Tue. Oct 8th, 2024

Prajogo Pangestu Beli 26,61 Juta Saham BREN, Segini Nilainya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Chairman Barito Pacific Group Prajogo Pangestu menambah kepemilikan sahamnya di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Hal ini didorong oleh kepercayaan dan keyakinan terhadap perusahaan serta keinginan untuk terus mendukung Indonesia mencapai net zero emisi.

Prajogo Pangestu membeli 26.611.600 saham BREN dalam dua tahap, mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal Jumat (4/10/2024). Tahap pertama, Prajogo Pangestu mengakuisisi 16.712.500 saham atau 0,01249 persen dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan perseroan pada 2 Oktober 2024. Rata-rata harga beli saham tersebut adalah Rp 6.775 per saham, sehingga harga beli per sahamnya adalah Rp 113,24. miliar.

Tahap kedua, tepatnya pada 3 Oktober 2024, memperoleh 9.899.100 saham atau 0,00740 persen dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan Perseroan. Rata-rata harga pembelian saham adalah Rp6.845 per saham, sehingga nilai pembelian saham sebesar Rp67,75 miliar. Dengan demikian, total pembelian saham BREN senilai Rp 181 miliar.

Prajogo menambah sahamnya sebanyak 26.611.600 lembar saham pada 2 dan 3 Oktober 2024. Prajogo selalu mendukung perseroan dalam ekspansi dan pengembangan bisnis, kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Renewables Energy Merly dalam keterbukaan informasi BEI.

Ia menambahkan, Barito Renewables memiliki komitmen kuat untuk terus berkarya di sektor energi baru dan terbarukan.

Oleh karena itu, kami optimis dengan kontribusi perusahaan bagi Indonesia, kata Merli.

Baru-baru ini, Star Energy Geothermal, anak perusahaan Barito Renewables, mengumumkan rencana peningkatan kapasitas sebesar 102,6 MW pada International Geothermal Conference and Exhibition (IIGCE) 2024.

Inisiatif strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Star Energy Geothermal melalui peningkatan proyek dan penambahan kapasitas baru untuk mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan transisi energinya.

Pada penutupan sesi Kamis 3 Oktober 2024, harga saham BREN turun 1,79 persen menjadi Rp 6.850 per saham. Total frekuensi perdagangan saham BREN sebanyak 21.896 kali dan volume perdagangan Rp 298,78 miliar. Total volume perdagangan sebanyak 43,58 juta lembar saham.

Sebelumnya, PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) mengumumkan kinerja tahun anggaran 2023 yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode ini, perseroan berhasil meraih pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Barito Renewables Energy berhasil meraup laba sebesar US$107,42 juta atau sekitar Rp 1,69 triliun (Rp 15.712 per dolar AS) pada periode berjalan tahun anggaran 2023 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba ini meningkat 17,88 persen dibandingkan dengan $91,13 juta yang diperoleh pada tahun fiskal 2022.

Kinerja pendapatan BREN konsisten dengan pendapatan yang menunjukkan pertumbuhan positif. Dalam pengajuan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (19/3/2024), perseroan melaporkan pendapatan sebesar $594,94 juta pada 2023. Pendapatan tersebut meningkat 4,42 persen dibandingkan pendapatan yang dibukukan dalam dolar AS pada tahun 2022. 569,78 juta.

Pada tahun 2023, perusahaan mencatat beban penyusutan dan amortisasi sebesar $73,96 juta, beban kompensasi dan tunjangan karyawan sebesar $40,18 juta, serta beban konsultasi dan tenaga teknis sebesar $19,88 juta.

Sementara itu, Pertamina Geothermal Enerji Tbk (PGEO) memiliki cadangan produksi sebesar 18,23 juta USD, beban pendanaan sebesar 136,49 juta USD, kerugian nilai tukar sebesar 2,86 juta USD, pendapatan bunga sebesar 11,4 juta USD, dan pendapatan lain-lain. Jumlahnya 23,32 juta dollar AS.

Aset perusahaan meningkat dari $3,39 miliar pada tahun 2022 menjadi $3,51 miliar pada akhir Desember 2023. Utang mereka turun dari $2,96 miliar pada tahun 2022 menjadi $2,86 miliar pada tahun 2023. Dari $435 juta menjadi $650,34 juta pada tahun 2022. 

 

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mengubah aturan mengenai saham beredar atau saham yang diperdagangkan secara publik. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, inisiatif tersebut didasarkan pada ketentuan free float yang mengatur saham BREN dikeluarkan dari indeks FTSE.

Tercoretnya saham BREN dari indeks FTSE disebut-sebut karena empat pemegang saham menguasai 97 persen total saham yang dikeluarkan Barito Renewables Energy. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan pembatasan pergerakan bebas terkait konsentrasi pemegang saham yang tinggi.

Terkait ketentuan publik, saat ini kami sedang melakukan kajian dan analisa mendalam terhadap usulan perubahan tersebut, khususnya ketentuan publik pada saat pencatatan awal, kata Nyoman kepada wartawan, Selasa (24/9/2024).

Salah satu permasalahan yang dibahas bursa adalah terkait kriteria kepemilikan saham yang dianggap publik pada saat IPO. Dimana bursa ingin fokus pada jumlah saham yang ditawarkannya kepada publik.

“Hal ini akan kami masukkan dalam rancangan perubahan peraturan dan meminta kajian masyarakat,” kata Nyoman.

 

Bursa menolak berkomentar lebih lanjut mengenai delisting BREN dari indeks FTSE. Nyoman mengatakan, syarat masuknya indeks saham FTSE Russell diatur oleh FTSE Russell.

Oleh karena itu, FTSE Russell berwenang menentukan saham mana saja yang dapat dimasukkan ke dalam indeks sesuai dengan ketentuan keputusan ini.

“Bursa Efek Indonesia (BEI) senantiasa melakukan evaluasi dan penyempurnaan regulasi bursa agar sejalan dengan kondisi terkini dinamika pasar modal, dengan tetap fokus pada perlindungan investor, peningkatan kualitas emiten dan menarik praktik terbaik di antara bursa global lainnya”, – Nyoman selesai.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *