Wed. Oct 9th, 2024

Peringatan Netanyahu ke Hizbullah: Kami Tidak Akan Tinggal Diam

matthewgenovesesongstudies.com, Tel Aviv – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu (6/5/2024) mengonfirmasi bahwa Israel siap mengambil tindakan keras di Israel utara. Ia menegaskan, pihaknya akan memulihkan keamanan di wilayah yang direbut Hizbullah.

Konflik antara Hizbullah dan Israel telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, menambah kekhawatiran bahwa konfrontasi yang lebih luas antara kedua musuh bersenjata tersebut dapat terjadi.

“Siapa pun yang berpikir bahwa kami dapat dirugikan dan kami diam adalah kesalahan besar. Kami siap mengambil tindakan yang sangat keras di utara,” kata Netanyahu saat mengunjungi wilayah tersebut pada Kamis, menurut Reuters (6/). 6).

“Suatu hari nanti, kami akan memulihkan keamanan di utara.”

Pertempuran tersebut – permusuhan terburuk antara Hizbullah dan Israel sejak perang kedua negara pada tahun 2006 – telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.

Menurut reporter Reuters, sekitar 300 anggota Hizbullah dan sekitar 80 warga sipil tewas dalam serangan Israel di Lebanon. Pada saat yang sama, Israel mengumumkan bahwa 18 tentara Israel dan 10 warga sipil tewas dalam serangan di Lebanon.

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Gerzi Halevi mengatakan Selasa (4/6) bahwa pasukannya siap melancarkan serangan di sepanjang perbatasan utara dan Israel mendekati titik pengambilan keputusan.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan pada hari Selasa bahwa Washington tidak ingin melihat perang skala penuh dan sedang berusaha mencari solusi diplomatik, menambahkan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri melawan Hizbullah.

Hizbullah, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, mengumumkan serangkaian operasi pada hari Rabu, termasuk serangan roket terhadap sistem pertahanan udara Iron Dome Israel di Ramot Naftal, yang berjarak 3 km dari perbatasan.

Roket yang ditembakkan dari Lebanon membakar sebagian besar wilayah di Israel utara minggu ini.

Sheikh Naim Qassem, wakil pemimpin Hizbullah, mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Selasa bahwa keputusan kelompok tersebut bukanlah untuk memperluas perang, tetapi untuk berperang jika perang dipaksakan.

“Qassem mengatakan front Lebanon tidak akan berhenti sampai perang Gaza berakhir,” lapor Al Jazeera.

Hizbullah, sekutu Hamas, mengklaim bahwa Israel menyerang Israel untuk melindungi warga Palestina di Jalur Gaza yang dibom Israel. Mereka sebelumnya mengatakan akan mengakhiri perang jika Israel menghentikan serangan di Jalur Gaza.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *