Mon. Oct 7th, 2024

Penjualan Lesu, Laba Matahari Department Store Turun

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengumumkan kinerja semester pertama tahun ini yang berakhir 30 Juni 2024. Selama periode ini, kinerja Matahari Department Store menyoroti dampak periode Idul Fitri yang penuh tantangan dan kualitas yang terus buruk. Kekuatan belanja konsumen.

Pada semester I 2024, perseroan meraup laba bersih Rp 3,75 triliun. Pendapatan tersebut turun 2,57 persen dibandingkan pendapatan semester I 2023 yang tercatat Rp 3,85 triliun.

Akibat pendapatan yang lebih rendah, laba semester I 2024 turun menjadi Rp 1,25 triliun dari Rp 1,26 triliun pada semester I 2023. Dengan demikian, laba kotor berhasil diraih sebesar Rp2,5 triliun, turun dibandingkan perseroan pada semester I tahun lalu yang sebesar Rp2,6 triliun.

Pada periode tersebut, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp1,59 triliun dan pendapatan lain-lain sebesar Rp16,32 miliar. Sementara itu, perseroan membukukan beban keuangan sebesar Rp152,1 miliar. pendapatan 

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba semester I 2024 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk periode berjalan sebesar Rp 626,1 miliar. Laba tersebut turun 8,45 persen dibandingkan laba semester I 2024 yang tercatat Rp 683,87 miliar.

Margin kotor mencapai 34,9 persen karena stock clearance di awal tahun, turun dari 35,4 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Laba sebelum pajak bunga, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 988 miliar. Berdasarkan hasil semester pertama, manajemen memproyeksikan EBITDA tahun fiskal 2024 sebesar Rp 1,2 triliun. “Hasil keuangan pada semester pertama menunjukkan berlanjutnya pelemahan belanja konsumen, terutama pada pakaian jadi dan alas kaki.” ,” Kamis (25/7/2024) kata Manish Mansukhani, CEO Matahari, dalam keterbukaan informasi bursa.

 

Dari sisi aset perseroan, per 30 Juni 2024 tercatat sebesar Rp5,09 triliun, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat Rp5,88 triliun.

Liabilitas turun menjadi Rp4,98 triliun dari posisi akhir tahun Rp5,85 triliun. Sementara itu, ekuitas naik signifikan menjadi Rp112,46 miliar pada akhir Juni 2024, dari Rp30,74 miliar pada akhir tahun 2023.

“Kami fokus pada peningkatan operasional dan upaya memperluas jangkauan untuk melayani pelanggan dengan lebih baik,” tambah Manish.

Perseroan telah menghentikan sementara pembukaan gerai baru pada paruh kedua tahun ini dan hanya membuka gerai secara selektif di mal-mal kelas atas. Pada saat yang sama, perusahaan berfokus pada manajemen biaya.

Pada paruh pertama tahun ini terdapat penghematan akibat negosiasi sewa, didukung oleh pengurangan sewa dan perjanjian sewa yang fleksibel. Inisiatif untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja direncanakan pada paruh kedua tahun ini dan diharapkan membuahkan hasil positif

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *