Tue. Oct 8th, 2024

Joe Biden Beberkan Alasan Mengundurkan Diri dari Pilpres AS 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Washington D.C – Presiden AS Joe Biden dalam wawancara di televisi mengungkap alasan utama mengapa ia berhenti mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2024 (Pemilihan Presiden AS).

Dalam pidatonya, Biden mengatakan dia bertindak di bawah tekanan rekan-rekannya di Partai Demokrat dan karena dia ingin mengalahkan Donald Trump.

Joe Biden mengatakan rekan-rekannya di Partai Demokrat yang bersaing dalam pemilu khawatir Biden akan merusak peluang mereka karena usia dan pandangannya.

Biden, 81 tahun, tidak menunjukkan banyak keberhasilan dalam debat melawan Trump. Hal ini menimbulkan perdebatan di kalangan Demokrat, dilansir dari Japan Today, Senin (12/8/2024).

Dalam wawancara yang disiarkan televisi, Joe Biden mengakui bahwa ia kalah dalam perdebatan tersebut tetapi bersikeras bahwa ia “tidak memiliki masalah kesehatan yang serius.”

“Sejumlah rekan saya dari Partai Demokrat di DPR dan Senat berpikir saya akan merugikan mereka pada pemilu berikutnya,” kata Biden.

“Saya takut kalau lomba ini saya lanjutkan, itu yang jadi topik yang ditanyakan,” lanjutnya.

Dia memilih mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, seorang pemimpin partai yang jelas-jelas berbeda pendapat dengan Biden.

“Anda akan bertanya kepada saya mengapa Nancy Pelosi mengatakan (sesuatu). Saya pikir itu akan sangat membingungkan,” kata Biden.

“Masalah terpenting bagi saya adalah melindungi demokrasi ini.”

“Saya mempunyai tanggung jawab kepada negara ini untuk melakukan hal terpenting yang bisa kita lakukan. Yaitu mengalahkan Trump.”

Biden mengatakan dia bangga dengan catatan pekerjaan, keuangan, dan pemulihannya setelah COVID-19.

Ia juga berjanji akan berkampanye untuk Wakil Presiden Kamala Harris yang menggantikannya pada pemilu presiden AS 2024.

“Saya akan melakukan apapun yang Kamala katakan, saya bisa membantu orang,” ujarnya.

Harapan Partai Demokrat adalah memenangkan pemilu presiden AS. Pasalnya Kamala Harris mendapat peningkatan dukungan di beberapa negara.

Kamala Harris kini memimpin Donald Trump di tiga negara bagian utama. Hal ini berdasarkan studi baru yang dipublikasikan pada Sabtu (10/8).

Keunggulan ini diperhitungkan akan menghancurkan keunggulan yang diraih Donald Trump dalam setahun terakhir di ketiga bidang tersebut.

Sebuah survei terhadap calon pemilih yang dilakukan oleh The New York Times dan Siena College menunjukkan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Harris, mengungguli penantang Trump dari Partai Republik dengan selisih yang sama, yaitu 50 persen berbanding 46 persen di kota-kota di Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin.

Berdasarkan jajak pendapat perguruan tinggi di Amerika Serikat, tiga negara bagian terpadat di Midwest dianggap menjadi basis kemenangan kedua partai, demikian pernyataan Japan Today, Minggu (11/8/2024).

Keunggulan Harris jelas berada dalam margin jajak pendapat sebesar 4,5 poin.

Namun survei tersebut menunjukkan adanya perubahan dibandingkan survei sebelumnya di negara-negara bagian tersebut yang selama hampir setahun menunjukkan Donald Trump mendekati atau sedikit di depan Presiden Partai Demokrat Joe Biden.

Biden mengundurkan diri dari pemilu bulan lalu dan malah mendukung Harris, demikian dikutip Japan Today, Minggu (11/8).

Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa para pemilih masih lebih menyukai Trump dalam isu-isu utama ekonomi dan imigrasi, meskipun Harris memimpin dengan 24 poin ketika lembaga jajak pendapat ditanyai siapa yang mereka percayai dalam hal aborsi.

Tim kampanye Trump membantah jajak pendapat baru tersebut, mempertanyakan metodologinya dan mengatakan bahwa jajak pendapat tersebut “dimaksudkan untuk menekan dukungan terhadap Presiden Trump.”

Selain itu, menurut tim Trump, banyak hal yang bisa berubah dalam tiga bulan menjelang pemilu 5 November.

Meski demikian, Partai Demokrat mendapat perhatian pendukungnya yang menyambut baik tawaran Harris.

Banyak juga yang menyatakan lega setelah Joe Biden (81) tersingkir dari pemilu.

Pengumumannya mengenai Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai pasangannya tampaknya menjadi dorongan bagi Partai Demokrat.

Dukungan Harris-Walz telah membantu melawan kampanye Trump – setelah upaya pembunuhan 13 Juli.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *