untuk seseorang yang bangun kesiangan atau sore hari. Saat masih kecil, Zakiron sangat menyukai Jempong, sehingga ayahnya memanggilnya Pong. Oleh karena itu, banyak masyarakat sekitar yang lebih mengenal Zakiron sebagai Pak Pong, dibandingkan nama aslinya. Di sanalah lahir nama Sate Klathak Pak Pong.

Pasca gempa Yogyakarta tahun 2006, Sate Klathak Pak Pong mengalami kebahagiaan. Banyaknya konsumen membuat nama Sate Klathak Pak Pong ternama. Banyak media yang memberitakannya secara luas, sehingga semakin banyak orang yang ingin mencobanya.

“Pada tahun 2010, melalui fasilitas KUR BRI, saya meminjam tambahan modal usaha untuk membeli tanah dan membangun gedung permanen Sentra Sate Klathak Pak Pong yang masih beroperasi,” jelasnya.

Diakui Pak Pong, daging yang digunakan untuk membuat Sate Klathak berasal dari kambing yang disembelihnya setiap hari.

“Pada hari biasa, sehari kami bisa menyembelih 20-30 ekor kambing. Sedangkan saat akhir pekan dan libur panjang seperti Idul Fitri, sehari kami bisa menyembelih 40-50 ekor kambing. sekitar 35 yang mencapai Rp -50 juta per bulan,” imbuhnya.

Tempat makan ini juga memiliki menu favorit pelanggan lainnya yaitu Krenyos dan Tengkleng Kambing. Krenyos sendiri merupakan dada kambing yang digoreng dengan garam dan dimakan dengan cabai bawang merah atau kecap. Banyak pelanggan yang memesannya, terutama anak muda, sehingga kedua menu tersebut kerap habis.

Diakui Pak Pong, tempat tersebut ramai dijadikan tempat sarapan saat bulan Ramadhan, dan pengunjungnya semakin banyak jelang lebaran, “Mungkin karena akhir bulan Ramadhan banyak orang yang mulai mudik ke Yogyakarta, jadi hari ke 5 Idul Fitri Sate Klathak Pak Pong ini selalu ramai hingga H+10 Idul Fitri. “Tak jarang omzetnya mencapai Rp 50 juta per bulan,” ujarnya.

Saking legendarisnya, Sate Klathak Pak Pong mampu membuat pelanggan mengantri hingga dua jam. Karena tempat duduk terbatas, para tamu biasanya harus berdiri hingga tersedia tempat duduk. Khusus di hari raya Idul Fitri, Sate Klathak Pak Pong juga menawarkan paket ekonomi untuk berbagai kalangan yang meliputi Sate Klathak, Tengkleng, Kreyos, Gulai dan menu utama lainnya, sehingga pelanggan tidak perlu memesan menu tersebut. Jadi, jangan lupa ajak keluarga atau orang terdekat lainnya dalam perjalanan pulang atau saat libur lebaran untuk mampir ke Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan bahwa sesuai amanat pemerintah, program KUR bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan bagi usaha produktif, meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM); dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.

“BRI menerima tingkat penyaluran KUR terbesar pada tahun 2024 yaitu Rp 165 triliun. BRI menyalurkan KUR senilai Rp 27,2 triliun kepada 561.000 peminjam pada Januari-Februari 2024. “Jika dihitung, penyalurannya sekitar 16,5% dari total alokasi KUR kepada akan disalurkan BRI pada tahun ini,” imbuhnya.

Dengan terealisasinya KUR pada awal tahun 2024, BRI berharap dapat mencapai target penyaluran KUR tahun ini dengan menerapkan strategi bisnis yang berkelanjutan. Strategi bisnis mikro BRI hingga tahun 2024 fokus pada pemberdayaan sebelum pembiayaan. BRI sebagai bank yang didedikasikan untuk UMKM memiliki kerangka pemberdayaan mulai dari tahap dasar, integrasi, hingga interkoneksi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *