Tue. Oct 8th, 2024

Festival Bekarang Lopak Sepang di Kenduri Swarnabhumi 2024 Angkat Kemeriahan Prosesi Adat Bekarang

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Festival Bekarang Lopak Sepang digelar pada Sabtu, 24 Agustus 2024 di Desa Tebat Patah, Kecamatan Muaro Jambi, Provinsi Jambi, dengan prosesi adat “Bekarang”.

Tradisi Bekarang merupakan acara tahunan di Desa Tebat Patah Provinsi Jambi yang melambangkan sinergi antara alam dan manusia.

Acara tersebut termasuk dalam rangkaian Festival Budaya Kenduri Swarnabhumi 2024.

Mengikuti tradisi ini, penduduk setempat memancing bersama di Lubuk Ban, perairan yang biasanya dilindungi dan hanya bisa dipanen setahun sekali, terutama saat musim kemarau.

Kegiatan ini tidak hanya didedikasikan untuk memancing, namun juga mengedepankan semangat solidaritas dan gotong royong antar tetangga.

Prosesi adat Bekarang diawali dengan upacara pembukaan lubang terlarang yang dipimpin oleh tetua adat setempat. Sejak saat itu, masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua langsung mencari ikan di sungai.

“Perayaan Festival Bekarang Lopak Sepang membangkitkan kenangan akan peradaban bangsa yang lahir di Cekungan Patangali (DAS),” kata Nuzul, perwakilan direktur Film, Musik dan Media Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kristanto, dalam sebuah pernyataan. keterangan tertulis pada Minggu (25 Agustus 2024).

“Warisan budaya kita yang kaya harus dilestarikan sebagai identitas dan simbol kearifan lokal,” lanjutnya.

Terkait parade Bekarang selanjutnya, Direktur Festival Bekarang Lopak Sepang Anjas Budi mengatakan tradisi ini diambil karena sudah menjadi warisan budaya yang dibanggakan masyarakat setempat.

Anjas mengatakan, tradisi Bekarang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena Lubuk Ban merupakan kawasan yang adatnya mengharuskan sumber daya hanya boleh digunakan setahun sekali.

“Walaupun Bekarang rutin diadakan setiap tahun, namun prosesi adatnya secara lengkap sudah ada pada tahun lalu. Tahun ini kami usahakan secara utuh seperti yang diajarkan orang tua kami sebelumnya,” ujarnya.

Anjas mengatakan, prosesi pertama dilakukan sehari sebelum Bekarang, yaitu pertemuan adat yang dipimpin oleh tokoh adat untuk membahas apakah tradisi Bekarang bisa dilaksanakan. Mereka kemudian memilih tiga orang sebagai perwakilan untuk melihat situasi di area terlarang tersebut.

“Para tokoh adat memilih Ngunduul yang diutus untuk memeriksa kondisi di kawasan terlarang tersebut,” jelasnya.

Anjas melanjutkan, jika kondisi lubang larangan sudah siap untuk penambangan, maka akan ditentukan waktu Bekarang dan diumumkan kepada masyarakat. Nantinya, pada malam sebelum Bekarang dimulai, dilakukan ritual khusus dan kawasan terlarang dijaga hingga pagi hari.

Prosesinya sama seperti dulu, hanya saja salatnya berbeda. Sekarang kita salat sesuai ajaran Islam, jelas Anjas.

Anjas mengatakan, festival Bekarang Lopak Sepang yang berlangsung malam sebelum Bekarang ini sendiri menjadi motivasi untuk bersatu dan mengenang tradisi Bekarang.

Lanjutnya, tidak hanya menampilkan prosesi adat, namun juga berbagai kesenian dan pertunjukan yang menampilkan kearifan lokal. Berbasis tarian tradisional, ia menampilkan musik, puisi, dan teater khas daerah tersebut, serta menceritakan kekayaan kisah budaya masyarakat Tebat Patah.

Anjas Budi mengatakan, “Melalui festival ini, kami berharap generasi muda semakin memahami dan mengapresiasi warisan budayanya sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar Lubuk Ban.”

Sementara itu, tokoh adat Tebat Patah Rajo Kamel mengatakan, Bekarang merupakan simbol kehidupan masyarakat Tebat Patah. Ia meyakini kegiatan ini menunjukkan bahwa hidup selaras dengan alam adalah hal yang terpenting.

Rajo Kamal pernah berkata, “Tradisi ini mengingatkan kita untuk selalu menjalin hubungan baik dengan lingkungan, karena semua komponen kehidupan harus kita sayangi. Dan berdoa agar tidak ada campur tangan orang lain.”

Ia melanjutkan, kegiatan Bekarang ini dilakukan setelah diumumkan oleh kepala desa atau kepala jalan.

“Jika melanggar peraturan tersebut, Anda akan dikenakan sanksi/denda seperti biasa jika tidak sengaja menangkap ikan di area terlarang,” jelasnya.

Festival Bekarang Lopak Sepang di Kabupaten Muaro Jambi, salah satu dari 12 festival budaya Kenduri Swarnabhumi tahun 2024, diharapkan dapat menjadi katalis upaya pelestarian budaya dan lingkungan di sepanjang DAS Patanjali, meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan leluhur. generasi

Swarnabhumi Kenduri sendiri akan dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari yakni 10 kabupaten/kota di Provinsi Jambi dan satu kabupaten Dharmasraya di Sumatera Barat dengan fokus pada pentingnya hubungan budaya dengan perlindungan lingkungan hidup khususnya sungai, dan sebaliknya. , untuk lingkungan permakultur.

Rangkaian pertunjukan festival budaya yang diselenggarakan oleh masyarakat lokal ini akan menjadi motor penguatan semangat kemandirian dan mengedepankan kearifan lokal.

Setiap festival akan diselenggarakan melalui koordinasi dengan Direktur Festival dan kurator setempat, serta didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kantor Sinema, Musik dan Media Administrasi Umum Kebudayaan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *