Wed. Oct 9th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melaporkan laporan keuangan tahun 2023. Penerbit real estate ini mencatatkan penurunan pendapatan dan laba pada tahun 2023.

Harga tertinggi PT Agung Podomoro Land Tbk adalah 4,68 kr pada tahun 2023. Pendapatan operasional dan penjualan tersebut turun 46 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 8,66 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (1/4/2024), beban pokok penjualan dan beban langsung mengalami penurunan sebesar 28,62 persen menjadi Rp 2,70 triliun pada tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun 2023. tahun lalu oleh. Rp3,79 triliun.

Ketika penjualan dan pendapatan menurun, laba pun terpengaruh. Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,96 triliun, turun 59,6 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 4,87 triliun.

Laba sebelum pajak berkurang 47,31 persen menjadi Rp1,22 triliun pada tahun 2023 dibandingkan periode 2022 sebesar Rp2,32 triliun.

Sejalan dengan kinerja tersebut, perseroan mencatatkan total laba yang turun 43,5 persen menjadi Rp 1,17 triliun pada tahun 2023 dibandingkan angka Rp 2,07 triliun pada tahun 2022.

Sedangkan laba tahun berjalan pemilik perusahaan induk turun 45,72 persen menjadi Rp1,082 triliun pada 2023. Pada tahun 2022, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan pemilik perusahaan induk sebesar 1,99 triliun. Rp Jadi, pendapatan per kapita turun dari Rp 87,88 menjadi Rp 47,70 pada tahun 2023.

Ekuitas perseroan meningkat 7,87 persen menjadi Rp13,45 triliun pada 2023 dibandingkan periode 2022 sebesar Rp12,46 triliun. Pendapatan operasional turun 7,8 persen menjadi Rp 14,87 triliun pada tahun 2023 dibandingkan Rp 16,14 triliun pada tahun 2022. Aset perseroan turun 1,01 persen menjadi Rp 28,32 triliun pada tahun 2023 dibandingkan Rp 28,620 triliun setara Kas 0,620. miliar pada tahun 2023.

Sekretaris APLN Justini Omas mengatakan kinerja APLN pada tahun 2023 masih bergantung pada penjualan jasa perumahan dan pendapatan berulang dari hotel dan properti sewa.

Dalam proses penurunan daya beli masyarakat, operasional ritel APLN mampu menghasilkan penjualan di luar PPN sebesar Rp 1,23 triliun. Proyek ini mengalami penurunan sekitar 26% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 1,66 triliun.

“Pada tahun 2023, kami berhasil meningkatkan permintaan rumah tapak yang masih tinggi, namun karena lemahnya daya beli sektor perumahan, maka omset pasar akan terus menurun. Kami berharap pasar dalam negeri dapat tumbuh pada tahun 2023. 2024 karena produk ini merupakan salah satu DNA APLN sebagai perusahaan penjualan nasional,” kata Justini, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Pada tahun 2023, Agung Podomoro Land mampu mencatatkan omzet perumahan sebesar Rp1,18 triliun, lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,01 triliun. Penjualan rumah tersebut berasal dari proyek perumahan di berbagai kota, seperti Bukit Podomoro Jakarta, Kota Podomoro Tenjo Bogor, Podomoro Park Bandung, dan Parkland Podomoro Karawang.

 

Sedangkan pendapatan dari sektor persewaan hotel dan perbelanjaan mencapai Rp1,48 triliun, Rp1,46 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Saat ini APLN memiliki dan mengoperasikan beberapa hotel seperti Pullman Vimala Hills Ciawi, Pullman Grand Central Bandung dan Indigo Seminyak Bali. Banyak toko perusahaan termasuk Kuningan City, Senayan City, Baywalk, Emporium Pluit, Festival CityLink Bandung, Deli Park Medan dan Plaza Balikpapan.

“Tantangan perekonomian pada tahun 2024 masih akan semakin berat karena situasi global masih banyak ketidakpastiannya,” kata Justini.

Ia mengatakan APLN akan terus memaksimalkan setiap peluang, termasuk pengenalan produk perumahan yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini, di mana daya beli mayoritas konsumen sedang menurun.

Disebutkan sebelumnya, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengumumkan penurunan penjualan, pendapatan, dan laba pada sembilan bulan tahun 2023.

PT Agung Podomoro Land Tbk mencatatkan pendapatan dan laba usaha sebesar Rp3,92 triliun, turun 47% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp7,39 triliun. Penjualan dan pendapatan usaha APLN meliputi penjualan mall Neo Soho senilai Rp1,30 triliun pada September 2023. Sedangkan penjualan Central Park Mall pada September 2022 menghasilkan pendapatan sebesar Rp4,08 miliar.

Seiring dengan penurunan penjualan dan pendapatan, laba saat ini pemilik induk perusahaan mengalami penurunan sebesar 45,50 persen, dari Rp2,35 triliun pada kuartal III-2022 menjadi Rp1,35 triliun pada kuartal III-2023.

Sekretaris Perindustrian APLN Justini Omas menjelaskan kinerja industri pada tahun 2023 menghadapi banyak tantangan, termasuk pertumbuhan sektor perumahan yang tidak sesuai ekspektasi. Oleh karena itu, penjualan Neo Soho Mall merupakan keputusan kuat APLN dalam upaya memperkuat pembiayaan yang biasanya digunakan untuk membayar sebagian pinjaman.

“Penjualan di sektor ritel masih ramai dan penuh tantangan, terutama karena daya beli konsumen yang belum kuat. Hal ini berdampak pada pendapatan perusahaan dari penjualan pekerjaan rumah tangga yang saat ini semakin menurun” , kata Justini Omas dalam keterangan pemerintah di Jakarta, ditulis Minggu (29/10/2023).

Pada kuartal III 2023, penjualan APLN tercatat sebesar Rp 933 miliar, turun 41% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 1,58 triliun. 

Dampak penurunan pasar tersebut berdampak pada laba kotor perseroan pada periode tersebut yang meningkat 62,9% menjadi Rp 1,63 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,39 triliun. Sementara laba APLN turun 47,5% menjadi Rp1,35 triliun dari Rp2,57 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *