Mon. Oct 7th, 2024

Mengenal DART, Misi Bunuh Diri NASA Halau Asteroid Tabrak Bumi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Asteroid merupakan batuan luar angkasa yang mengorbit Matahari. Benda luar angkasa ini merupakan salah satu ancaman terbesar bagi Bumi.

Dampak asteroid di masa lalu telah menyebabkan kepunahan massal, dan kemungkinan tabrakan di masa depan masih menjadi ancaman nyata. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan 25.000 asteroid dengan panjang hingga 460 kaki akan terbang melintasi ruang dekat Bumi.

Asteroid ini menimbulkan ancaman serius bagi Bumi di masa depan. Kekuatan ledakan asteroid tersebut diperkirakan akan menghancurkan kota tersebut seperti bom nuklir non-radioaktif.

NASA mengambil berbagai tindakan untuk mencegah asteroid menabrak Bumi. Seperti dilansir situs resmi NASA, Rabu (15/5/2024), para ilmuwan berencana memotret lintasannya dengan pesawat luar angkasa.

Misi tumbukan asteroid ini diberi nama DART (Double Asteroid Redirection Test). Pesawat luar angkasa berukuran van ini dirancang khusus untuk misi bunuh diri.

Untuk menguji teknik defleksi ini, DART menabrak asteroid Dimorphos dekat Bumi sepanjang 170 meter pada September 2022 dengan kecepatan 14.000 mil per jam. Hasil uji tumbukan berhasil mengubah orbit batuan luar angkasa tersebut.

Demonstrasi tersebut menunjukkan bahwa dampak kinetik dapat membelokkan asteroid berbahaya jika berada di jalur tabrakan dengan Bumi.

Dimorphos dan Didymos merupakan sepasang asteroid yang mengorbit matahari. Satu-satunya orbit yang skalanya diubah DART adalah orbit Dimorphos, asteroid kecil yang mengorbit Didymos yang lebih besar.

 

Namun, kini studi baru yang diterbitkan di Planetary Science Journal pada tahun 2024 menunjukkan bahwa dampaknya tidak hanya mengubah pergerakan asteroid, tetapi juga bentuknya. Beberapa bulan setelah tumbukan asteroid, terbentuklah bongkahan batu besar yang menutupi Dimorphos.

Batuan yang relatif kecil ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi, namun para ilmuwan bertanya-tanya di mana batu-batu tersebut berakhir. Pada tahun 2024, sebuah studi baru yang diterbitkan di Astrophysics Cornell University memberikan beberapa jawaban atas spekulasi runtuhnya batuan akibat tumbukan tersebut.

Dengan hati-hati, para peneliti mensimulasikan berbagai cara batu-batu besar tersebut mengorbit Matahari selama 20.000 tahun ke depan. Para ilmuwan telah menetapkan bahwa tidak ada kemungkinan batu-batu besar tersebut terbakar di langit.

Sebagai referensi, DART merupakan misi pertama yang dirancang oleh Koordinator Pertahanan Planet NASA. Badan ini merupakan bagian dari perencana pertahanan planet NASA yang lebih besar.

DART dipantau oleh Cubesat Badan Antariksa Italia. Selain itu, ESA akan mengirimkan pesawat luar angkasa HERA selama dua tahun untuk memverifikasi hasil operasi DART.

 

Para ilmuwan telah mengidentifikasi asteroid yang dapat mengancam Bumi. Asteroid ini disebut Apophis atau 99942 Apophis.

Para ilmuwan telah mengklasifikasikan benda luar angkasa ini sebagai asteroid berbahaya dan memperkirakan akan menabrak Bumi pada tahun 2029. Apophis disebut mampu menghancurkan sebuah kota tanpa jejak jika benar-benar mendarat.

Melansir Space, Rabu (15/5/2024), Roy Tucker, David Tolen, dan Fabrizio Bernardi menjadi orang pertama yang melihat asteroid tersebut pada 19 Juni 2004 di Kitt Peak National Observatory di Arizona, Amerika Serikat. .

Pengamatan awal menunjukkan kemungkinan terjadinya tabrakan dengan Bumi pada 13 April 2029 mencapai 2,7 persen. Kemungkinan tersebut menimbulkan kekhawatiran dunia dan mendorong komunitas astronomi untuk melakukan pengamatan lebih lanjut.

Asteroid Apophis berbentuk seperti kacang yang bisa dikatakan sudah sangat tua. Ia tercipta dari sisa-sisa material yang membentuk tata surya kita sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu.

Menurut NASA, diameter rata-rata Apophis adalah sekitar 340 meter. Saat ini, asteroid tersebut bergerak dengan kecepatan 29,98 km per detik untuk menyelesaikan orbitnya mengelilingi Matahari.

Apophis membutuhkan setidaknya 324 hari untuk menyelesaikan jalur orbitnya. Menariknya, jarak rata-rata Apophis ke Matahari serupa dengan jarak Bumi ke bintang di Tata Surya kita.

Pada Rabu (15/05/2024), Badan Antariksa Eropa (ESA) menyebutkan bahwa pengamatan radar Kompleks Komunikasi Luar Angkasa Goldstone NASA dan Observatorium Green Bank mampu mengumpulkan beberapa data penting tentang lintasan orbit. Asteroid Apophis. Alhasil, memang benar Apophis akan melewati orbit Bumi pada tahun 2029.

Padahal, jarak tersebut cukup dekat yakni 32-35 ribu km atau sekitar sepuluh kali lebih dekat dibandingkan jarak Bumi dan Bulan. Orbit beberapa satelit geosynchronous lebih jauh dari jarak Apophis dari Bumi saat itu.

Namun asteroid tersebut tidak menabrak bumi, melainkan hanya lewat saja. Astronom Paul Wiegert dan Benjamin Hyatt dari Western University dan University of Waterloo melaporkan di Planetary Science Journal bahwa 99942 Apophis akan bertemu dengan asteroid lain yang disebut 4544 Xanthus.

Pertemuan ini diperkirakan akan berlangsung pada Desember 2026.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *