Mon. Oct 7th, 2024

Olimpiade Paris 2024 Dihantui Gelombang Panas, Tidak Hanya Bahaya bagi Atlet tapi Juga Penonton

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Paris diperkirakan akan dilanda suhu 35 derajat Celcius dan kelembapan tinggi pada minggu ini seiring kota itu menjadi tuan rumah Olimpiade 2024. Badan meteorologi Prancis telah mengeluarkan “peringatan kuning” untuk gelombang panas dan badai pada Selasa. 30.7.2024) setelah cuaca hangat dimulai pada Minggu 28 Juli 2024.

Menurut Euro News, pada hari Selasa, ini adalah tingkat kedua dari empat tingkat, dengan suhu tinggi diperkirakan akan tetap ada hingga Rabu malam, 31 Juli 2024. Meteo-Prancis menyarankan masyarakat untuk “berhati-hati” saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik di luar ruangan.

Karena sebagian besar Olimpiade diadakan di dalam atau sekitar kota, suhu tinggi disebut sebagai “kekhawatiran” bagi para atlet yang berkompetisi di luar ruangan minggu ini. Dalam beberapa hari mendatang, akan ada pertandingan voli pantai di Menara Eiffel, semifinal rugbi tujuh putri di Stade de France, dan kualifikasi gaya bebas BMX di Place de Concorde.

Setelah banyak peserta mengalami cuaca panas pada Olimpiade terakhir di Tokyo, para atlet mendesak penyelenggara untuk bersiap menghadapi kondisi cuaca ekstrem. Sebagai tanggapan, Meteo-France terus berkomunikasi dengan penyelenggara Olimpiade, memberikan informasi terkini dan peringatan cuaca.

Bersama dengan Sante Publique France, badan meteorologi mengeluarkan peringatan tentang suhu tinggi dan risiko kesehatan yang menyertai cuaca tersebut. Dikatakan bahwa pihaknya memiliki rencana darurat untuk beberapa olahraga dan tempat, serta pembatasan khusus yang melarang pertandingan jika suhu mencapai ambang batas.

Perlombaan, seperti triathlon dan maraton, dimulai pada pagi hari untuk menghindari waktu terpanas pada hari itu. Penyelenggara mengklaim telah menilai risiko untuk setiap cabang olahraga dan mengatakan mereka membuat kalender acara dengan mempertimbangkan isu-isu spesifik.

Namun, cuaca panas tidak hanya menjadi masalah bagi para atlet. Sekitar 300 air mancur tambahan telah dipasang di seluruh Paris sehingga penonton dapat mengisi botol air mereka dan menghindari dehidrasi. Tersedia juga area tertutup bagi pengunjung untuk berteduh dari terik matahari.

Para atlet juga bersiap menghadapi cuaca panas, dengan beberapa kondisi, seperti suhu dan kelembapan, yang direproduksi selama latihan mereka. Namun tim dari berbagai negara mengungkapkan kekhawatirannya terhadap Olympic Village setelah diketahui akomodasi tersebut tidak dilengkapi AC.

Kawasan tersebut dirancang menggunakan sistem panas bumi yang mendinginkan suhu dengan air yang diambil dari bawah tanah. Sistem ini menjaga suhu di dalam ruangan setidaknya enam derajat Celcius lebih rendah dibandingkan di luar ruangan, dan diklaim jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan AC.

Setelah mendapat reaksi keras dari tim dari sejumlah negara, pihak penyelenggara mengumumkan bahwa mereka akan bisa mendapatkan pendingin portabel di ruangan mereka. Kompromi tersebut berarti bahwa tim juga dapat memesan AC portabel dengan biaya sendiri untuk dipasang di kamar atlet mereka selama pertandingan.

Perkampungan Olimpiade memiliki total sekitar tujuh ribu kamar dan menampung sekitar 10 ribu atlet Olimpiade dalam dua minggu ke depan. Pada awal Juli 2024, Wakil Direktur Perkampungan Olimpiade Augustin Tran Van Chau mengatakan dalam kunjungan media bahwa sekitar 2.500 unit AC telah dipesan.

Tim yang membawa AC sendiri antara lain Jepang, yang telah memasang sistem pendingin, pengatur kelembapan, dan pemurnian udara canggih, serta Amerika Serikat, Inggris Raya, Australia, Denmark, Kanada, Yunani, dan Italia. Masih harus dilihat bagaimana peringkat tim dalam tabel medali.

Antisipasi ini bukan tanpa alasan. Olimpiade Tokyo 2021 dikenal sebagai “rekor pemanas” dengan suhu mencapai lebih dari 34 derajat Celcius dan kelembapan terkadang mencapai hampir 70 persen. Hal ini menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi atlet kompetitif.

Suhu di Olimpiade Tokyo dianggap fatal bagi manusia jika terpapar lebih dari enam jam. Saat kelembapan mencapai 100 persen, keringat berhenti menguap sehingga tubuh tidak bisa mendinginkan diri. Jika seseorang terkena kondisi ini dalam jangka waktu lama, kondisi ini bisa berakibat fatal.

Di Tokyo, pelari maraton terlihat muntah-muntah dan pingsan saat melintasi garis finis, sementara pemain tenis Rusia Daniel Medvedev mengajukan pertanyaan tentang siapa yang akan bertanggung jawab jika dia meninggal dalam cuaca panas. Yang lainnya harus dikeluarkan dari kompetisi kursi roda.

Menurut sebuah studi oleh British Medical Journal, sekitar 1 dari 100 atlet Olimpiade menderita penyakit yang berhubungan dengan panas selama Olimpiade. Paris juga menghadapi panas ekstrem, dan dunia baru-baru ini mencatat hari terpanasnya setelah berbulan-bulan mengalami suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para ahli mengatakan kita sekarang berada di “wilayah yang belum dipetakan” karena iklim terus memanas. Paris dikatakan sangat rentan terhadap suhu tinggi dan memiliki risiko kematian terkait panas tertinggi di Eropa, menurut sebuah penelitian pada tahun 2023.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *