Tue. Oct 8th, 2024

Bahlil Lahadalia Sebut Ada yang Coba Jegal Proyek Pengganti LPG

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan ada pihak yang berupaya memblokir proyek hilirisasi batu bara dimetil eter (DME) pengganti LPG. Padahal proyek ini diperkirakan akan mengurangi besarnya impor LPG Indonesia.

Ia merujuk pada proyek hilirisasi batu bara di DME yang dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2022. 

“Itu sudah kita lakukan, Presiden Jokowi membuat inovasi membuat DME. Agar batu bara menjadi LPG murah,” kata Bahlil pada Green Initiative Conference 2024, dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (25/9/2024).

Namun, saat menjabat Menteri Investasi/Kepala BKPM, ada dua pihak yang diduga mencoba menghalangi proyek tersebut. Ia juga menginformasikan bahwa ada dua pihak yang bermain.

“Tapi saya tahu ada dampaknya. Saat saya jadi Menteri Investasi, saya tahu ini permainan, itu dampak,” imbuhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Bahlil kini digantikan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar. 

Ia mengatakan, dua posisi teratas ini bisa menjadi alat untuk melawan pihak-pihak yang berusaha mempertahankannya.

“Ketika saya menjadi Menteri ESDM, dan alhamdulillah saya menjadi Gubernur Golkar, seolah-olah ada yang mencoba ikut campur, saya akan campur tangan dalam negeri dan negara, kita tidak bisa bermain di lingkungan yang tidak mendukung. izinkan,” katanya.

“Dulu karena saya sendiri, tapi sekarang mohon maaf, produk ini ada beberapa patennya,” imbuhnya.

Saat itu, Bahlil mengatakan pemerintah sedang mendorong pengurangan batu bara untuk dijadikan DME pengganti LPG. Menurut dia, hal tersebut dapat menurunkan produksi LPG yang tercatat sebesar 6 juta ton per tahun.

Bahkan, industri batu bara yang berada di titik terbawah juga akan kita dukung untuk energi baru yang berkelanjutan. Kita kirim gas alam (LPG) sebanyak 6 juta ton per tahun, ujarnya.

Kembali pada tahun 2022, Jokowi membuka dimulainya proyek hilirisasi batu bara DME di Muara Enim, Sumatera Selatan. Proyek tersebut membutuhkan investasi sekitar Rp 33 triliun dengan kerja sama BUMN dan perusahaan asing.

BUMN yang ikut serta adalah PT Bukit Asam Tbk dan PT Pertamina (Persero). Sedangkan pihak asing diwakili oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products Chemicals, Inc. 

Seiring berjalannya waktu, pada awal tahun 2023, Wind Products menarik diri dari proyek DME. Rupanya ada perusahaan asal China yang akan menggantikan pekerjaan tersebut.

 

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta produsen batu bara menjadikan batu bara sebagai produk terbaik karena harga jasa terbawah semakin meningkat. Hal ini dapat membantu tujuan pemerintah untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.

Bahlil mengatakan pemerintah sedang mempromosikan batu bara sebagai salah satu komoditas terpenting. Namun, ia menekankan pentingnya transisi energi yang lambat.

“Saya ingin meyakinkan semuanya bahwa ke depan pemerintah akan terus menggalakkan batu bara sebagai salah satu produk mengikuti transisi energi yang berkelanjutan,” kata Bahlil, di Acara Coaltrans Asia 2024 di Bali, Senin (9/9/2024 ) ).

Ia menambahkan, produsen energi harus terlebih dahulu mendapatkan modal yang cukup untuk membuat peralatan guna melakukan proses transisi menuju teknologi ramah lingkungan.

“Karena kalau kita paksakan segera tanpa sumber daya yang cukup, kita tidak akan mampu,” kata Bahlil.

Bahlil menambahkan, sebagaimana masyarakat dunia memandang bijaksana untuk mendorong pertumbuhan tanpa mengabaikan perjanjian internasional mengenai pengurangan emisi, Indonesia juga telah berjanji untuk menurunkan emisi hingga nol pada tahun 2060 secara bertahap.

 

“Hampir setiap negara di dunia terus berpikir kreatif untuk menghasilkan pertumbuhan tanpa mengabaikan perjanjian internasional mengenai net zero emisi (NZE) yang akan diterapkan pada tahun 2050, dan Indonesia sendiri telah merencanakan hal serupa secara bertahap pada tahun 2060,” kata Bahlil.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral meminta produsen batu bara menaikkan tambahan biaya listrik dari layanan hilir.

“Kami terus memberikan ruang kepada para pelaku usaha nasional khususnya perusahaan batubara untuk tetap berusaha dengan memperhatikan standar lingkungan hidup, pengelolaan dan partisipasi masyarakat yang baik. Namun diharapkan suatu saat segera berubah, karena negara tidak bisa. .secara rutin,” tanya Bahlil.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *