Tue. Oct 8th, 2024

Madani International Film Festival 2024 Tampilkan 57 Film dari 20 Negara, Suarakan Dukungan untuk Palestina dan Sudan

 

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta = International Civic Film Festival 2024 akan digelar selama empat hari mulai 3 hingga 6 Oktober 2024. Memasuki tahun ketujuh, festival film bertema Marwa ini memberikan panggung bagi kondisi yang dialami. Rakyat Palestina dan Sudan, dua negara yang terkena dampak konflik dan perang jangka panjang.

Potot Widjanarko, Direktur International Civic Film Festival, menjelaskan hal ini merupakan keprihatinan terhadap penindasan dan penjajahan di Palestina dan Sudan. Konflik yang terjadi menyebabkan migrasi pengungsi, krisis ekonomi dan lumpuhnya sistem kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Marwa menjadi simbol kebangkitan negara-negara tersebut, kata Potot dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, 30 September 2024.

Sebanyak 57 film dari 20 negara akan diputar di festival film tersebut. Puluhan film diputar sesuai temanya. 

Perpisahan Julia dari Sudan menjadi film pembuka festival tahun ini. Film ini bercerita tentang seorang wanita Sudan yang bertahan hidup di tengah konflik. Karakter Mona yang berasal dari Sudan Utara menderita rasa bersalah karena menutupi kasus pembunuhan. 

Dia mencoba untuk tinggal bersamanya dengan menerima Julie, janda orang yang meninggal itu, dan putranya, Daniel. Di sisi lain, ketidakstabilan negara menghadapkannya pada dosa-dosa yang telah dilakukannya. Secara keseluruhan, film ini menghadirkan tema penebusan, kesedihan dan konflik dalam menghadapi tantangan sosial dan politik. Film lain yang berpusat pada Sudan, This Jungo Life, berkisah tentang pengungsi Sudan yang mencoba berimigrasi ke Eropa.

 

 

Potot juga mengatakan, mereka telah memilih dua film luar negeri sebagai finalis. Walled Off merupakan film pertama sutradara Vin Arfuso yang dirilis tahun ini. Film ini diproduseri oleh Alana dan Anwar Hadid, saudara kandung dari dua supermodel global, Gigi dan Bella Hadid. Penyanyi Pink Floyd Roger Waters dan Coco Mandela, cucu mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.

Film ini akan diputar bersamaan dengan film The Teacher karya Farah Nabulsi, sutradara berkebangsaan Inggris-Palestina. Melalui pesan video, Farah Nabulsi bercerita tentang syuting filmnya dua tahun lalu di Palestina dan di bawah bayang-bayang tentara Israel. 

Palestina sekali lagi dipilih sebagai negara tuan rumah karena situasi genosida yang dihadapinya saat ini. Menurut Potot, hal itu dilakukan karena IFF Madani tidak bisa meninggalkan Palestina dengan fenomena genosida yang masih harus dihadapinya. 

(Film) menunjukkan kegigihan mereka sehari-hari dalam pengalaman penjara yang luar biasa di Gaza. Selain itu, persoalan keberagaman kehidupan umat Islam di Indonesia dan Asia Tenggara juga menjadi poros utama, mengingat budaya Islam dikenal di berbagai kalangan. kata Potot.

Pada festival tahun ini, panitia kembali menyelenggarakan kompetisi film pendek sipil. Pada tahun 2024, tim kuratorial Madani akan menerima 1.504 film karya sineas dari berbagai negara. Sebanyak 16 finalis terpilih dan karyanya ditampilkan selama festival. Mereka tidak hanya datang dari Indonesia, tapi juga dari Bahrain, Belgia, Denmark, Iran, Yordania, Maroko, dan Türkiye.

Madani Festival 2024 juga kedatangan 76 peserta yang mengirimkan film fiksi nonkompetitif dan 163 peserta dari bagian film anak-anak. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Festival Madani menilai program Madani Kids penting bagi anak-anak dan perkembangan komunitas film Madani di masa depan. 

Panitia juga menyelenggarakan Retrospeksi IFF Madani, yang tahun ini menampilkan Hanong Bramantio dan film-film Islami, yang dipuji oleh sutradara sebagai suatu kehormatan dan keistimewaan. Hanong juga menyampaikan bahwa pokok bahasan Marwa sangat dekat dengan ajaran Al-Qur’an, bahwa manusia hendaknya menjadi berkah bagi seluruh alam. Hanong juga mengatakan bahwa film-filmnya merupakan seruan untuk transformasi sosial dan interpretasi baru terhadap Islam. 

Puluhan film diputar di berbagai tempat di Jakarta, seperti Taman Ismail Marzouki, Senayan Park, Cinepolis, Metropol XXI, Universitas Paramadina, dan Masjid Esteghlal.

“Film itu dekat dengan kehidupan masyarakat. Film bukan suatu hal yang aneh, dari dulu sejarah bioskop sudah sampai ke pelosok. pandemi, Bioskop ini sudah tidak ada lagi, kami berusaha mencari teman baru untuk melanjutkan inisiatif ini,” kata Krisnadi Yuliavan, penulis untuk dewan sipil.

 

Disponsori oleh DKJ (Dewan Kesenian Jakarta), Festival Film Kewarganegaraan menjadi ruang dialog inklusif bagi semua kalangan. Acara ini membahas berbagai topik relevan termasuk isu perempuan dan anak.

Ia menambahkan: Masalah-masalah ini mungkin tidak selalu dibahas di festival lain. Dalam situasi saat ini, kami merasa penting untuk menciptakan ruang di mana masyarakat dapat mendiskusikan isu-isu yang ada dan berbagi pendapat. Kami melihat Madani sebagai ruang percakapan bagi semua orang. dikatakan Shuri Giti Tambunan sebagai anggota komite film Dewan Kesenian Jakarta.

Pengurus Kota, Hekmat Darmavan, selaku produser Imaginarium Pictures, menegaskan, setiap tahun keunikan festival ini selalu dipengaruhi oleh kondisi kekinian. Sebelum membuat sebuah film, selalu diteliti mengenai permasalahan kehidupan Islam yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Hekmat mengatakan: Kami memperhatikan peristiwa kekinian yang sedang terjadi, oleh karena itu pada tahun ini pembukaan festival diadakan di Senayan Park Sinpolis dengan harapan dapat memberikan suasana yang lebih baik.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *