Fri. Sep 20th, 2024

Pefindo Kantongi Mandat Penerbitan Surat Utang Rp 53,17 Triliun hingga Maret 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo berwenang menerbitkan surat utang senilai Rp 53,17 triliun per 31 Maret 2024.

Berdasarkan institusi, BUMN membeli Rp 30,22 triliun dari 29 perusahaan senilai Rp 22,95 triliun dari 19 BUMN dan anak perusahaan atau BUMD.

Suhindarto, Kepala Departemen Riset Ekonomi Pefindo, menjelaskan pesanan tersebut untuk obligasi PUB Rp 21,67 triliun obligasi Rp 19,13 triliun, sukuk PUB Rp 8,25 triliun. Kemudian MTN dan Sukuk sebesar Rp 2,53 triliun dan Rp 1,59 triliun.

“Sampai 31 Maret 2024, pesanan yang diterima Pefindo sebesar Rp53,17 triliun. Bank 5 perusahaan cabang utama sebesar Rp7,65 triliun, disusul Rp5,6 triliun. Pertambangan, konstruksi, dan dana lainnya masing-masing sebesar 4,5 triliun,” kata Pefindo, Kamis (18/4/2024 ) kata Suhindarto saat jumpa pers.

Sedangkan Januari-Maret 2024, Pefindo menilai 82,4% investasi utang korporasi yang diterbitkan. Utang korporasi pada periode ini mencapai $26,4 triliun.

Penerbitan obligasi dan sukuk komersial berjumlah $25,1 triliun, turun dari $27,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pasokan MTN meningkat pada Januari hingga Maret 2024 mencapai Rp 0,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan penyediaan surat berharga lainnya (jangka waktu tidak terbatas dan SBK) menunjukkan tren peningkatan dibandingkan tahun lalu, dari Rp0 pada tahun 2023 menjadi Rp545,2 miliar pada tahun 2024. Sementara itu, hingga Maret 2024 belum ada usulan dana talangan. Tercatat sebesar Rp 924,3 miliar.

Sebelumnya diberitakan, Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mempunyai kewenangan menerbitkan surat utang senilai Rp 42,28 triliun hingga Januari 2024.

Tergantung institusinya, BUMN akan menetapkan peraturan perundang-undangan hingga Rp 23,31 triliun. Sisanya sebesar Rp 18,96 triliun berasal dari BUMN dan anak perusahaan atau BUMD.

Menurut Danan Ditto, Kepala Divisi Jasa Keuangan Pefindo, pesanan tersebut untuk PUB Obligasi Rp20,71 triliun, Obligasi Rp14,15 triliun, Sukuk Rp2,67 triliun, dan PUB Sukuk Rp2,54 triliun.

MTN kemudian mencapai $2,20 triliun. Sedangkan surat utang terkait sektor pertambangan masih bernilai Rp6,60 triliun dan perbankan Rp5,50 triliun.

Di tahun Hingga Januari 2024, pasokan surat utang nasional mencapai Rp7,1 triliun dan Pefindo telah membeli surat utang sebesar Rp5,6 triliun.

Dana pada tahun 2010 Mereka menyatakan utang negara akan berkurang pada tahun 2023 dan mencapai Rp 130,81 triliun pada tahun 2022 yang mencapai Rp 163,63 triliun. Meski demikian, Danan berharap pasar penerbitan utang akan pulih pada tahun 2024.

“Kalau kita lihat tahun 2024, bulan Januari dan Februari sangat bagus dibandingkan Januari dan Februari tahun lalu. Harapannya pasar akan kembali menerbitkan surat utang di kemudian hari,” kata Danan dalam konferensi pers, Jumat, Selasa ( 13). /2) /2024).

Penerbitan surat utang masih didominasi emiten non-BUMN dengan kontribusi sebesar Rp 104,58 triliun dibandingkan pemerintah Rp 26,22 triliun.

Sebelumnya diberitakan, surat utang korporasi masih menjadi pilihan menarik sebagai alternatif pembiayaan. Ekonom dan Kepala Departemen Riset Ekonomi PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo pada tahun 2023 kupon akan meningkat seiring dengan tingginya permintaan.

Hal ini akan meningkatkan biaya modal dan membahayakan kinerja penyaluran kredit korporasi pada tahun 2023.

“Surat utang komersial dapat menjadi pilihan yang baik untuk meningkatkan refinancing karena penerbitan surat utang komersial umumnya lebih murah dibandingkan mengambil pinjaman bank, terutama bagi pemberi pinjaman. Kualitasnya tinggi,” jelas Suhindarto di Media Forum PEFINDO, Senin (11/12/2023). . . ).

Di tahun Hingga November 2023, Pefindo telah melaporkan jatuh tempo pinjaman korporasi senilai Rp 148,3 triliun pada tahun 2024. Jumlah tertinggi berasal dari sektor keuangan sebesar Rp26,3 triliun dan perbankan Rp24,7 triliun.

Sementara itu, Pada tahun 2024, penerbitan surat utang baru sebesar Rp 148,15-169,05 triliun, dan mediannya sebesar Rp 155,46 triliun. Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan peringkat kredit korporasi pada tahun depan, termasuk kebutuhan refinancing yang lebih tinggi. Pastikan pengoperasian cabang yang benar kompatibel dengan opsi terkait.

Pada saat yang sama, seperti halnya pemilu dan program-program penting, realitas menunggu dan melihat semakin berkurang. Suhindarto menambahkan, perusahaan mengubah strategi untuk menghadapi tingkat profitabilitas jangka panjang yang lebih tinggi. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya publikasi short tenant.

“Seiring membaiknya kondisi keuangan lembaga keuangan, membuat bunga pinjaman menjadi sangat mahal dan menimbulkan kebutuhan akan sumber keuangan lain, salah satunya dengan menerbitkan jaminan pinjaman,” ujarnya.

Namun, ada juga beberapa faktor risiko yang patut Anda waspadai, terutama terkait suku bunga. Seperti lingkungan suku bunga jangka panjang yang tinggi dan juga keterlambatan pelaporan jangka panjang.

Maka risiko politik yang tinggi akan meningkatkan produksi. Konsumsi mungkin lebih lemah dari perkiraan ketika suku bunga naik pada saat yang sama, premi risiko meningkat ketika suku bunga naik pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi, produktivitas bisnis meningkat. Suhindarto menyimpulkan: “Penyederhanaan uang mendorong pengurangan kekayaan.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *